masahi - kancing kedua

Start from the beginning
                                    

"kamu kalau mau berisik sana turun aja," tukas asahi sambil tangannya masih sibuk mengukir goresan pada buku sketsa-nya.

"enak di sini gangguin kamu," balas mashiho sambil merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha asahi sebagai bantalannya.

asahi menghela nafas dan terpaksa membiarkan pemuda hamster itu dan kembali melanjutkan lukisannya.

dari bawah sini, mashiho jadi tahu kenapa banyak anak-anak yang menyukai bahkan memuja asahi.

mata bulat dengan bulu mata yang cantik, alis coklat yang halus di tambah dengan hidung mancung nan mungilnya dan ikon dari semua itu adalah bibir plum merah milik asahi yang sangat indah.

visual asahi memang sudah tidak dapat diragukan lagi.

semua orang mencintai asahi, termasuk mashiho.

••
empat bulan kemudian


"asahi terima ini ya,"

"ini kancing kedua buat kamu, asahi."

"asahi habis ini mau lanjut kemana??"

"asahi ayo foto."

hari kelulusan sudah datang. anak-anak menyambutnya dengan suka duka. ada yang suka karena sudah tidak perlu lagi bangun pagi atau belajar, namun ada juga yang merasa sedih sebab akan berpisah dengan orang-orang terkasihnya.

asahi tersenyum kecil. di tangannya kini sudah penuh dengan bunga dan beberapa coklat yang anak-anak berikan kepada dirinya, bahkan ada beberapa kancing baju yang juga diberikan kepada asahi. ah asahi tidak bisa menolak.

dengan tubuh kecilnya dan tangan yang penuh, asahi mencari seseorang yang ia harapkan untuk memberikan kancing baju.

"dor!"

dari arah belakang mashiho menepuk pundak asahi dan menampilkan senyuman lucunya membuat asahi jadi tidak bisa marah.

"aduh aduh yang jadi anak populer," canda mashiho sambil menaik turunkan alisnya membuat asahi ingin mencubit mashiho.

"padahal kamu juga sama populernya tuh," balas asahi sambil menendang pelan kaki mashiho.

mashiho tertawa pelan kemudian mengambil beberapa bunga dari asahi untuk ia bawa.

"ayo ikut aku." mashiho menarik tangan kosong asahi, membawanya menuju bangku taman yang sedikit jauh dari beberapa orang.

mereka pun duduk berdampingan.

"akhirnya kita lulus, ya." mashiho menatap lurus orang-orang yang terlihat bahagia karena kelulusan.

asahi ikut menatap kedepan kemudian mengalihkan pandangannya menuju mashiho. matanya jatuh pada kancing kedua milik mashiho yang sudah tidak ada di tempat.

jadi mashiho sudah memberikannya kepada seseorang?

kenapa rasanya asahi menjadi sedih? asahi berharap jika kancing kedua milik mashiho akan diberikan kepada dirinya.

jadi selama ini hanya asahi yang memiliki perasaan pada teman kecilnya itu?

memikirkan itu membuat dada asahi sesak dan merasa ingin mengeluarkan air mata namun asahi tahan.

bahkan asahi juga tidak terlalu memperhatikan omongan mashiho.

"asahi, kamu kenapa?"

asahi menggeleng lemah.

"loh kok nangis?" mashiho terkejut saat tangannya membawa dagu asahi untuk ia lihat dan mendapati mata bulat itu sudah dipenuhi oleh air mata.

asahi juga tidak tahu kenapa dia jadi nangis. masa iya cuma gara-gara kancing baju mashiho, asahi jadi nangis gini.

"m-mashi ..."

"waduh jangan nangis nanti aku dikira mukul kamu loh," gurau mashiho yang membuat asahi memukul lengannya.

"ih jangan bercanda!"

"iya iya maaf,"

"kamu kenapa nangis? perasaan aku belum bilang kalau mau pindah ke korea deh," ucap mashiho membuat asahi menatap dirinya terkejut.

"kamu mau pindah?"

mashiho mengangguk, "maaf tiba-tiba, aku bakal lanjutin pendidikan di sana."

"kamu bilang kita bakal lanjut kuliah di sini!" asahi menatap galak mashiho yang jatuhnya malah seperti anak kecil meminta permen.

"aduh gimana dong, udah keterima juga nih."

asahi menghela nafas kemudian mengusap air matanya.

"yaudah sana pergi."

"gak usah balik lagi."

asahi melipat kedua tangannya dan memilih untuk memunggungi mashiho.

kancing baju gak dapat eh sekarang malah mau di tinggal.

"asahi maaf."

mashiho memeluk asahi dari belakang membuat jantung asahi terasa ribut karena ia dapat merasakan dekapan hangat mashiho bonusnya dapat mencium bau parfum mashiho.

"kamu marah?" mashiho membawa tubuh asahi untuk kembali menghadap dirinya.

"aku janji bakal sering-sering berkunjung ke sini atau kamu juga boleh datang ke korea."

asahi menatap mashiho.

"yaudah, mau gimana lagi." jawab pasrah asahi.

mashiho mengukir senyumannya kemudian merongoh saku kemejanya dan mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi asahi cari.

kancing kedua dari baju mashiho.

"aku sengaja nyimpan ini duluan sebelum anak-anak ngambil paksa," kata mashiho sambil meletakkan kancing baju itu pada telapak tangan asahi. "kamu mau terima, nggak?"

asahi mengerjapkan matanya. ini bukan mimpikan?

katanya kalau ada orang yang memberikan kancing baju kedua saat hari kelulusan artinya orang yang diberi adalah orang yang paling berharga atau kata lain orang itu menyukai kita.

"mashiho ..."

"maaf baru bisa jujur sekarang, sa," mashiho mengusap tangan asahi. "maaf karena aku jadi pencundang karena belum berani mengungkapkan isi hati, ehehe."

"aku suka kamu, aku cinta kamu asahi." mashiho memberanikan diri untuk mengecup ujung bibir asahi.

"jadi ... asahi, mau nunggu aku empat tahun lagi, enggak?"

"aku mau."

mashiho tersenyum kemudian kembali memeluk asahi lebih erat.

"aku juga cinta kamu, shio."






































liris ; asahiWhere stories live. Discover now