"Jadi kamu nggak tau kalo kamu satu sekolah sama Reynan?"
Saka menggeleng, setelahnya menggumamkan kata maaf yang lirih pada Reynan, yang saat ini tengah duduk di depannya.
Beberapa jam yang lalu, saat Saka baru saja berniat untuk pulang dan beristirahat selepas jam kerjanya selesai, Bundanya dengan tiba-tiba menelepon dan kembali mengingatkannya perihal acara makan malam dirumah teman Bunda, yang Saka tahu betul mempunyai niat lain di dalamnya.
Karena malas berdebat, Saka hanya mengikuti saja. Ia menjemput kedua orangtuanya, lalu segera bergegas pergi kesana.
Dan disinilah mereka sekarang.
"Kakak nggak terkenal kali, makanya Bang Saka nggak kenal," celetuk Chandra, yang langsung dihadiahi pelototan kakaknya. Chandra hanya menjulurkan lidahnya, meledek.
Melihat interaksi kakak beradik itu membuat Saka terkekeh pelan. Lucu sekali, pikirnya.
Sebenarnya, celetukkan Chandra ada benarnya. Dulu saat sekolah, Reynan adalah siswa yang pendiam. Sampai sekarang juga masih begitu, sih. Teman yang dekat dengannya pun bisa dihitung jari. Ia juga termasuk jarang sekali menghabiskan waktu istirahatnya diluar kelas. Biasanya hanya menghabiskan makanan bekal yang ia bawa dari rumah di kelasnya, atau lanjut membaca di pespustakaan sekolah.
"Iya juga ya. Si kakak juga kan temennya sedikit, jarang main lagi orangnya," Sang Ibu menambahi. "Pantesan kamu jomblo terus Kak,"
Reynan menghela napas. Bisa-bisanya sang Ibu malah ikutan meledek nya seperti Chandra.
"Tapi masa kamu nggak pernah liat sih, Bang? Manis begini anaknya," Danira, Bunda Saka menepuk pundak putranya cukup keras, membuat yang punya mengaduh.
Sementara Reynan tersipu ditempatnya. Entah sudah berapa kali ia dipuji manis oleh teman Ibunya ini. Sampai-sampai Reynan bertanya dalam hati, Memangnya gue semanis itu, ya?
Reynan sebenarnya pernah mendapat pujian serupa. Tidak sering, tapi sesekali ada saja wali murid yang datang padanya dan memuji penampilannya. Apalagi, anak anak murid nya disekolah juga sangat senang memujinya. Yang bagi Reynan sendiri, diberi pujian oleh anak anak seusia mereka membuatnya merasa senang berkali-kali lipat.
Setelah memukul putranya, Danira mengalihkan pandangan pada Reynan, "Tapi, Reynan tahu Saka nggak?"
Reynan terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. "Siapa yang nggak tau sih, Tante. Kayaknya satu sekolahan juga tahu Saka deh," ujarnya. Reynan bisa merasakan tatapan Saka yang tertuju padanya, tapi dia sebisa mungkin menghindari tatapan itu.
Ya, siapa yang tidak tahu Hesaka Abyasta? Pintar, tampan, semua ada pada dirinya. Dia juga mudah bergaul, dan aktif di beberapa kegiatan sekolah. Dulu, Saka juga pernah menjabat sebagai ketua tim basket. Bukankah Saka adalah paket komplit yang sempurna?
Akan sangat aneh kalau sampai ada yang tidak mengenal Saka.
Lalu, acara makan malam itu pun berlanjut. Mereka semua makan dengan nyaman, sambil sesekali mengobrol perihal apa saja, yang kebanyakan berfokus pada Reynan dan Hesaka tentunya.
***
Reynan sedang sibuk mencuci piring saat ia dikejutkan dengan kehadiran Saka yang sudah berdiri di sampingnya.
"Perlu bantuan?"
Reynan menggeleng. "Nggak usah. Lo mending lanjut ngobrol sana,"
Setelah acara makan malam selesai tadi, semua orang kembali melanjutkan sesi mengobrolnya, tapi berpindah di ruang tamu rumah Reynan. Hanya Chandra yang tidak ikut dan pamit lebih dulu karena ia sudah mengantuk.
YOU ARE READING
Something in Between [HYUCKREN]
RandomBagi Reynan, mencintai Hesaka dalam diam sudahlah cukup. Diam diam mengagumi. Diam diam tersenyum. Diam diam memperhatikan. Diam diam, dia jatuh sendirian. Ya, itu cukup. Tapi bukan semesta namanya kalau tidak penuh dengan kejutan, kan?
![Something in Between [HYUCKREN]](https://img.wattpad.com/cover/330331803-64-k822933.jpg)