10 Sam, kenapa kau berbeda?

3.7K 399 5
                                    

"Ayah!"

"Ayah... kau dimana?"

"Ayah kumohon, pulanglah."

Aku berteriak-teriak memanggil ayah di tengah gelapnya hutan. Aku sudah mencarinya di kota tapi tak menemukan sosoknya sama sekali. Aku takut kalau dia tersesat di hutan dan tidak menemukan jalan pulang. Apalagi badai salju akan datang sebentar lagi. Kalau aku tidak segera menemukan ayah bisa-bisa ayah mati kedinginan.

Oh Tuhan...

"Ayah!" kembali kuteriakkan namanya. Ini gawat. Cuaca semakin dingin dan salju mulai turun semakin banyak. Dan bodohnya aku sama sekali tidak membawa satu penerangan pun saat memasuki hutan gelap ini. Pepohonan di hutan ini terlihat menjulang dan kurus. Di tiap tangkainya hanya tersisa beberapa daun saja yang bahkan akan gugur. Jalan kecil disini hampir tertutup oleh semak-semak yang rimbun dan tangkainya yang tajam. Aku mau akan berteriak memanggil ayah lagi sebelum aku melihat sesuatu yang tergeletak di balik semak-semak. Kukira itu serigala atau beruang, namun saat kudekati ternyata manusia.

Dan itu ayahku.

Dengan cepat aku turun dari kudaku dan berlari mendekati ayah yang tergeletak lemah.

"Ayah, ayah. Apa yang terjadi padamu? Ayah," aku menepuk-nepuk lembut pipi ayah yang dingin agar dia membuka matanya. Aku benar-benar khawatir padanya dan pandanganku mulai buram karena air mata.

"Ah... Fal, kaukah itu?" kata ayah lirih.

"Oh... ayah. Ya. Ini aku, Fallen, putrimu," kataku legah dan memeluk tubuh ayah yang dingin. "Oh demi Tuhan, ayah. Apa yang terjadi padamu? Kita harus segera pulang. Badai salju akan segera datang."

"Tunggu, Fal. Ma-maafkan aku, sayang. Ayah benar-benar minta maaf."

"Ayah bicara apa, sih? Kita harus cepat pulang."

"Tidak, Fal. Sungguh, ayah benar-benar minta maaf. Ayah berusaha melunasi hutang ayah dan aku tidak bermaksud untuk melakukan hal ini padamu."

"Apa yang telah ayah lakukan?"

"A-aku memiliki hutang kepada George Stoon 4 tahun lalu. Demi melunasi hutang tersebut dia bermaksud untuk menyandingkan putranya d-denganmu. Ayah sempat ingin menyetujuinya tapi kemudian ayah menolak dan kabur darinya. K-kurasa mereka sedang mencariku sekarang."

Tiba-tiba ayah meraih tanganku dan menggenggamnya erat. "Larilah, Fal. Ayah tidak setuju jika kau disandingkan dengan putra George."

Belum sempat ayah melanjutkan perkataannya dari kejauhan terdengar suara teriakan.

"Itu mereka," kata ayah lirih. "cepat kau pergi, Fal. Kaulah yang dicari George."

"T-tapi bagaimana dengan ayah?" tanyaku khawatir.

"Jangan khawatirkan soal ayah, pergilah sekarang. Pergi, Fal. Larilah sebelum mereka menemukanmu."

"Toby!" panggilku pada kuda hitam yang kukendarai tadi. Toby berjalan mendekat. Aku membantu ayah berdiri dan kusuruh ayah untuk naik ke punggung Toby. "Bawa ayah pulang," kataku pada Toby. Kuda itu segera berbalik dan berlari pelan keluar dari hutan menuju rumah. Aku menaiki kuda coklat milik ayah dan berlari masuk ke dalam hutan sebelum teriakan orang-orang itu semakin dekat.

***

Aku semakin mempercepat lari kudaku.

Sepertinya salah satu dari mereka menyadari keberadaanku dan mengejarku. Aku semakin masuk ke dalam hutan hingga hanya terdengar suara gagak-gagak yang berterbangan diatasku. Kabut semakin memenuhi pandanganku hingga aku tidak menyadari bahwa aku berada di antara semak-semak. Tangkainya yang tajam menggores kulitku secara perlahan. Aku tidak peduli dan terus berlari bersama kudaku. Aku sempat merintih kesakitan karena tangkai-tangkai itu terus menggores kulitku. Semak-semak ini tak berujung, pikirku. Kudaku sudah berlari cukup lama dan tidak menemukan jalan keluar sama sekali. Aku hampir saja menyerah sebelum aku melihat sedikit cahaya di ujung sana. Jalan keluar. Kami keluar dari semak-semak dan aku melihat sebuah bangunan mirip istana di kejauhan. Perlahan-lahan pandanganku mulai kabur. Kepalaku terasa pening dan semua seolah terasa berputar. Aku merasakan diriku jatuh dari kudaku sebelum kegelapan menguasaiku.

FALLEN (and True Love)#2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang