The Maestro

27 1 0
                                    

Tahun Spesifik : 1482 - 1485
Tujuan Utama : Milan
Target Peluncuran : Leonardo Da Vinci

*Peluncuran Mesin Waktu*

Leonardo pindah dari Florence ke Milan pada 1482. Di sana ia dipekerjakan oleh adipati Milan, Ludovico Sforza, yang suka melakukan banyak hal dengan cara yang megah dan mewah. Leonardo dipekerjakan oleh Sforza dalam banyak proyek, termasuk pembuatan kubah Katedral Milan, pengubahan jalan-jalan sungai, pembangunan kanal-kanal, pembangunan tembok pelindung, senjata perang, sertabpersiapan pertunjukan untuk perayaan-perayaan penting, dan yang terpenting adalah sebuah patung kuda yang dibangun untuk menghormati ayah sang Duke, Francesco Sforza.

1482

Setibanya Leonardo di Milan, ia mampir ke sebuah kedai untuk beristirahat sebelum bertemu dengan sang Duke. Di sana ia mendapatkan seorang kenalan yang tidak lain adalah Profesor Dikenovich. Awalnya Leo sedang duduk sendiri sembari minum, kemudian Profesor menghampirinya sembari bertanya,
"Hai, kamu tidak terlihat seperti orang biasa, kamu pasti seorang seniman bukan?, Atau insinyur mungkin?".
"Oh ya, sebenarnya aku ini memang seorang insinyur, aku datang ke sini atas tawaran dari sang Duke, Ludovico. Tetapi aku juga seorang seniman, aku suka melukis fakta tentang seseorang".
"Ok, senang bertemu denganmu", ujar Profesor.
"Kau juga, aku harus pergi menemui sang Duke, sampai nanti", ujar Leo.

Kemudian Leonardo pun menuju ke istana sang Duke, di sana ia di minta untuk menyelesaikan bagian kubah dari Katedral Milan yang letaknya berada di tengah kota. Menggunakan teknik katrol yang ia gunakan untuk membangun kubah Katedral di Florence, akhirnya ia dapat dengan mudah menyelesaikan kubah Katedral yang ada di Milan.

Setelah itu ia juga di minta untuk mengubah alur aliran sungai di Milan, serta membuat beberapa kanal yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan masyarakat Milan.

Ia juga di minta untuk membangun monemen penting bertema kuda oleh sang Duke. Dalam pembuatannya ia terlihat kesulitan untuk menemukan model yang bagus dan tidak biasa. Ia juga bertekad untuk membuat patung kuda yang lebih besar dari patung Gattamelata yang dibuat Donatello di Padua dan Bartolomeo Colleoni yang dibuat Verrocchio di Venezia. Ia sudah diberikan banyak pasokan perunggu oleh sang Duke untuk menyelesaikan patung tersebut. Sembari mencari inspirasi untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut, ia juga mendapatkan tugas lain yaitu membuat benteng yang kokoh untuk pertahanan kerajaan Milan yang sedang berkonflik dengan Perancis, lebih tepatnya di bawah pimpinan Raja Charles VIII.

Kemudian ketika sedang dalam pengerjaan ia pun mampir kembali ke kedai yang ia datangi saat awal, dan di sana ia kembali bertemu dengan Profesor yang sedang minum.
"Hai, tidak kusangka kita akan bertemu kembali di tempat yang sama. Ngomong-ngomong, siapa namamu?, Dan apa yang kau lakukan untuk hidup?", Tanya Leo.
"Ya, aku juga tidak menyangka akan bertemu kau lagi. Namaku Dikenovich, untuk saat ini aku sedang tidak melakukan apa-apa". Jawab Profesor.
"Kalau begitu apakah kamu mau membantuku mengukur luas wilayah pimpinan Duke Ludovico?, Aku akan sangat mengapresiasikannya", Ujar Leo.
"Ya, tentu saja, mengapa tidak", Jawab Profesor.

Akhirnya mereka pun mulai mengukur luas wilayahnya menggunakan alat yang di ciptakan oleh Maestro Leo sendiri. Mereka berkeliling satu kota sembari mendorong alat tersebut. Setelah sore hari akhirnya mereka pun berhasil mengukur ukuran wilayahnya. Setelah terukur ia pun mulai mendesain model tembok yang nantinya akan dibangun oleh para pekerja. Seminggu kemudian sketsanya telah jadi dan mulailah dibangun tembok-tembok tersebut hingga kurang lebih 10 bulan, tembok itupun telah siap untuk menahan beban serangan musuh.

Kemudian ia juga diminta untuk membuatkan model senjata perang yang dapat membunuh kira-kira seratus orang. Sebenernya Leo agak terkejut dengan permintaan sang Duke tersebut, karena ia tidak mau hasil karyanya digunakannya untuk menghabisi nyawa orang lain. Tetapi ia tidak punya pilihan lain dan untuk menjaga keselamatan nyawanya dari para prajurit sang Duke, yang tidak mengizinkannya untuk meninggalkan Milan untuk kembali ke Florence.

Dikenovich: A Saviour of HistoryWhere stories live. Discover now