KH BAB 24 : Happy Familly

Start from the beginning
                                    

"Yaudah, kalo gitu Akang tidur sekarang. Keburu subuhan bentar lagi." Anna mengelus kembali rahang Adam dengan tangannya yang menganggur.

"Tapi kamu belum selesai.."

"Gak papa. Aku bisa kok."

"Beneran?" Anna mengangguk. "Yaudah kalo gitu aku tidur duluan ya Bun. Maaf, aku ngantuk banget soalnya." Anna tersenyum.

"Gak papa Kang. Tidur aja, jam 7 kan harus kerja." Adam mengangguk. Sebelum berbaring ia sempatkan untuk mencium kening Anna dan pipi gembul Alysa. "Met bobo lagi Ayah." ucap Anna dengan imut.

"Hehe,, makasih sayang-sayangnya Ayah."

•••

Anna tengah fokus menggambar sketsa gaun yang ia rancang di kursi kerjanya.

Sedangkan Alsya, dia bersama Adam yang memang tak ke kantor hari ini.

"Diminum susunya Bun." Adam meletakan susu dalam gelas di meja tempat kerja Anna sambil menggendong Alsya yang sudab berusia 6 bulan itu.

"Makasih Yah." Anna mendongkak lalu tersenyum manis.

"Jangan terlalu lama nunduk, nanti leher kamu sakit." inilah yang Anna suka dari Adam. Ia begitu perhatian.

Tanga kirinya menggendong Alsya dan tangan kanannya memijat tengkuk Anna.

Semoga selalu seperti ini selamanya.

"Iya Ayah. Bentar lagi ya Cantik, tunggu Bunda nyelesai in satu sketsa gaunnya." Adam tersenyum.

"Ciap Buna!" Adam mengangkat tangan Alsya dan berkata demikian.

Adam membawa Alsya untuk bermain di sekitaran Anna. Bermain dengan mainannya.

"Nih liat Sayang. Barbienya cantik, kayak kamu." Adam mencolek pipi gembul Alsya yang sedang tertawa.

Anna melihat ke arah Ayah dan Anak itu sebentar. Ia tak menyangka di umurnya yang baru 22 menginjak 23 sudah sesempurna dan sebahagia ini.

Ia begitu bersyukur memiliki Adam yang begitu baik dan perhatian sebagai seuaminya, dan juga kehadiran malaikat kecil nan cantik itu semakin membuat hidupnya sempurna.

Jika saja dulu ia menentang perjodohan ini, mungkin saat ini ia masih sendiri dan mimpinya adalah melanjutkan pendidikan di kota paris.

Tapi setelah hari ini ia berpikir semua itu tak ada artinya dengan kehadiran Adam dan Alsya.

"Kenapa liatinnya gitu Bun?" Adam membuyarkan lamunan Anna. "Ayah ganteng ya? Oh, udah pasti kalo itu." sifat Adam yang baru ia ketahui setelah menikah adalah ini. Dengan kepedeannya yang tingkat dewa membuat Anna merasa mual setiap kali Akangnya itu memuji dirinya sendiri. Apalagi saat mengaca.

Tapi, Adam memang tak salah. Ia memang tampan hihi..

"Oh iya Kang. Malam ini jadi kerumah Mamah kan?" Anna kembali fokus ke sketsanya.

"Jadi dong. Kamu udah siapin semua?"

"Udah. Tapi nanti coba dicek lagi, takut ada yang ketinggalan." Adam mengangguk.

"Apa? Apa cantik? Mau punya adek?" Anna melirik Adam dengan mata sinisnya. "Ini si cantik yang ngomong loh Bun. Masa gak mau penuhin keinginan Si Cantik."

"Alsya belum bisa ngomong ya Kang!"

•••

"Ow gak papa, kuat ya. Cucu opa kuat." Sopyan menggendong Alsya yang baru saja terjatuh saat mencoba berjalan.

"Iya dong. Cucu Kakek, pasti kuat ya." Aji ikut menenangkan Alsya yang berada di pangkuan Sopyan masih menangis karena terkejut.

"Ini kenapa gak diem. Cup cup cup, anak Cantik gaboleh nangis ya, Alsya sayang.. Nanti ingusan loh." tangis Alsya semakin kencang.

"Kok malah dikatain loh Mas? Harusnya di tenangin. Sini sini, biar saya yang tenangin." Aji membawa Alsya dari pangkuan Sopyan.

"Memang situ bisa?"

"Jangan meremehkan ya. Saya berpengalaman dengan anak dua."

"Iyadeh si paling pengalaman." dengus Sopyan.

Aji mengeyong-ngeyong Alsya yang semakin keras saja tangisannya.

"Anak cantiknya Adam kenapa dibikin nangis Pah?" Adam dan Anna baru saja datang. Memang sebelumnya mereka titipkan Alsya kepada orang tua mereka karena mereka ada acara yang tak memungkinkan untuk membawa Alysa ikut.

"Gak dibikin nangis Dam. Tadi dia jatuh pas coba jalan."

"Yaudah sini sini, sama Ayah ya." Adam membawa Alsya ke pelukannya.

"Bentar lagi nangisnya berhenti kalo sama pawangnya." ucap Anna ssmbari tersenyum, lalu ia bergabung dengan ibu dan mertuanya di meja makan.

Dan benar saja, tangis Alysa reda. Baru satu menit digendong Adam, Alsya sudah tertawa terbahak-bahak.

"See." ucap Anna kepada ibunya.

"Wah hebat kamu Dam." Aji dan Sopyan memberikan Adam tepuk tangan.

"Anna kecil dulu gak kayak langsung diem pas Papi gendong." Adam tersenyum.

"Kamu kasih Alsya jampi-jampi apa Dam?spill dong." ucal Aji.

"Gak ada jampi-jampi.. Karena Alsya itu anak Ayah, iya kan. Anak Ayah, Alsyanum." Alsya tergelak saat Adam menggesekan hidungnya di perut Alsya.

•••

Sudah samngat berpengalaman ya Kang Adam^^

Sabtu/15/April/2023

Kekasih Halal [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now