02

248 42 6
                                    

Sadam tidak paham dengan apa yang terjadi belakangan ini. Kenapa, kenapa selalu bertemu? Apakah ini pertanda bagi mereka?

Getaran notifikasi membubarkan lamunan Sadam. Dengan segera ia mengintip dari siapa notifikasi itu. Sadam menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dan menghela napas panjang. Jika sudah begini sudah bisa di pastikan notifikasi itu berasal dari Sera.

"Sehari aja Ser jangan muncul di kehidupan gua. Usaha gua ngebuang lo jauh-jauh tu jadi sia-sia."

Berniat untuk membacanya, hanya sekedar membaca. Ia menarik paksa tubuhnya dan membuka layar ponsel miliknya.

Sera,
Kamu masih belum bisa maafin aku ya dam? Aku mau kita bersikap seolah kita gak ada masalah apa-apa. Aku gak enak sama Mama kamu.

Sadam menyunggingkan senyumnya lantaran membaca pesan dari Sera itu. Sadam bukannlah manusia yang pemaaf, bukan berarti pendendam. Hanya saja butuh waktu untuk bisa melupakan apa yang terjadi dan menjadikan itu hal yang biasa.

Ia mematikan ponselnya, membaringkan kembali tubuh yang selama ini menahan beban, memejamkan matanya dan memohon ketenangan untuk dirinya.

..

"Lo ikut kan ke acara gua, Ser?" Tanya salah satu temannya, Viola.

Sera menganggukkan kepalanya mengiyakan apa yang di katakan temannya. Ia mendapat undangan pesta ulang tahun Viola, temannya sejak kecil.

"Kapan sih gua gak dateng, Vio. Ntar gua bawa Bara ya haha" Jawab Sera.

"Cieilah first time nih bawa pacar ke acara" Sahut beberapa teman Sera.

Sera berteman cukup baik, ia berteman dengan siapa saja. Ia bukan orang yang memilih-milih dalam berteman. Sekalipun orang itu membawa pengaruh negatif ia tetap berteman hanya saja memberi jarak.

Dan saatnya malam pun tiba. Hampir semua yang berada di aula acara tersebut mahasiswa dengan universitas yang sama. Bisa di bilang hampir semua fakultas ada pada acara pesta ulang tahun Viola.

Dengan kemeja dan celana hitamnya Sadam berjalan menuju teman-temannya yang berada di meja tak jauh dari sang pemilik acara.

"Gila, Dam cakep juga lo. Gini dong, jangan sedih mulu hidup lo. Pikirin yang happy happy aja." Celetuk Jerrel.

Sadam hanya menunduk sembari tersenyum menatap kemeja yang ia kenakan malam ini. Tidak ingin banyak bicara, ia hanya menyimak apa yang teman-temannya itu bicarakan. Bukan juga karena malas, tapi terdapat Bara yang tengah berdiri di samping teman-temannya.

Dulu, Sadam dan Bara berteman baik. Bahkan bisa di bilang mereka berdua memiliki hubungan pertemanan yang lumayan dekat. Selalu pergi bersama, mengerjakan tugas bersama. Tapi sekarang, bagaikan orang asing yang tak saling mengenal satu sama lain. Pertemanan mereka hancur ketika Bara mendekati Sera dan merebutnya dari Sadam.

Ntah itu Sadam yang kurang dalam menjaga Sera, atau Bara yang memang hebat dalam hal merebut kebahagiaan Sadam. Tapi dari itu semua tidak ada yang bisa disesali, semuanya sudah terjadi. Memang takdirnya Sadam dan Sera tidak bersama.

Tak berselang waktu lama, acara pun mulai. Dengan awalan menyanyikan lagu ulang tahun untuk Viola, meniup lilin, dan makan makan. Di akhiri dengan sesi foto dengan sang pemilik acara.

Kini giliran Sadam dan kawan-kawan yang akan berfoto.

"This is Sadam? Kenapa makin ganteng pas udah gak sama gua lagi?"

Bara memerhatikan Sera sedari menatap ke arah Sadam yang sedang sibuk berfoto. Mengayunkan tangannya tepat di depan muka Sera.

"Sayang, kok melamun? Mikirin apa sih?" tanya Bara pada sang kekasih.

Sera yang sadar akan hal itu, menyudahi aktivitasnya menatap Sadam. Ia kembali menatap Bara sembari mengelus pipi miliknya.

"Ah enggak sayang. Aku cuma mikir besok mau masak apa buat bekal kamu"

Tidak ada sahutan darinya, Bara hanya menampilkan senyumnya dan mengecup bibir Sera.

"Gak tau tempat dua bajingan itu"

..

Rain ; YouWhere stories live. Discover now