"FAJRI,,,,," ucap mereka berbarengan yang refleks menyebut nama Zidane dengan sebutan fajri, kemudian mereka saling menatap satu sama lain

"Kok dia tiba-tiba pingsan?"

"Gak bisa nyanyi kali makannya pura pura pingsan"

"Kasian mungkin dia pingsan beneran tuh, tadi saya juga sempet lihat dia  memegangi kepalanya mungkin dia lagi pusing"

Itulah beberapa ucapan ucapan pengunjung cafe yang sempat menyaksikan mereka bernyanyi yang tiba-tiba heboh karena Zidane pingsan.

"Fen ini gimana? Kita harus bawa dia ke mana, kalau antar pulang kita gak tau rumah dia ada di mana" ucap Shandy

"Yaudah kita bawa pulang dulu biar dia bisa istirahat di rumah kita, kebetulan jam kerja fen udah selesai kita bisa langsung pulang aja" ide fenly, kemudian mereka mengangkat tubuh Zidane ke tepi jalan lalu mereka memberhentikan taksi yg kebetulan sedang lewat di depan mereka.

"Fen Lo pulang pakek taksi aja ya, biar gue bawa pulang motor" ucap Shandy setelah mereka selesai memasuki Zidane ke dalam taksi itu

"Yaudah, hati hati ya kak" ucap fenly kemudian taksi itu segera melaju dan di ikuti Shandy di belakang mengendarai motor nya.

******
Di kediaman dinand ternyata ia sedang menunggu Zidane yang tak kunjung pulang

"Mana sih tu anak gak pulang pulang jugak dah jam segini, awas aja nanti kalau pulang gue kasih pelajaran tuh anak, bisa bisa nya gak ngehargain gue pergi seenaknya gak pamitan dulu" monolog nya kesel

Kemudian ia mengambil handphone mencari nomor telepon Zidane menghubungi nya berkali kali namun tetap saja tidak ada yang mengangkat nya, ia semakin prustasi kemudia menghubungi salah satu anak buah nya untuk segera mencari keberadaan Zidane dan segera membawanya pulang.

"Hallo Noel, Lo segera perintahkan semua temen-temen Lo yang lain untuk mencari keberadaan Zidane, dia gak pulang dah jam segini, cepet cari keberadaan dia dan segera bawa pulang ke rumah"

"Baik boss, saya dan yang lain akan segera mencari keberadaan Zidane"

"Kalau udah ketemu segera hubungi gue ngerti?"

"Baik boss" telpon itu pun sudah terputus

******

Zidane ia dengan pelan mulai membuka matanya, menatap langit-langit kamar yang masih terlihat samar.

Dimana ini? " Gumahnya

Aroma khas kamar ini tarhirup olehnya, entah mengapa rasanya ia sangat suka dengan aroma ini, dan begitu nyama berada disini

Pandangannya sudah mulai membaik, ia menduduki diri dan menyenderkan diri di ranjang itu.

Kamar yang penuh dengan poster basket, bahkan propeti kamar ini berciri khas basket.

"Kamar siapa ini? Kayaknya pemain basket deh? " Gumamnya lagi sendiri

Saat melihat kamar itu, tak sadar netralnya menangkap satu foto, Foto seorang pemuda yang mungkin bisa di bilang seusianya dia menggunakan jersey serta sebuah ban khusus di lengannya menandakan pemuda itu adalah seorang ketua basket.

Ia mengambil foto itu, dan memperhatikan dengan diteal, ia juga sering melirik wajahnya dari pantulan cermin yang tersedia diding tepat didepan ranjang, jadi ia tidak harus berjalan kearah cermin itu.

"Mirip banget, Apa ini yang namanya Fajri? " Tanyanya lagi sendiri.

"Iya itu Fajri" Balas seorang yang baru masuk dan membawa sebuah nampan berisikan teh hangat dan seporsi makanan.

"Eh,,, sorry,, gue lancang pegang Foto adik lo" Ucap Zidane merasa bersalah

"Hm,, santai aja,, " Balas fenly singkat dan menyodorkan secangkir teh tersebut, kemudian Zidane mengambil teh itu dan langsung meminum nya.

"Ini memang kamar almarhum adik gue, pasti Lo bertanya tanyakan kenapa kamar ini berciri khas basket, ya Karna almarhum Fajri dulu ia sangat menyukai olahraga di bidang tersebut, sampai sampai dia di kasih kepercayaan buat jadi ketua tim nya, dia juga pernah mengharumkan nama sekolah nya dengan memenangkan kejuaraan basket tingkat provinsi, gue sebagai kakaknya tentu sangat sangat merasa bangga kepada nya. "cerita fenly secara detail

"Gak nyangka orang sebaik mereka ini malahan di musuhi" batin Zidane

Ceklek,,,,,

"Udah sadar? " Tanya seseorang yang juga baru masuk, siapa lagi kalau bukan Shandy

"Gue sebenarnya kenapa? Kok bisa dirumah kalian? " Tanya zidane bingun

"Oo,, tadi lo tiba-tiba pingsan, saat kita lagi nyanyi di Cafe tadi" Jelas shandy dan ikut duduk ditepi ranjang

"Kok bisa? " Tanya zidane aneh

"Ya,, kita ngak tahu, mungkin lo kecapean kali" Tebak fenly dan zidane hanya menganggukan kepala.

"Btw,, rumah lo dimana? Trus,, kenapa ya lo mirip banget ama adik gue" Tanya Shandy yang  melihat detail wajah anak ini

"Ya mana gue tahu, namanya dikasih tuhan, ngak bisa gue tolak" Jawab zidane apa adanya.

"Udah ah gue mau pulang, ngak enak ngerepotin kalian" Ucap zidane yang hendak berdiri

"Kenapa gak nginap aja sih, ni juga dah malam banget bentar lagi dah subuh nih nanggung juga kan, udah deh nginap aja besok pagi boleh pulang" ucap fenly menarik tangan Zidane agar dia gak pergi

"Ya udah deh gue nginap, badan gue juga dah capek banget nih butuh istirahat"ucap nya dan kembali duduk di tepi ranjang

"selepas ini gue percaya bahwasanya kalian memang orang orang yang baik, gue nyesel dah nurutin kemauan dinand buat nyelakain kalian" ucap Zidane ia cuman membatin

"Nah gitu dong, yaudah kita tinggal ya biar kita gak ganguin Lo istirahat dan itu makanan jangan cuman di anggurin doang di makan juga ya" ucap shandy dan di angguki kepala oleh Zidane

Setelah di tinggal fenly dan shandy ia coba mengingat ngingat tentang apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah ini

"Lagu itu seperti familliar banget di gue, tapi kapan gue pernah nyanyiin nya ya?, Dan kenapa fajri ini memiliki wajah yang sama persis seperti gue, apa bener gue ini adalah Fajri yang sebenarnya, dan mereka anggap sudah meninggal? Tapi dinand,,,,,?, Fenly shandy, gue juga merasa gak asing lagi sama mereka dari segi perhatian yang mereka kasih membuat gue jadi nyaman di dekat mereka, justru sangan berbanding terbalik saat gue ada di dekat Dinand padahal justru dia lah kakak gue tapi kenapa gue gak menemukan kenyamanan disaat ada di dekat dia"

Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri yang tak kunjung ada kejelasan, kini ia mencoba meniduri dirinya, mencoba untuk tidak berfikir yang aneh aneh terlebih dahulu, ia berjanji akan menyelidiki ini sampai semua kejanggalan ini ada kejelasan nya.


🌸🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komen
Biar author makin semangat buat
Ngelanjutin cerita ini, thanks for reading

Collab: ShopieOktapiani

Dream || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang