Chapter 6

426 71 13
                                    

Hallo, selamat siang! Di cuaca yang sangat panas ini mari kita lihat drama dua anak adam yang mulai merasakan kepedulian masing-masing.

So, happy reading, guys!

_________________________________________


💚❤

Pagi yang tenang. Matahari bersinar cerah menyambut pagi. Suara burung pipit berkicau menambah suasana ceria. Tetes air hujan  yang masih tersisa di dedaunan mulai turun dan mengering. Terserap oleh tanah yang masih basah.

Hujan berhenti turun sebelum fajar. Sisa-sisa hujan itu masih terlihat juga dari atap rumah yang menetes sedikit-sedikit.

Di dalam kamar, Wang Yibo membuka kedua matanya. Dia mencoba menghalau rasa pening yang mendera.

Apa dia demam?

Wang Yibo meraba keningnya saat merasakan sesuatu di sana. Ada kain yang dilipat cukup tebal di dahinya. Saat Wang Yibo mengambilnya, dia melihat kain itu telah mengering.

Wang Yibo hendak bangun dan duduk. Akan tetapi dia baru sadar tangan kirinya tidak bisa digerakkan. Dia pun menoleh. Di sana, Xiao Zhan tidur dengan posisi duduk. Sementara kepalanya di atas ranjang dengan tangan memegang tangan Wang Yibo. Seolah mencari kehangatan dan kenyamanan.

Wang Yibo berpikir cepat, apa Xiao Zhan merawatnya semalaman? Sehingga tertidur di sana?

Perlahan, dia mencoba menarik tangannya. Lalu dia duduk dan bersandar di kepala ranjang. Dia memijit pelipisnya saat dirasa kepalanya masih sedikit pening.

Sudah lama rasanya dia tidak demam. Sampai harus merepotkan orang seperti ini.

Setelah duduk cukup lama, Wang Yibo merasa lebih baik dan turun dari ranjang. Dia sangat haus sehingga pergi ke dapur mencari air. Dia melongo melihat beberapa lemari terbuka dan ada panci di atas kompor. Dapurnya berantakan.

“Astaga! Bocah itu, aduh kepalaku kembali pening,” keluh Wang Yibo lirih. “Sudahlah, biar nanti saja beres-beresnya.”

Setelah minum air dan merasakan tenggorokannya segar, dia kembali ke kamar dan menyentuh bahu Xiao Zhan.

Didorongnya pelan lalu dia mengguncang cukup keras karena tidak mendapat respons. Xiao Zhan masih tertidur dan malah mencari posisi yang nyaman.

Wang Yibo merasa kasihan pada akhirnya. Dia menghela napas lalu mengangkat tubuh Xiao Zhan yang ternyata cukup berat.

Hampir dia oleng dan terjatuh karena dirinya pun masih sakit. Wang Yibo urung membawa Xiao Zhan ke kamar sebelah. Dia menaruh Xiao Zhan di kasur miliknya.

Sebelum pergi keluar kamar, dia menatap Xiao Zhan yang kembali meringkuk di kasur bagai bayi yang sangat lucu. Wang Yibo terkekeh melihatnya lalu pergi dari sana sambil menggelengkan kepala.

Sepertinya hari ini dia tidak akan ke lumbung. Mungkin dia akan membereskan dapur lanjut memasak untuk sarapan.

.

.

.


Hampir tengah hari, Xiao Zhan terbangun dari tidurnya. Dia bingung karena dia sudah berada di kasur. Sementara orang yang semalam dirawatnya tidak ada di sana.

Dengan muka bantalnya, dia pergi keluar rumah dengan hati-hati. Hendak ke sumur untuk mencuci muka. Efek menangis semalaman kini matanya bengkak dan sangat sulit untuk melihat dengan jelas.

Saat tiba di belakang rumah, dia malah terkejut sendiri dan kakinya terpaku di bumi.

Di sana, Wang Yibo tengah asyik menimba air dari sumur. Sepertinya pria kekar itu tengah memenuhi beberapa gentong air.

Mr Handsome, I Love YouWhere stories live. Discover now