9 - Liburan dimulai!

57 17 2
                                    

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan~

Happy reading!

🌟🌟

Ayu terbangun dengan perasaan sangat segar di hari itu, berkat Jungwoo dia dapat beristirahat dengan nyaman.

Ayu segera membantu beberapa petugas yang sedang memindahkan dus-dus makanan, pakaian, obat-obatan dan yang lain. Dia sangat sibuk bergerak kesana-kemari, kemudian terkejut melihat Jungwoo tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Jungwoo berekspresi agak aneh, dia mengambil alih dus pakaian yang dibawa oleh Ayun menuju ke tenda anak-anak itu.

Mereka berbincang sambil berjalan bersama. Ketika tiba di tenda anak-anak. Seluruh mata tertuju pada Jungwoo, tanpa Ayu sadari sejak tadi. Semua orang tua disana mulai berbisik hingga Ayu pun mau tak mau ikut memperhatikan arah pandang dari semua orang di tenda itu juga.

"Kau.. hahaha"

"Yah tertawalah" wajah Jungwoo benar-benar kusut sekarang, sepertinya sejak kemarin dia menjadi sasaran empuk tertawaan Ayu. Tapi anehnya dia tidak sedikitpun merasa tersinggung.

Ayu menghela napas berusaha menghentikan tawanya kuat-kuat. "Kenapa kakimu bergetar seolah berdiri di atas kursi pijat?"

Jungwoo tersenyum, "berkat seseorang, aku jadi seperti balon menari yang ada di depan toko. Bisa-bisa mungkin aku di rekrut untuk menari sekarang juga" candanya yang berhasil membuat Ayu sekali lagi tertawa cukup kencang.

Jungwoo yang merasa risih menjadi bahan tontonan di tenda itu pun menggandeng Ayu untuk segera keluar.

Ayu hanya mengikuti kehendak Jungwoo tanpa banyak bertanya, karena kaki Jungwoo tidak kuat untuk berjalan terlalu jauh, mereka kini beristirahat di bukit dekat tenda darurat. Mereka melihat kondisi banjir di bagian pesisir dari sana.

Ayu perlahan melepaskan genggaman tangan Jungwoo yang membuat Jungwoo meminta maaf karena tidak enak.

"Maaf aku tidak bermaksud.."

Ayu tersenyum cerah, lalu menunjuk ke arah lain dari pesisir itu. "Itu apakah masih termasuk Korea juga?"

"Benar. Itu masih termasuk bagian pulau kami. Yang disana dan disana juga termasuk bagian dari kepulauan di semenanjung Korea" jelas Jungwoo sambil menunjuk ke arah pulau-pulau di lautan.

"Aku baru tau kalau kalian juga memiliki kepulauan seperti ini"

"Kau belum pernah ke Jeju sebelumnya ya?"

Ayu menggeleng menandai bahwa ini merupakan perjalanan pertamanya di Jeju.

"Baiklah, bagaimana kalau kita menyusun ulang rencana perjalanan kita?" Jungwoo tampak bersemangat

Mereka melanjutkan diskusi mengenai itu, tanpa mereka sadari kalau sebelumnya mereka menjadi korban banjir.
.
.
.
Ketika mereka telah kembali ke tenda, situasi disana sudah lebih tenang. Beberapa kepala keluarga kembali ke rumahnya karena pemerintah sudah mengeluarkan pengumuman resmi bahwa tidak ada banjir susulan namun bagi beberapa desa yang rumahnya paling terdampak belum boleh kembali.

Jadi Jungwoo dan Ayu berada di tenda, malam itu mereka memakai sleeping bag yang dibagikan.

Jungwoo sudah dalam posisi berbaring nyamannya, tetapi dia belum ingin tidur, kini menoleh pada Ayu. Dia sedang duduk sambil menatap langit-langit, lalu sibuk dengan buku di tangannya. "Ayu, kenapa kau berikan pakaianmu?"

Pertanyaan Jungwoo membuat Ayu menoleh. Ayu yang sedang menggambar sebuah desain jadi berhenti. Kemudian menatapnya sekilas, sepertinya dia sedang tidak bercanda jadi Ayu akan menanggapinya dengan serius kali ini. "Karena ada yang lebih memerlukannya daripada aku." Jelasnya dengan senyum dan melanjutkan menggambar desainnya lagi.

Jungwoo mengerucutkan bibir, "kalau kau sebegitu ingin menghibahkannya, kenapa tidak berikan padaku?". Jungwoo berbalik menghadap Ayu untuk menunjukkan wajah kesalnya

"Apa yang ingin kau lakukan dengan pakaian wanita?" Ayu tidak memahami arah pembicaraan ini. Dia bahkan menghentikan pekerjaannya dan menatap wajah Jungwoo.

Melihat ekspresi wajah Ayu yang curiga membuat Jungwoo tertawa pelan, dia pun bangun dari posisi rebahannya "hei hei, pikiran macam apa yang kau miliki disini?!" Ucapnya sambil menyentuh kening Ayu.

"Apakah...?"

Jungwoo menggeleng, "Dasar! Kau pasti tidak menyangka kalau aku berpikir untuk menjualnya kan? Aku tau pasar loak yang menawarkan harga cukup tinggi untuk pakaian desainer"

Ayu kini menatap Jungwoo dengan seksama dari kepala hingga kaki, kemudian tangannya bergerak-gerak seperti menghitung sesuatu. "Apa kau memerlukan uang?" Tanyanya setelah melakukan perhitungan di kepalanya

Mendengar Ayu menyebutkan soal uang, seolah mata Jungwoo menjadi hijau. Dia tersenyum sambil mengangguk heboh "mana ada manusia yang tidak memerlukan uang" jawabnya penuh semangat

Ayu kemudian memperhatikan wajah Jungwoo dari dekat, "hmm, setelah ku perhatikan lagi kau memiliki fitur wajah yang menarik". Dia berputar mengelilingi Jungwoo sambil melihat gaya berpakaiannya yang menurut Ayu sangat tidak fashionable.

"Jungwoo, sepertinya aku tau kegiatan tambahan apa yang ingin ku lakukan untuk liburanku"

Jungwoo hanya diam, kelopak mata kanannya terus berkedut seolah ia akan mendapatkan nasib baik.

"Ayo kita memulai liburan yang sebenarnya!!" Ayu sangat senang hanya dengan mengatakan itu.

♡♡

Yuta menonton siaran berita pagi dengan ekspresi cemberut. "Haah~ bukankah seharusnya kau bersembunyi dengan baik?"

Televisi saat itu memperlihatkan vidio evakuasi banjir yang terjadi di Pulau Jeju. Meskipun kualitas vidio itu buruk, tapi Yuta dapat melihat bahwa penulis Kim berada di atas perahu karet itu.

Yuta senang karena ia tak perlu susah-susah mencari penulis Kim tapi ia merasa sedikit 'sayang'.

"Ah.. benar.. aku kan tidak perlu langsung menemukannya. Anggap saja aku tak melihat ini, benar begitu saja!"

Telepon Yuta berdering dan disana tertulis Marlène. Yuta cukup ragu haruskah dia mengangkat telepon itu. Tapi dering itu tak henti-henti, akhirnya Yuta memilih menerimanya. "Ya, Marlène?"

"YUTA! PENULIS KIM! AKHIRNYA KITA MENEMUKANNYA!!"

Yuta tersenyum mendengar kata 'kita' yang diucapkan Lèa. "Benar, haruskah 'kita' pergi menemuinya sekarang?"

"TENTU! AKU AKAN SEGERA MEMESAN TIKET PESAWAT!!"

"Emm.. ku rasa naik kereta akan lebih baik, aku khawatir bandaranya ditutup sementara"

"Kalau kita naik kereta, maka selanjutnya kita perlu menaiki kapal feri tapi pada cuaca seperti ini akan sulit"

Yuta tak bisa menahan senyumnya, "benar, lalu apa yang harus 'kita' lakukan?"

"Itu yang ku bicarakan, bagaimana kalau setidaknya kita harus bersiap-siap dulu sebelum memutuskan untuk pergi?"

Yuta terkekeh, "baiklah, Marlène-ku. Aku akan menunggumu dengan tenang"

"Hey! Ini bukan waktunya bercanda!!"

Yuta tertawa kecil, "aku akan segera menjemputmu" lalu mematikan sambungan telepon itu.

Yuta mencari tahu mengenai banjir di pulau Jeju, dia membaca semua artikel terkait untuk mencari lebih banyak informasi. Yuta menemukan artikel yang memuat siluet Penulis Kim disana, ia mencoba menghubungi orang yang mengunggah artikel itu untuk mendapatkan lokasi pastinya. Sekali lagi, berkat kemampuan aktingnya, Yuta mendapat informasi berharga.

Yuta menuliskan alamat di selembar kertas sebelum merobeknya. "Yah apa yang aku harapkan darinya? Dengan mudah aku menemukannya, nah apa kau mencoba pergi lagi setelah ini?"

♡♡
Next😬

My Sweet Escape✅️Where stories live. Discover now