3

45 8 1
                                    

Stasiun Jakarta

   Stasiun Jakarta salah satu tempat yang pasti di kunjungi banyak orang. Tapi entah mengapa hari ini tempat ini sangat sepi, padahal ini hari Minggu loh.

Vani dkk kebingungan kenapa sangat sepi. Mereka saling pandang seolah-olah tau apa yg mereka pikirkan satu sama lain. Dengan kompak Vani dkk melihat kearah rean dan menyakan satu hal serempak

"Lo sewa ni stasiun ya?" Tanya Vani dkk. Dan hanya di respon anggukan oleh rean

"Anjir parah si" kata lexa

"Iya ih kasian tau yg pengen naik kereta gak bisa" ucap Amel. Yang hanya di tanggapi dengan tatapan yang erggh.
'apa aku salah ngomong ya?' batin amel

"Lo ngeluarin berapa JT?" Tanya Vani

"1,5" jawab rean

"JT murah ba-" ucapan lexa terpotong oleh rean

"M" potong rean

Setelah mendengar jawaban rean kompak Vani dkk membuka mulutnya dengan mata yang sedikit melotot tanpa berkedip.

"Tutup mulut kalian ,gue gak mau ya kalau sampe ada berita 3 gadis mati karena tersedak lalat yg masuk kedalam tenggorokan mereka" kata rean

"Ih Ama marah' Mulu perasaan, nanti cepet tua loh" ucap Amel yg hanya di tanggapi dengan memutar bola matanya malas

"Iya anjir auranya ke setan nyasar" ucap lexa asal ceplos. Yang hanya di tanggapi kekehan kecil dari rean yang membuat mereka merinding.

"Lo pikir gue kaya gini karena apa, jelas karena gue nginget apa tujuan kita disini" ucapannya membuat Vani dkk senyum smirk.

   Tanpa mereka sadari, bahwa ada orang yang memperhatikan mereka dari jauh. Sambil berkata ' permainan di mulai hahaha'  . Setelah mengucapkan itu orang yang dari tadi memperhatikan Rean dkk pun meninggalkan stasiun.

Kembali ketempat rean dkk, yg sudah memikirkan apa yg akan mereka lakukan di Jakarta , sebaliknya dengan xio yg kesusahan membawa barang bawaan mereka yg kayaknya kalau di jual bisa langsung beli tokonya. 'untung aja di gajih kalau gak dah gue cemplungin mereka ke sungai Amazon. Huh untung aja mereka bawa 2 bodyguard lagi, jadi gue gak terlalu kesusahan deh' suara hati xio.

"Gak usah ngelamun" ucap Rean mengagetkan xio

"Hehehe maaf nona"balas xio

"Hm" singkat rean

"Ih kasian ayang xio kesusahan bawa barang dedek, sini dedek bantuin" kata lexa sedikit alay.

Begini lah lexa ketika sudah bertemu dengan yang bening aja sedikit pasti bakal keluar sifat alay nya.

"Gak perlu nona" balas xio sambil menggaruk tengkuknya canggung. Walaupun hal ini sudah biasa terjadi tetap saja ini kejadian yang membuat suasana menjadi akward.

Walaupun xio tau kalau nona nya yang satu itu hanya bercanda, tapi tetap saja kalau kejadian ini terjadi terus menerus dia juga bisa baper.  Kan kalau baper bahaya lagian dia sadar diri akan posisinya.

"Ih gak pa-" seperti biasa sebelum perkataan lexa beres sudah terlebih dahulu di potong oleh rean

"Udahlah dia juga gak mau kan. Kalau Lo mau angkat' barang kayak dia Lo kerja aja lumayan kan dapet uang. Lagi pula xio gak sendirian dia udah ada temen" ucap Rean p×l

"Iya iya ish" ucap lexa sambil memalingkan muka.

"Udah ribut Mulu perasaan ini kapan nyampe rumahnya" ucap Vani

"Yaudah ayo" ucap rean. setelah mengatakan itu rean pun pergi meninggalkan Vani dkk

"Si anjir malah di tinggal" ucap lexa yang langsung menyusul rean di ikuti Vani dan Amel di belakang dan jangan lupa xio dan dua bodyguard lainnya membuntuti mereka dari belakang.

Skip

   Sekarang Rean dkk sudah berada di dalam mobil Ferrari dan seperti biasa dengan atap yang di buka tentunya.
Posisinya itu rean dan Vani di depan dengan rean yang nyetir sedangkan lexa dan Amel di belakang.

Sedangkan xio dan dua bodyguard lainnya di mobil yang berbeda dengan Rean dkk. Untuk sampe rumah Rean dkk yg di Jakarta dari stasiun memakan waktu 1jam lebih 35mnt.

Saat sudah sampai rean langsung memanggil mang Asep yang sudah menjadi rumah atau lebih tepatnya mansion mereka saat mereka lagi di Bandung.

"Mang Asep bukain gerbangnya" teriak Rean

"Biasa aja dong" kata  Vani

"Bener tuh"saut Amel

Karna mang Asep gak keluar keluar dari tadi rean dkk pun saling pandang dan

"MANG ASEP BUKAIN GERBANGNYA" teriak Rean dkk

Mang Asep yang lagi tidur di pos satpam langsung ke bangung dan langsung mencet tombol buat bukain gerbangnya.

Mobil rean dkk dan xio pun masuk kedalam halaman mansion. Saat sudah sampai di depan pintu masuk mereka pun turun dan langsung buru' mau buka pintu.

   Saat akan di buka mereka kebingungan kenapa gak bisa di buka Vani dkk terus berusaha untuk membuka pintu tapi tetep aja gak bisa . Rean yang melihat tingkah Vani dkk terkekeh yang membuat Vani dkk nengok ke arah rean.

"Apa?" Tanya rean

"Kok gak bisa di buka si" tanya Amel sambil menghentakkan kakinya.

"Palingan bi inem lagi ke pasar jadi pintunya di kunci" kata rean

"Oh yaudah" ucap Vani.

   Setelah mengucapkan itu Vani duduk di teras rumah sambil menunggu bi inem pulang. Yang lain pun mengikuti Vani duduk di teras. Tidak lama kemudian mereka melihat bi inem datang sambil marah'.

"Bi kenapa?" Tanya Vani saat bi inem sudah sampai di depan mereka.

"Ini loh non masa mang Asep telat jemput bibi, padahal bibi udah bilang kalau kalian mau Dateng, gajadi deh bibi nyambut kalian" ucap Bi inem dengan nada marah di awal dan sedih diakhirat di

"Gak papa bi kan sekarang udah ketemu" ucap Vani

"Tapi kan" ucapan bi inem terpotong oleh Amel

"Udah ah mending kita pelukan" kata Amel.

Mereka pun berpelukan dan melupakan 4 orang lainnya serasa dunia milik mereka yang lain ngontrak.











________________________________________________

                        
                      Happy reading

_______________________________________________

Four Angels of HellNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ