🏳️6🏴

426 68 18
                                    

Marahan

"Terus saja bersamanya! Tinggakan aku!"-kmj

"Chan kau lebih mempercayainya daripada aku?"-kjh

"Kau itu hanya sahabat ku Han. G
Tidak lebih. Apa benar kata mereka kau hanya memanfaatkan ku?"-syc

...

Jaehan bangun pagi sekali, matanya sembab karena menangis semalaman. Ingatan tentang Yechan menciumnya kemarin dan menghinanya membuat matanya kembali memanas.

Kenapa Yechan tidak bisa menerima kenyataan bahwa Jaehan adalah gay, yang sialnya menyukai seseorang straight seperti Yechan.

Tapi Jaehan sadar diri, Yechan terlalu sempurna untuk bersanding dengan nya. Dia sudah bahagia hanya dengan menjadi sahabat Yechan. Dia tidak ingin berharap lebih, takutnya hatinya tambah sakit.

Jaehan menghela nafas, dia beranjak dari acara rebahan nya, dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Mungkin mandi bisa membuat pikirannya lebih fresh.

.
.
.

Yechan diam dengan pikiran berkecamuk, bisa-bisanya dia mencium Jaehan seperti itu.

Sebenarnya sih gak masalah, tapi masalahnya dia adalah straight. Bagaimana mungkin dia mengaku straight tapi dia mencium Jaehan seperti semalam hanya karena Jaehan pergi sama cowok.

Dia cuma gak mau Jaehan menjadi seorang gay, dia gak mau sahabatnya itu belok. Dia hanya ingin yang terbaik untuk sahabat kesayangannya itu. Tolong kata yang terbaiknya di buat tebal dan miring dan jangan lupa di garis bawahi.

Ini semua Yechan lakukan demi kebaikan masa depan Jaehan.

"Cih, yang terbaik katanya. Baik apanya cobak?"-author

"Bacot! Mending Lo layanin orang beli cireng tuh" author mengendus lalu kembali menggoreng cireng:)

"Kayaknya Chani harus minta maaf sama hanie deh " Yechan memutuskan untuk meminta maaf sepulang sekolah ini.

Soalnya Jaehan tidak pergi ke sekolah.

.
.
.

"Hanie!! Jaehanie!!" Yechan mengetuk pintu kamarnya, dimana Jaehan ada didalamnya. Soalnya tadi rumahnya dia kunci:)

"Hanie! Buka pintunya, ini Yechan! Jaehanie!!" Yechan terus memanggil Jaehan,

Tak lama pintu terbuka, menampakkan sosok pemuda mungil dengan wajahnya yang kacau.

"Hey, kau menangis? Maafkan aku" Yechan memeluk Jaehan. Jaehan yang di peluk hanya diam tak bicara apapun.

Matanya kembali memanas saat mengingat bahwa pemuda yang kini memeluknya memperlakukannya dengan buruk semalam.

"Hiks..." Yechan yang mendengar suara isak-an dari kesayangannya pun makin mengeratkan pelukannya.

"Stttt... Jangan menangis, maaf... Maafkan aku" Yechan mengusap punggung  pemuda yang menjabat sebagai sahabatnya itu.

"Hiks, Yechan jahat! Jaehanie tidak suka! Sana pergi!!" Jaehan memberontak di pelukan Yechan, tapi pemuda jangkung itu makin mengeratkan pelukannya sampai dirasa Jaehan berhenti memberontak.

Dia melepaskan pelukannya, "maafkan aku jaehanie, aku hanya tidak ingin kau menjadi seorang gay, aku melakukan ini semua demi kebaikan mu. Jadi sekali lagi maaf..." Yechan mengelus pipi Jaehan.

Jaehan hanya tersenyum kecut, Yechan benar. Ini semua demi kebaikannya. Tak seharusnya dia menyukai Yechan. Dia harusnya sadar. Statusnya untuk Yechan tak akan pernah berubah. Dia hanya akan menjadi seorang sahabat untuk Yechan, tidak lebih.

.
.
.

Yechan dan Jaehan berjalan-jalan di sekitar taman dekat komplek perumahan yang Yechan tempati.

Suasananya sangat damai sampai seseorang datang dan menampar pipi Jaehan.

Plak!!

"Sialan! Udah gue bilang! Jauhi Yechan! Kau benar-benar cari mati ya Kim Jaehan!!" Itu Kim minjeong, atau kerap dipanggil winter.

"Win? Kamu apa apaan? Hanie kau baik-baik saja?" Tanya Yechan khawatir.

Jaehan hanya tersenyum tipis, "kau pikir aku takut pada ancaman bodohmu itu?! Aku tau, kau mana mungkin berani meminta hal seperti itu pada ayahmu, lagipula ayahku adalah karyawan terbaik di sana. Mana mungkin ayahmu memecat ayahku hanya dengan alasan kau tidak menyukaiku." Winter menggeram marah.

"Sialan! Kau benar-benar mencari mati ya Kim Jaehan!!" Winter kembali memukul Jaehan, tapi Jaehan hanya diam saja.

Dia ini seorang laki-laki, tidak pantas jika dia memukul seorang perempuan.

"Minjeong sudah cukup!" Yechan menjauhkan winter dari Jaehan.

Winter berdecih, "Terus saja bersamanya! Tinggakan aku!"

"Win, bukan seperti -

-Sudahlah Yechan! Kau tahu?! Dia, pemuda sialan ini hanya memanfaatkan mu, dia menyukaimu. Dia ingin membuat kau menyukainya, lalu menaklukkan mu, setelah mengambil hatimu dia akan mengambil hartamu, lalu mencampakkan mu begitu saja. Sudah lah, kalau kau memang tidak mau mendengarkan" Jaehan mengepalkan tangannya

"Bukannya kata-kata tadi lebih cocok untukmu nyonya Kim minjeong?? Chan jangan mempercayainya, dia bohong. Dialah yang memanfaatkan mu, aku tidak seperti itu, aku-

-Sudahlah Han. Jangan memfitnah winter seperti itu, dia bukan orang seperti itu. Dia orang yang baik" winter yang mendengar perkataan Yechan tersenyum miring

"Sepertinya winter benar, bisa saja kamu menyukaiku, lalu seperti yang winter bilang tadi, akhirnya aku akan dicampakkan. Bukankah bisa saja?"

Jaehan tidak percaya, Yechan menuduhnya? Matanya berkaca-kaca,

"Chan kau lebih mempercayainya daripada aku?" Tanyanya lirih.

"Dengar, Kau itu hanya sahabat ku Han. Tidak lebih. Apa benar kata mereka kau cuma memanfaatkan ku?" Tanya Yechan.

Jaehan hanya menatap nanar kearah Yechan. "Kau benar-benar bukan Yechan. Bisa-bisanya kau menuduhku seperti itu. Jangan temui aku sebelum kau benar-benar menjadi Yechan yang dulu" Jaehan berbalik, dia berlari dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

Hatinya sakit saat Yechan, orang yang dia sayangi menuduhnya seperti tadi.

.
.
.
Maaf gak bisa sering-sering update:)
Aku sibuk banget ini, sibuk sekolah+kerja juga. Malem nya belajar.

Aduhhh, sulit deh jadi aku. Jadi Mon maaf kalau mulai sekarang aku bakal jarang apdet.

Oke thanks for reading
See u next chapter 🤠
Salam tetet markutet 😝😜🤪

🏳️ ꯱ׁׅ֒tׁׅꭈׁׅɑׁׅ֮ꪱׁׅᧁׁhׁׅ֮tׁׅ 🏴 (Yechanjaehan) |End Where stories live. Discover now