Bebas (END)

155 13 0
                                    

Sudah beberapa bulan berlalu, Jimin masih begitu begitu saja kerjaannya.
Jimin telah capek dengan itu, lagi lagi ia mencoba melarikan diri, tetapi hal itu dicegah oleh Jaemin.

Pada suatu hari, Jimin membujuk Jaemin supaya membiarkannya untuk melarikan diri.

"Jaem, plis gue udah capek banget disini" bujuk Jimin

"Astaga Jimin! Sudah berapa kali kubilang,.. Itu bahaya Jimin" kata Jaemin yang mencoba menahan emosinya supaya situasi tidak semakin memburuk

"kalau gitu bunuh gue aja" kata Jimin dengan senyum manisnya

"Jimin, aku tau kamu capek, tapi tidak ada lagi hal yang bisa kita lakukan.. " kata Jaemin

"Ah, satu satunya jalan yang buat gue bebas dari ruangan ini hanya mati, Jaemin" kata Jimin dengan air bening yang perlahan membasahi wajahnya

Jaemin hanya bisa menghela napas melihat Jimin.
Jaemin sangat tahu Jimin sudah sangat capek atas perbuatan Jeno, tapi ia tak ingin melepaskan Jimin darinya.
Ia juga sudah mencintai Jimin.

"Jangan nangis" kata Jaemin sambil mengusap air mata Jimin

Perlahan Jaemin mendekatkan wajahnya ke wajah Jimin.
Mata mereka saling bertatapan seakan mereka sedang berkomunikasi melalui mata.
Tanpa mereka sadari, bibir mereka mulai melumat satu sama lain.

"Eh" ucap Jaemin yang baru saja melepaskan bibirnya dari bibir Jimin

"Kenapa? " tanya Jimin

"Ma-maaf" kata Jaemin yang membuat Jimin kebingungan

"Hah?" ucap Jimin yang mencoba memahami ucapan Jaemin

Tidak ada jawaban dari Jaemin yang membuat Jimin semakin bingung melihatnya

"Ah yasudahlah, ehm gue pengen bercinta sama lo" kata Jimin seakan tidak memiliki malu

"Jangan yang aneh aneh, aku mau main game dulu" kata Jaemin sambil meninggalkan Jimin

"Ah gaasik" batin Jimin

Beberapa hari kemudian, tiba tiba Jeno masuk ke ruangan mereka.
Yang mereka tau, Jeno akan membawa Jimin untuk melayaninya., tetapi kali ini berbeda.

"Gue mau kasih kesempatan buat lo berdua" kata Jeno

"Salah satu dari kalian akan bebas tetapi sisanya akan mati" kata Jeno dengan senyum liciknya

"Mending kami di sini aja" kata Jaemin

"Gabisa, sebentar lagi rumah ini akan dicek oleh polisi" ucap Jeno

"Lah, kau kan bisa nyembunyiin kami" kata Jaemin yang terlihat tak setuju terhadap keputusan Jeno

"Lo jangan membantah! Besok kalian sudah harus nentuin siapa yang bebas dan mati" kata Jeno

"Sebentar, kenapa harus satu doang yang bebas? Kenapa ga dua duanya?" Tanya Jimin

"Kalau begitu, ngapain selama ini gue pelihara kalian? Kalau hidup kalian akhirnya akan bahagia" kata Jeno

"Sudah jangan banyak tanya lagi, gue mau pergi" kata Jeno sambil meninggalkan ruangan tersebut

"Jaem, lo aja yang bebas, lo harus merasakan dunia bebas" kata Jimin dengan santainya

"Aku udah gak punya siapa siapa lagi, kerjaan, uang, aku ga punya apa apa..
Mending kamu aja yang bebas, kamu masih punya harapan, Jimin" kata Jaemin

"Nih uang dan card gue,.. Gue udah puas dengan dunia bebas" kata Jimin dengan senyum manisnya

"Jimin, aku gak perlu ini semua.. Aku hanya perlu melihatmu bahagia, bukannya kamu mau bebas ya? " tanya Jaemin

"Ya itu dulu, tapi sekarang gue mau mati aja.." kata Jimin

"Sudahlah Jimin, kamu aja" kata Jaemin

"Oke, tapi syaratnya lo harus bercinta dengan gue" kata Jimin

"Astaga Jimin! " ucap Jaemin

"Yaudah kalau gak mau, lo aja yang bebas" kata Jimin

Jaemin menghela napasnya dan ia mulai melakukan apa yang Jimin inginkan.

Paginya..

Jimin sudah bangun dari tidurnya, ia memandang Jaemin dengan mata tulusnya.
Menurutnya, malam itu adalah kegiatan bercintanya yang paling nikmat dan tulus.
Daritadi ia hanya mengelus kepala Jaemin dengan lembut.
Ia pun berdiri untuk memakai baju.

Setelah itu, ia kembali ke kasur untuk memandang wajah Jaemin lagi.
Tanpa ia sadari, air matanya mulai mengalir bahkan hingga jatuh ke wajah Jaemin.

Klek..

Suara pintu terbuka yang membuat Jimin langsung menutupi badan Jaemin dengan selimut dan ia juga tidak lupa mengusap air matanya.

"Lo berdua melakukan apa tadi malam?" tanya Jeno

"Bukan urusan lo" kata Jimin

"Jadi siapa yang mau mati?" tanya Jeno

"Gue"

"Yaudah, ikut gue" kata Jeno

...

Jam 11.23

Jaemin terbangun dan ia bingung sebab ia tak berada di ruangan yang selama ini ia tepati selama 10 tahun itu.
Jaemin melihat sebuah kertas di meja disamping kasurnya.
Ia mulai membaca isi kertas tersebut.

Untuk Jaemin,

Hai Jaemin! Gimana tidurmu? Nyenyak? Jika kamu ingat semalam kamu melakukannya dengan baik! Hahaha
Kamu pasti bingung, santai sekarang kamu di rumah yang disediain Jeno.. Kamu sudah bebas sekarang!
Maaf ya, aku bohongin kamu..
Jujur, aku ingin melihat mu bebas karena aku mencintai mu..
Hfft.. Oh ya card ku di laci meja ya! Kamu bisa gunain card itu hm passwordnya ******...
Kuharap kamu bahagia, Jaemin!
I love you Jaemin!

Dari Jimin Cantik

Setelah membaca itu, air mata Jaemin perlahan mulai mengalir, ia tak percaya Jimin melakukan itu semua deminya.

Atas pengorbanan Jimin, ia berjanji untuk tidak menyakiti dirinya..

"Aku akan berusaha bahagia" ucap Jaemin dengan senyumannya

.
.
.
Sad ending lagi :(

Last Love [ END ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin