Bakugou menghela napas pelan, Kirishima tersenyum. Jenderal itu menepuk-nepuk pelan punggung Midoriya saat gadis itu berhenti membungkuk dan mengusap wajahnya dengan ujung lengan bajunya dengan bernapas lega.

.
.
.
.
.

Sang putra mahkota memijat pundaknya. "Aku lelah berhari-hari menaiki kapal. Beri aku tempat untuk berbaring tidur."

Dengan mata sembab, Midoriya mengerjap bingung. "Ya...?"

"Kau tidak dengar aku bicara apa tadi?"

"E-eh... saya dengar, tapi... apa itu artinya Yang Mulia akan... menginap di rumah saya...?"

"Memang apa lagi?"

"Eh..." Midoriya nampak setengah melamun, sampai kemudian dia benar-benar sadar. "EHH??"

Midoriya mengerjap terkejut.

"Kenapa? Aku tidak boleh tidur di sini?"

Midoriya segera menggeleng panik. "Bu-bukan begitu, tentu saja boleh. Tapi... tapi... rumah saya kecil dan lusuh, Yang Mulia dan juga Jenderal Kirishima tidak akan nyaman tidur di sini. Di-di luar sana ada beberapa penginapan bagus, jika mau saya akan mengantar kalian-"

"Kubilang aku ingin tidur di sini, tidak usah mengoceh soal tempat lain."

"Ta-tapi-!"

"Kirishima, bantu dia."

"Baik." Kirishima berdiri, mengulurkan tangan pada Midoriya yang masih panik.

Akhirnya, setelah Kirishima menjelaskan semuanya akan baik-baik saja, Midoriya pun dengan lemas menyiapkan tempat untuk mereka beristirahat.

Membuka lemarinya, Midoriya mengeluarkan dua futon cadangan yang dia miliki, menyerahkannya pada Kirishima.

"Maaf... tempat ini jelas tidak akan senyaman istana, aku takut kalian akan pegal-pegal besok..."

Kirishima tertawa kecil. "Jangan khawatir, aku pernah tidur di hutan, tanpa alas apapun. Badanku sama sekali tidak terpengaruh. Bakugou-sama juga dulu sering bepergian dengan prajurit dalam penelusuran alam dan sebagainya."

"Benarkah? Kalian tidak kedinginan?"

"Musim dingin pun aku sanggup bertelanjang dada!" Seru Kirishima dengan bangganya.

"Tolong jangan... nanti kalian terkena hipotermia..."

"Ah, ya. Maaf." Kirishima menggelar dua futon di ruangan kecil yang memang sudah lama kosong. Midoriya membersihkannya agar nyaman untuk ditempati.

Setelah ruangan siap, Midoriya membiarkan mereka berdua istirahat di tempat itu. Begitu berselimut di atas futon, Bakugou langsung jatuh tidur. Sepertinya pria itu memang lelah.

Midoriya duduk di kamarnya sendiri. Tapi dia belum mengantuk, dan dia mungkin tak akan bisa bebersih rumah karena akan mengganggu mereka beristirahat. Dia pun memilih keluar dengan memakai jubah tebal untuk melawan hawa dingin.

Duduk di teras depan rumahnya, Midoriya melihat ke pemandangan malam yang cerah. Dia mengembuskan napas pelan yang sedikit beruap putih. Sudah hampir musim dingin.

Bintang gemintang menghiasi langit. Mata Midoriya melihat ke semua kerlip yang bisa dia telusuri. Manik emeraldnya menampilkan lautan titik bintang yang tengah dia pandangi dalam diam.

"Susah tidur?" Suara Kirishima dari belakang sempat mengejutkannya.

"Ah, tidak. Aku memang biasa tidur agak malam. Tapi, yah, memang sulit tidur kalau ada calon kaisar di rumahmu."

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now