Bakugou dan Kirishima mendengar alasan di balik Midoriya menipu seisi istana. Mengetahui itu, mereka terdiam.

"Selain masalah soal Midoriya, Anda dengar saya membahas soal alasan Giro diserang dan dipenjara. Ada sebuah niat pemberontakan di istana. Apa akan baik-baik saja Anda pergi dari istana saat ini?" Tanya Todoroki.

"Tidak masalah." Ucap Bakugou. "Koshi ada di istana, segera setelah aku mengabarinya dia akan mengatasi hal itu selama aku pergi."

Todoroki dan Iida melihat Bakugou begitu percaya diri dengan kemampuannya. Dia yakin pemberontakan itu tidak akan pernah terjadi. Yah, memang masuk akal. Melawan Bakugou dengan pasukan hebat dan kekuasaannya, Todoroki yakin tidak banyak prajurit istana yang setuju bergabung dengan kelompok pemberontak. Sebenarnya bodoh untuk berpikir ingin melengserkan calon kaisar sekuat dia.

Daripada soal istana, Bakugou lebih memikirkan hal lain saat ini. Dia terdiam merenungkan segela informasi yang baru dia peroleh.

"Lalu," Kirishima bicara. "Apa Midoriya baik-baik saja di tempatmu?"

Ah, benar. Todoroki belum selesai bercerita. Pada hal yang paling penting.

"Midoriya..." Todoroki menatap gelas birnya yang separuh kosong. "...dia pergi beberapa hari lalu. Sehari sebelum Yang Mulia tiba di istana."

Bakugou menatap terkejut. "Jadi dia tidak ada bersamamu?"

"Ya... maafkan saya."

"Sumire dan Giro juga bersamanya?"

Todoroki menggeleng. "Midoriya pergi sendirian. Malam itu, tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa pergi tanpa ada yang menyadarinya. Esoknya ruangannya sudah kosong, dan dia meninggalkan surat yang memintaku untuk menjaga Sumire dan Giro. Dia bilang istana sudah mencurigai kediamanku, tapi dia tak mengatakan jelasnya. Dia bilang dia baik-baik saja."

Bakugou mengernyit berpikir. Tapi dia tak menemukan dugaan soal kenapa Midoriya pergi dan bagaimana.

"Apa kau tahu sesuatu soal ke mana dia ingin pergi?"

Todoroki kembali menggeleng. "Dia bahkan tak pernah mau memberitahukan di mana rumahnya, dia tak ingin melibatkan siapapun jika masalah sampai di rumahnya."

Bakugou menggertakkan giginya kesal. "Dia... dasar bodoh."

Kirishima mengernyit cemas. Masalah sudah jadi lebih mengkhawatirkan. Andai mereka tiba di istana sehari lebih awal, Midoriya masih ada di kediaman Todoroki.

Namun masalah tak berhenti di sana.

"Sebenarnya, ada satu hal lagi."

"Katakan." Bakugou tengah mencoba menahan diri untuk tak menghancurkan meja di depan mereka.

Kali ini Todoroki terdiam sejenak. Rautnya dan juga Iida berubah jadi lebih cemas dan gelisah. Hal itu mengirimkan firasat yang lebih buruk pada Bakugou dan Kirishima.

"Beberapa hari lalu..." Todoroki akhirnya bicara. "Midoriya tiba-tiba batuk darah dan pingsan." Dua orang tamunya beraut terkejut, tapi dia lanjut bicara. "Saat datang dia memang bilang kalau dirinya tengah sakit, tapi dia bilang itu hanya sakit biasa. Saya panik saya itu terjadi, namun untungnya Midoriya siuman esok harinya."

"Di istana dia memang sering sakit, tapi kami belum pernah melihat dia sampai batuk darah." Ujar Kirishima. Semakin bertambah hal lain yang terjadi saat mereka pergi dari istana.

"Saya pun meminta tabib pribadi saya untuk memeriksanya. Saya pikir itu hanya penyakitnya saja yang bertambah parah, tapi tabib bilang ada sesuatu yang aneh. Dia pun melakukan penelitian selama beberapa hari. Sekitar dua hari setelah Midoriya pergi, tabib itu datang pada saya dengan terburu-buru."

Fake Bride - BNHA Fanfict (Completed)Where stories live. Discover now