00

630 65 11
                                    

Setelah kejadian yang menimpa Anzu beberapa hari yang lalu, karena acara itu OSIS kembali disibukkan dengan tugas-tugas yang menumpuk, ah... Tapi kurasa hal itu tidak berlaku kepada tuan muda Himemiya.

Memang tidak ada yang spesial untuk dilihat diruang OSIS ini, mereka sedang sibuk dengan tugas masing-masing kecuali tuan muda Himemiya Tori.

Sedangkan bendahara OSIS, Isara Mao sedang memerhatikan berkas yang ia pegang sedari tadi. Dan entah mengapa terkadang ia bergumam sesuatu yang tidak bisa didengar orang lain.

Yuzuru yang menyadari tingkah Mao lantas membuka mulut. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu, Isara-sama?"

"Ah... Tidak, aku hanya terkejut melihat berkas ini... Ternyata Ritsu tidak berbohong."

Jawaban Mao lantas membuat Yuzuru sedikit bingung, ia pun kembali bertanya. "Memangnya apa yang Sakuma-sama katakan?"

Mao menghela nafas sekali lagi ia memijat keningnya yang entah karena apa, mungkin karena ia merasa ia akan menjadi lebih sibuk lagi.

"Adik perempuannya masuk ke jurusan produser..."

Tidak ada angin, tidak ada hujan, tepat setelah Mao mengatakan itu kacamata kesayangan Keito yang sedang dipakainya retak, Tori yang hampir tersedak teh, dan Yuzuru yang hampir menjatuhkan teko yang ia pegang.

"Jadi yang dikatakan Sakuma-sama benar?" Tanya Yuzuru, Mao hanya mengangguk sebagai jawaban ia lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Aku harap ia kuat menghadapi murid-murid disini..." Batin Mao.

Mungkin karena readers-san penasaran, mari pindah latar ke depan gerbang Yumenosaki.

Terlihat seseorang bersurai abu-abu menatap perempuan yang lebih pendek 15 cm darinya dengan tatapan penuh interogasi. Sementara yang ditatap hanya menatapnya balik dengan tatapan datar sedatar papan cucian.

"Maaf ya, Kaiso-senpai tapi aku harus-" Ucapannya terpotong oleh lelaki surai abu didepannya, mungkin ia tidak terima dipanggil 'kaiso'.

Kaiso:rumput laut.

"Shht! Diam! Apa yang kamu lakukan disini, hah? Bukannya anak jurusan umum tidak boleh masuk kesini? Apa jangan-jangan kamu stalker? Siapa yang kamu stalking?? Jangan-jangan Yuu-kun!?"

"....."

Hening, saking heningnya suara angin yang numpang lewat yang menerbangkan beberapa daun terdengar jelas.

"Jawablah pertanyaan ku, kusogaki..." Sebuah perempatan imajiner muncul di pipi pemuda surai abu itu, sementara gadis didepannya menatapnya dengan tatapan 'kan tadi senpai yang nyuruh aku diam.'

"JANGAN MENATAPKU DENGAN TATAPAN SEPERTI ITU!"

Meanwhile, in other universe.

"Entah kenapa perasaan ku tidak enak..."

"Isara-sama... Tolong jangan ambil shotgun saya seenaknya..."

Sebenarnya kakak [Name] itu Rei sama Ritsu apa Mao?

————

Yahoo~
Karena ini book pertama saya, saya harap para pembaca memaklumi kesalahan yang tidak disengaja maupun yang di sengaja, atau mungkin ada bagian yang terlalu bertele-tele.

Kalau ada kritik dan saran silahkan berikan lewat dm^^

Btw nanti masa lalu nya Nem kubuat lumayan ringan, ya... Barangkali ada yang kurang suka kalo tokoh heroine-nya punya masa lalu kelam terus www.

See you~

「𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫」|| 【Ensemble Stars! x Readers】Onde histórias criam vida. Descubra agora