Renjun : udah seminggu nggak keliatan
Hendery : ho'oh, biasanya juga paling awal kalo nongki di kantin
Renjun : mana dia utang ke aku
Guanlin : hah utang? Kok kamu nggak bilang ke aku yang?
Haechan : nggak beres?!
Seulgi : tapi beberapa hari ini aku liat dia sama kakel yang waktu itu di keluarin.
Yeri : Felix?
Haechan : Felix maksud lo? Yang freckles itu
Seulgi : iya 🫠
Renjun : mending ke rumah Jeno
Guanlin : siapa tau Jeno ngerti
Yeri : skuy, kangen banget buset!
Hari cerah kembali. Rumah Jaemin udah di kepung sama temen-temen Jeno. Sebelumnya, jaemin sempat memberi kebebasan sama Jeno untuk mengundang temen-temen nya datang. Yang penting, jangan sampai Jeno ngikutin mereka pergi. Kemana pun itu, sekalipun ngajak Jeno buat tobat biar nggak belok lagi pun tidak diperbolehkan.
Jeno terus-terusan ngusap perutnya kalo Haechan lagi ngomong. Takut nurunin ke anaknya, karena hidup haechan memang tidak pernah waras.
"Selain anal sex, kamu ngapain aja kalo lagi berduaan sama Nana?" tuh kan, sekali ngomong bikin Jeno ngeri.
Masa sih kemesraan nya dengan mass Nana harus di umbar. Nanti kalo masuk koran gimana?
Ada winwin yang tiba-tiba datang, pria manis itu sudah tidak bekerja. Menyerahkan semua kesibukannya pada suami dan anaknya. Winwin ikut gabung, diatas karpet merah yang Jeno buka untuk mereka. Banyak makanan juga, semua itu punya Jeno yang baru di beli beberapa hari ini di supermarket.
"Mami,,,"
Winwin menerbitkan senyum hangat nya, tangannya mendarat di lutut haechan. Karena Winwin duduk tepat di sebelahnya yang sibuk ngunyah.
"Beberapa hari ini aku tidak melihatmu, lihatlah pipimu semakin bulat saja" ucap winwin.
"Gimana nggak gembrot, di sekolah aja rames dua bungkus di pagi hari. Ntar siangnya nasi padang, gorengan nggak lupa" sahut hendery.
"Yeeee,, hidup makan!"
Jeno sempet mikir, kira-kira dulu mami Chitta nyidam apaan!? Oh ayolah, hendery aja kalem masa adeknya gini? Terus gimana nasib kelima adik haechan di rumah? Apa mereka nggak mampus punya abang modelan gini?
"Good Morning?"
Kepala mereka serempak menoleh pada seorang pria berkacamata hitam yang tidak disadari keberadaannya. Mereka kagum akan visualnya, tetapi juga bingung maksud dari kedatangan pria tidak di kenal ini.
"Morning sir, anda siapa?" Jawab Guanlin penasaran.
"Saya Yunho, apakah benar ini adalah kediaman Mr Yuta dan keluarganya?" Pria itu berkata tulus, tidak menampakkan raut mencurigakan dari wajah tampannya.
Jeno menautkan kedua alisnya, tangannya memegang pundak winwin yang hendak berdiri dari sana.
"Iya benar, saya menantunya ada apa!?" Kepala pria bernama Yunho itu menoleh ke arah Jeno. Kedua matanya tertuju pada perut bulat Jeno di balik kemeja satin yang ia kenakan.
Tidak di sangka, pria itu pun membawa beberapa orang yang perlahan mendekat ke arahnya. Totalnya ada tujuh orang, dan mereka sangat tampan.
"Ja-jaehyunn oppa!!!" Jeno terpekik kaget, ada sosok Jaehyun di sana. Tetapi, mengapa ada borgol di tangannya. Dan kepala lelaki yang pernah Jeno jumpai sebelumnya pun botak, serta pipi kekarnya yang di penuhi bekas sayatan.
Apakah itu salah satu dari hasil karya tangan Jaemin kala itu. Jawabannya adalah tidak, si Yunho tertawa.
"Kau mengenal anakku? Jaehyun pernah bercerita padaku, ada sosok remaja yang pernah menawarkan bantuan padanya. Tetapi—" lidah pria itu mendadak kelu, peluh sebesar biji jagung tampak jatuh dari pelipisnya.
Mata lelaki paruh baya itu mengedar ke arah si botak itu. "Tetapi itu adalah hari yang sangat sial untuknya" winwin menunduk, sudah bisa di tebak pasti dialah orang tua dari Jaehyun. Dan lelaki botak itu adalah kembaran Jaehyun sendiri yang sudah lama mendekam di penjara.
"Lalu, apa maksud kedatangan anda Tuan?" Kali ini winwin angkat bicara, tidak perduli pada Jeno yang menarik-narik lengannya.
Tetapi belum ada jawaban, tubuh semampai si pria kini telah menjatuhkan diri di bawah teriknya matahari. Kepala pria itu menumpu di atas paving yang ia pijaki. Sorot mata winwin kini berubah menjadi sayu, apalagi semua lelaki yang baru saja datang pun ikut bersujud di dapannya. Kecuali pria dengan borgol di tangannya, kedua matanya menukik tajam ke arah Jeno.
"Tuan, saya mohon untuk bebaskan Jaehyun —anaku dari masa tahanan. Hidupnya sudah cukup menderita Tuan" ucap Yunho.
Winwin semakin bingung, karena yang menjadi dalang penangkapan itu adalah Jaemin. Bukan dirinya atau Yuta yang hanya memberikan perawatan sebelum masa hukuman.
Susana menegang, ada sosok lelaki yang tubuhnya lebih kecil dari Yunho pun menangis di belakangnya.
Cukup lama mereka bersujud di bawah kaki winwin, kini mereka bersimpuh. "Anakku, sudah kehilangan putranya sudah puluhan tahun. Kehilangan suami kecilnya karena mengetahui anaknya hilang, dia bunuh diri. Tuan muda, berapapun akan kami keluarkan asal anak kami kembali"
"Euhm, paman. Aku akan menelpon mass Nana" celetuk Jeno, kakinya melangkah masuk ke dalam rumah. Diikuti oleh Haechan yang sudah tau kalo Jeno menahan tangisnya.
Pundak Jeno bergetar hebat, jemari lentiknya mencari dimana ponselnya. Jeno sering lupa dimana ia meletakkan benda yang begitu penting baginya.
Tangannya gemetaran, kasus Jaehyun sama seperti dirinya yang pernah di buang sewaktu masih belia.
"Ha-hallo mass Nana, emmh mass"
"Ada apa yang? Aku sedang rapat?!"
"Ehm. Anu, mass hikksss" haechan merebut ponselnya, geregetan sama Jeno yang udah nangis bombay.
"HALO JAEMIN YAH! MENDING LO BALIK DEH SEKARANG, ADA ORANG NYARIIN LO TUH NAGIH UTANG KATANYA. BALIK YA BURUAN, SEBELUM RUMAH LO DI LEMPAR NUKLIR DARI SURIA!"
Tbc
20/03/2023
YOU ARE READING
Mr Simple ( JAEMJEN ) end
RomanceDom : JAEMIN Sub : JENO ~Bagaimana nasibnya seorang submissive binal dalam menangani seorang dominan yang sifatnya begitu Denial dan Keras kepala? Mpreg || Homo || Adult Story || Crossdressing By : Mas Abraham
32) He is Problematic
Start from the beginning
