"Aku menyerah." Wanita itu mendesis lirih. "Sudah terbiasa gagal, satu kegagalan lagi saja tentu tidak akan menyakitiku."
Bersamaan dengan embusan angin lembab senja itu dan tubuh langsingnya melayang di udara, sepucuk surat yang baru beberapa menit lalu dia paksa tuliskan meski dengan mata mengabur, digenggamnya rapat.
Honey,
Aku tidak pernah salah mencintai. Waktulah yang tidak pernah berpihak pada kita. Aku berharap bisa bertemu denganmu jauh sebelum kamu memilih perempuan itu jadi ibu bagi anak-anakmu.
Aku pergi membawa semua kenangan manis kita. Pun benih cinta yang kita bentuk malam itu.
Till we meet again in eternity.
Ai love Yo.
Semenit berlalu, jeritan beberapa orang dari sebuah gedung perkantoran lima lantai di bilangan Jakarta Selatan itu terdengar memekakkan gendang telinga. Tubuh dengan wajah penuh senyum sang wanita meluncur bebas dari atas rooftop, menampar trotoar, hancur seketika.
.
.
.
T a m a t
Akhirnya mulai noles FF lagi.
Semoga lebih syemingit noles yang jauh lebih panjang.
Ganbatte!
Love ya till the end of the world.
Muaacchh
💋💋
YOU ARE READING
TEMAN MINUM KOPI (Kumpulan Flash Fiction)
Short StoryTeman Minum Kopi, adalah Kumpulan Flash Fiction atau cerita mini aka fiksi mini. Cocok untuk kleyan yang nggak suka cerita panjang. Lumayan dijadikan sebagai teman minum kopi atau teh sore mendampingi sepiring pisang goreng atau semangkuk seblak pan...