"Bang Diyo mungkin memiliki trauma nya sendiri kalau denger nama changmin itu. Makanya dia lampiaskan ke kamu, tapi abang yakin perlahan bang Diyo sadar kalau kalian itu jelas dua orang yang berbeda" sambung Kun. Erwin mengangguk tersenyum ke arah Kun.
"Gak ada pelukannya nih?" ujar Hendery
"Gak, bang Erwin udah puas dipeluk adeknya bang Diyo kemarin" ucap Yangyang yang membuatnya ditoyor Erwin.
"Tapi aneh gak? kemarin pas kejadian, bang Diyo kan marahnya kaya kesetanan ya tapi besoknya seolah gak terjadi apa-apa" heran Lucas
"Bang Diyo kan tidur di kamar Rose, mungkin di kasih siraman rohani sama Rose nya" ucap Hendery asal.
"Guys gue baru tahu nama asli bang Diyo loh" ucap Dejun random.
"Siapa?" tanya kelima laki-laki disana
"Aldiyo Daffanarin Laksana"
"Gue juga tahu posisinya" kalimat dari Kun ini membuat kelima mata disana berbinar menanti jawaban.
"Ahli strategi"
"Tau dari mana lo?" tanya Lucas.
"Rahasia"
"Pantesan gue liat segala macam mainan papan strategi di kamarnya, ada catur, shogi, othelo, go game, checkers" ucap Dejun.
"Ngapain lo masuk ke kamarnya?" heran Lucas.
"Nyari toilet, hari pertama kita disini. Gue lupa pas dikasih tau bang Diyo. Rumahnya bikin engga terbiasa"
"Kampung lo mah" ejek Yangyang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rencana untuk menculik Mino berhasil. Mino dibopong dan ditempatkan di satu ruangan bersama WayV dan Diyo. Sebelum menginterogasi Mino, Diyo dan Ten memeriksa lukisan sedangkan Erwin memeriksa video. Keduanya asli dan memenuhi kriteria forger yang dicari.
Mino sadar, dia terkejut berada di ruangan asing bersama muka-muka asing yang tidak dikenalnya. Kecuali Ten dan Erwin.
"Who are you? Let me go" teriak Mino.
"Ten lepasin gue Ten. Elo temen Lisa kan? gue juga, berarti kita temen?"
"Calm dude, gue cuman mau tanya sesuatu. Kalau misal lo gak mau jawab say bye to your right hand" Ten mengangkat sebilah pisau dan mengarahkannya pada tangan kanan Mino yang terikat di pegangan kursi.
"Apa? gue bakal jawab semua"
"132 x 124 berapa?" teriak Hendery pada Mino.
Hening....
"Gak bisa jawab kan lo. ayo bang potong tangan kanannya?" Hendery mengompori Ten yang menganga tak menduga atas apa yang dilakukan Hendery.
"Giliran gue giliran gue" kali ini Yangyang mengangkat tangannya. "Ayam sama telor duluan mana?" bentak Yangyang pada Mino dengan wajah yang ia buat semenyeramkan mungkin menurutnya.
"Gila keren banget gue, gue baru pertama kali ngeinterogasi orang, excited gue"
Hendery berbisik pada Yangyang, membuatnya mengangguk semangat.
Mino bingung, WayV dan Diyo malu.
"Keluarin anak-anak bego ini deh" titah Erwin, Lucas menyeret Yangyang dan Dery keluar.
Mereka sudah berdiri di luar pintu, Dery dan Yangyang berontak tidak terima namun kekuatan Lucas mengalahkan mereka. Mereka pasrah dibawa Lucas ke ruang tamu, sudah ada Rose dan Lisa yang duduk di sofa.
"Bang Lucas apa-apaan sih? maen geret aja. Gue orang bukan kambing" gerutu Yangyang tidak terima.
"Eh kenapa kok keluar? Mino nya udah beres?" tanya Lisa.
"Bocah-bocah ini ganggu disana. Gue pengen masuk lagi sebenernya. Cuman tar takut mereka ngikutin. Gue jaga mereka aja disini" ucap Lucas sambil mendudukan dirinya ke sofa. Lisa dan Rose menggeleng tidak percaya.
"Mba mba beneran pacaran sama bang Ten?" tanya random Hendery ke Lisa.
"Engga, kata siapa?" ucap Lisa sewot.
"Bohoong" ucap Yangyang dan Hendery kompak.
"Kalo mba nya? udah berapa lama pacaran sama bang Erwin?" kali ini Yangyang yang bertanya.
Rose hanya tersenyum lalu menggeleng.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Si Mino ngaku dia udah niru lukisan "three studies of lucian freud. Dia jual ke kolektor seni, bayarannya 85 juta dolar pake cek" Diyo menjelaskan kepada semua orang yang berkumpul di ruang utama.
Dia telah menyelesaikan interogasi, Mino sudah dibolehkan untuk pulang. Diluar dugaan, Mino dapat diajak kerja sama dengan mudah. Sebenarnya dia juga sangat penasaran dengan seseorang yang selalu meminta jasanya meniru lukisan terkenal. Orang itu sangat kaya karena mampu membayarnya dengan mahal namun belum sekalipun Mino bertemu dengannya. Saat akan memakai jasa dan membayarnya ia didatangi langsung oleh suruhan orang itu.
"Tunggu apa lagi? ayo berangkat ke kolektor seni itu" tanya Lucas
"Masalahnya dia engga tau dia jual ke siapa" jelas Ten.
"Di cek kan suka ada tanda tangan. Siapa tau bisa bantu" ucap Hendery asal.
"Astaga, kenapa gak kefikiran kesana. Kita bisa liat tandatangan di cek sama buku tamu di galeri" pekik Kun.
"Ke galeri emang pake buku tamu ya? kaya kondangan aja" heran Yangyang.
"Ide bagus kun, biasanya untuk mengingat kolektor-kolektor terkenal di Australia mereka menuliskan identitas. Semakin sering hadir dan berkontribusi di pelelangan akan semakin diutamakan pemilik galeri" jelas Diyo.
"Gila gue pinter banget" Hendery memekik senang. Tidak menyangka idenya diterima. Ia menyombongkan dirinya di depan member WayV lain namun tidak ada yang peduli. WayV dan Diyo meninggalkannya untuk pergi ke galeri setelah pamit kepada Rose dan Lisa.
"Nitip" ucap Lucas sembari mendorong Hendery kepada Rose dan Lisa.
"Engga ya Titan gue ikut, gue yang punya ide" keduanya berlari saling mendahului menuju ke mobil.
"Gue taruhan si Hendery masuk SM karena nyogok" ucap Lisa kepada Rose setelah pintu tertutup.
Rose hanya terkekeh mendengar gurauan Lisa.
YOU ARE READING
Secret Agent From SM (ed WayV)
ActionDi Indonesia WayV bukan Cpop melainkan Agen Rahasia besutan SM (Secret Management). Tugasnya bukan menyanyi dan menari melainkan menyelesaikan misi. Misi yang diajukan Client yang berani membayar mahal pada Agensi. Bukan sembarang misi yang di hadap...
Part 17 Signature
Start from the beginning
