"Gue yakin 100% kalo Lo takut orientasi Lo sebagai kaum bawah kebongkar kan Jen?" cicit Guanlin.
Hati kecil Jeno sama sekali tidak membenarkan perkataan Guanlin. Karena yang Jeno takutkan adalah, privasi keluarga Jaemin.
Jeno mengingat persetujuan dari Yuta, begitu juga mimik wajah Yuta yang seakan mantap dengan Jeno yang akan menjadi menantunya nanti.
Tetapi disaat Jeno mendengar perkara kehancuran cinta Jaemin dan Joy, ada sosok yang diketahui menjadi titik kelam ketika pertunangan mereka berlangsung. Winwin, tidak rela dengan keputusan Jaemin yang tiba-tiba mengatakan telah memutuskan komitmen nya dengan Joy.
Yang lebih parah, beberapa saat setelah peristiwa kehancuran itu, putra semata wayangnya menggandeng seorang lelaki dengan usia nya yang masih begitu minor dan mengatakan bahwa Jaemin akan segera bertunangan dengannya. Yaitu Jeno Alexis, pada saat itu Jeno masih duduk di kelas VIII SMP.
Walau yang menjadi sumber masalah disini adalah kematian Bongshik, kucing Jeno.
Untung saja teman-teman Jeno paham akan situasi saat ini, segera mereka membangun pola lingkaran. Menghibur Jeno agar tidak menangis lagi. Perkara telfon semalam, Jeno tidak merasa rugi. Mengapa? Jeno dikelilingi banyak teman, yang siap menghibur dan mendengar keluh kesahnya.
Mereka tidak menyadari bahwa di belakang sana ada Luna yang sedang menyeka air mata nya. Antara sedih dan bahagia.
Jeno dikelilingi banyak teman yang bertanggung jawab atasnya.
Di belakang Luna, ada sosok yang lebih tersakiti. Yaitu Lucas, karena ukulele yang semalam Haechan buang ke empang telah rusak dan patah.
HUNIAN MEWAH NAKAMOTO YUTA
Jaemin terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa berat dengan sekujur tubuhnya yang lemas. Di sudut kamarnya, sosok yuta berdiri menjulang sambil melipat kedua tangannya di dada.
Pria paruh baya itu berdiri di temani rokok elektrik aroma fruity di tangannya, aroma nya khas tertangkap jelas oleh indera penciuman Jaemin.
Tangan Jaemin menyibak kasar selimutnya, tubuh half naked nya berjalan sempoyongan menuju private toilet di kamarnya. Sepertinya Yuta memberinya waktu hingga sang anak keluar.
Begitu Jaemin keluar, Yuta sudah duduk di sofa. Menatap nanar pada kaos dan celana panjang jaemin yang berhamburan di lantai.
Jaemin merasakan sesuatu yang aneh, benar-benar tidak mengetahui apa tujuan Yuta duduk di kamarnya saat ini.
"Bodoh , sebagai seorang lelaki kamu memang bodoh! Ayah sungguh malu, memiliki anak seperti mu Jaemin!"
Kedua mata Jaemin membulat sempurna, seakan perkataan Yuta yang baru saja ia dengar begitu ambigu dengan raganya yang baru terjaga dari tidur.
"Ayah ada apa ini" jaemin menatap heran.
"Harusnya kau berkaca pada dirimu sendiri! Oh, mungkin di rumah yang begitu mewah ini tidak memiliki kaca untuk mu bercermin!?"
Otak Jaemin serasa di putar oleh perkataan yang menurutnya 'magis' dari bibir tipis ayahnya.
Tetapi sorot mata tajam Yuta saat ini mengarah pada, leher serta dada Jaemin yang rata dengan taburan kissmark.
Suasana semakin sengit, di luar sana Mark menenangkan Winwin yang sedang menangis. Mendapati putra kesayangannya mendapat kelakuan yang belum pernah winwin berikan padanya. Tanpa Mark, kejadian semalam di bawah atap rumah Joy tidak akan mereka ketahui.
Sebelumnya, Yuta tidak pernah terlihat marah seperti sekarang ini.
"Maaf ayah, aku tidak tau" jawabnya, Jaemin tidak tertarik untuk berdebat dengan sang ayah.
"Kau ini sudah dewasa, tidak seharusnya menerima tawaran yang membahayakan mu anakku" intonasi suara Yuta semakin lirih, hampir tidak bisa di dengar oleh Jaemin yang mulai bergerak mengambil kaos untuk menutupi badan nya.
Yuta menumpu dahi nya dengan kepalan tangan, mengingat kejadian semalam yang sempat menghancurkan notabenenya sebagai orang besar.
Entah mengapa semalam Mark tiba-tiba datang ke rumah tuannya. Karena Jaemin semalam telah pergi, Yuta membeberkan dimana keberadaan anaknya.
Mark bergerak otoriter menuju hunian Joy tentunya. Awal mula Mark begitu takut karena banyaknya bodyguard yang berjaga di depan mansion party diadakan. Tetapi karena Mark terkenal cerdik akan akal bulusnya, dengan mudah Mark memasuki tempat itu.
Suasana tengah malam sudah sepi, tetapi hanya ada mobil Jaemin yang terparkir sembarang di atas hamparan rumput Jepang belakang mansion itu.
Boom!!!!
Mark terkejut bukan main ketika, Joy sedang menggerayangi tubuh tuan muda nya.
"Untung saja semalam Mark datang" rupanya Yuta masih ingin mendistraksi anaknya yang akan beranjak pergi dari kamarnya.
Mungkin setelah ini Yuta akan memberikan didikan khusus untuk putra semata wayangnya ini.
Jaemin tertegun akan perkataan Yuta, namun itu terlambat. Ketika yuta berkata, " meminta ampunan pada Tuhan mu itu penting, dan meminta maaf pada kekasihmu itu wajib"
"Aku terlalu memanjakan anakku dan sekarang,???" Yuta tidak melanjutkan perkataannya, Jaemin membawa tubuhnya untuk merengkuh tubuh ayahnya.
Membungkam kalimat yang akan membuat Jaemin tersudutkan. Karena sebajingan apapun masa lalu Yuta, tidak ada kurang-kurangnya dalam mendidik anak.
Kasih sayang Yuta sebagai kepala keluarga patut di acungi jempol. Di usia nya yang semakin menua, bisa di katakan bahwa Yuta semakin giat bekerja.
Dan keinginannya untuk memiliki anak perempuan pun semakin gencar.
"Ayah, aku minta maaf"
Tbc
Vote Juseyo!
10/03/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Simple ( JAEMJEN ) end
RomanceDom : JAEMIN Sub : JENO ~Bagaimana nasibnya seorang submissive binal dalam menangani seorang dominan yang sifatnya begitu Denial dan Keras kepala? Mpreg || Homo || Adult Story || Crossdressing By : Mas Abraham
17) When the Party is over
Mulai dari awal
