3

7 0 0
                                    

        Adira me mentioned Arhion di Instagramnya, Adira menunggu balasan Arhion hingga  1... 2... 3...  jam, tak kunjung dilihat juga, hingga satu notifikasi muncul TING..!

'Halo Adira, minggu depan kamu sibuk  ngga?' Ternyata notifikasi dari orang lain, rasanya menggangu saja  sudah ku tolak secara halus tetapi masih saja menghubungi aku kan males jawabnya, gumam Adira. Ya bisa dibilang Adira cukup dikenal, tegas, jutek, dan bawel. Eh tapi ngga juga si kadang dia agak aneh kalau sudah stress, kadang mau jadi bunga lah, atau jadi garem, macem-macem deh sampai teman-temannya sudah beradaptasi dengan tingkah laku Adira.

"Huh kenapa harus dia si, aku kan maunya Arhion"

Adira tertidur tetapi saat setengah tidur sebuah pop up notifikasi muncul, dan yap benar itu dari Arhion. Hatinya bagai bunga yang baru mekar, Arhion me-repost postingan Adira. Adira sangat menghargai dan menyukai hal-hal sepele seperti ini, jadi wajar saja dia sangat bahagia. Adira berguling-guling di kasur, sampai handphone nya terlempar ke kasur.

"AAAA. OMG DEMI APAAA?" sambil terus memegang handphonenya tercengang.

"Okay, no. Stay calm Adira, it's a normal thing" Adira mengatur napasnya.

"Eh, eh kok tapi dia tap love story gue? ga amaan"

"No Adira, it's a basic things. Bare minimum" Adira selalu berbicara dan menjawab sendiri agar tak termakan ekspetasinya sendiri.

Tak lama Arhion meminta untuk pindah platform chat.

Direct Message.

'Hey, Adira. Can i have your number please, and oiya thank you for your appearance. Minggu depan ada tanding lagi, kamu ikut lagi ga?'

'Oh ya, maaf buat apa ya nomornya?, dan iya insyaallah aku ikut kok, kalau dibolehin'

'Soalnya mager buka IG, alright i'll see you next week'

Adira memberikan nomornya kepada Arhion, tapi apakah semulus itu? oh tidak, paginya saat di sekolah Adira memberi 12 nomor acak kepada Arhion.

"Nih, lo minta nomor kan? 12 angka?" sembari memberi 12 kertas yang berisikan nomor

"Iya bener, tapi maksudnya apa ya?" Arhion menunjukan mimik bertanya-tanya

"Ya ini nomor telepon, cari aja sampe ketemu profile bebek kaki dua" Adira memberi isyarat menantang

"Well? i accept your challange"

Adira langsung pergi sambil menaikan alisnya dan tersenyum.

Arhion POV

Ya tuhan cobaan apa lagi ini, masa harus nyari satu-satu. Gumam Arhion

Author POV

Saat jam istirahat Arhion duduk dibangkunya dan mencoba-coba semua nomornya, tetapi hasilnya nihil.

"Eh bro, pusing amat keliatannya.  Lagi ngapain si? main ke lapangan yuk" Karen melempar bola basket ke arah Arhion.

"Lo liat aja sendiri gua ngapain, temen lo tuh ngerjain gue"

"Apasi ni? ohh nomor Adira? kan ada di group ekskul" Karen mengambil secarik kertas dari Arhion.

"Ohh iya ya, kenapa ngga kepikiran" Arhion langsung melihat group ekskulnya, dan ketemu nomor profile bebek kaki dua.

"Ehh bentar, bukannya semua bebek kakinya dua?" gumam Arhion

"Yaa lagian si, kalau suka tu pake logika. Pinter doang soal cinta otak udang"

Arhion cengengesan, tapi dia senang karna mendapat nomor Adira,

Arhion langsung memastikan

Whatsapp

'Halo, bebek kaki dua ya? gua Arhion'

'Ketemu juga yaa?wkwkwk, cepet juga nyarinya. Tau dari Karen?'

'Ngga dong, gua cari sendri'

'Ohh, okay'

'Adira lo ada acara minggu besok  abis tanding?'

'Ngga ada si, kenapa?'

'Lo bisa jalan? '

'Wah kebetulan ngga bisa, kayaknya kaki gua bakal pegel'

Adira sok jual mahal padahal dia tau maksud Arhion mengarah kemana, Adira teriak dikamarnya.

"Adiraaa, ya ampun lo tu sadar ga si. Dulu kan lo suka kenapa lo jawabannya  begitu, kesempatan ngga datang dua kali" Adira kesal dengan dirinya sendiri




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The untitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang