Kun berdecak, dirinya sudah begitu hapal dengan perangai sang sekretaris sekaligus temannya itu. "Terserah kau sajalah, Jung Sungchan"

Jung Sungchan, lelaki itu terkekeh. "Omong-omong, Hyung, kau tidak pergi ke kantor?"

"Sebentar lagi," Kun kembali meminum tehnya yang hampir dingin

"Jangan bermalas-malasan hanya karena kau bos di perusahaan ini, kau itu ha-"

"Itulah yang seharusnya aku katakan padamu, jangan bermalas-malasan hanya karena kau sekretaris sekaligus temanku, Sungchan!" potong Kun cepat

"Yaa! Aku tidak pernah bermalas-malasan, aku ini sekretaris yang bijaksana, baik hati dan rajin"

"Benar, kau sangat rajin... kalau begitu, rekap semua laporan dalam satu minggu terakhir ini dan berikan padaku sebelum pukul 12 siang"

"Apa? 12 siang? Astaga, Hyungg, apa kau memiliki dendam pribadi kepadaku!!?"

"Am I wrong? Bukankah kau sekretaris yang rajin? Aku hanya membantumu agar gelarmu itu tidak sia-sia" sahut Kun menahan tawanya

"Haishh, kau menyebalkan, sangat menyebalkan!"

"Lakukan saja perintahku"

"Baiklah, Presdir Qian Kun, aku akan melakukan perintahmu dengan segera" Sungchan mematikan panggilannya yang membuat Kun tertawa kecil

Setelah menghabiskan sarapannya yang sempat tertunda tadi, Kun pun berdiri lalu membenarkan jas abu-abu yang melekat di tubuhnya.

"Siapkan mobilku!" perintah Kun pada salah satu bodyguard yang berjaga di rumahnya

"Anda membawa mobil sendiri, Tuan?" tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain merupakan kepala pelayan di rumah itu.

Kun menoleh lalu mengangguk. "Hari ini aku akan pulang larut malam, jadi Bibi tidak perlu memasak, aku akan makan di luar saja" kata pria itu lembut

Bibi Song mengangguk patuh. Ia dijadikan sebagai kepala pelayan karena ia sudah lama mengabdi untuk keluarga Qian.

Kun menjalankan mobilnya menuju Qian Group, tempat di mana dirinya bekerja. Qian Group merupakan perusahaan ternama di Korea yang bergerak di bidang perhotelan, elektronik dan retail. Saat ini perusahaan besar itu tengah mendirikan anak perusahaan di Shanghai tempat kelahiran sang Ibu yang bergerak di bidang komputer dan game. Oleh karena itulah, Kun selalu disibukkan dengan tugas-tugasnya sebagai CEO dari perusahaan besar yang diberikan sang Ayah untuknya.

Tanpa Kun sadari mobil mercedes-benz hitamnya sudah terparkir rapi di parkiran khusus untuknya. Kemudian, pria itu keluar dari mobil tersebut. Wajahnya yang tampan nan berkarisma serta tubuhnya yang tinggi membuat siapa pun akan tersenyum manis melihatnya. Namun, sayang, pria itu memiliki perawakan yang dingin, semenjak ditinggal oleh sang istri, ia jadi jarang tersenyum. Tersenyum pun hanya sekilas dan itu sangat tipis.

"Selamat pagi, Presdir" sapa beberapa karyawan hangat ketika berpas-pasan dengan pria itu

"Hmm" jawab Kun singkat

Kun memasuki lift lalu menekan angka 20. Lift pun bergerak ke atas menuju ruangan khusus sang presdir dan sekretarisnya, tak berlangsung lama lift berhenti tepat di lantai paling atas perusahaan tersebut.

Kun Little Wife (HIATUS)Where stories live. Discover now