4. RAJA KSATRIA VS SHADOW

677 46 7
                                    

KEESOKAN HARINYA

Arthur telah duduk di kursi penonton. Dia ingin menyaksikan pertarungan puncak hari ini, dan apabila menarik dia mungkin akan bergabung.

Para penonton yang menonton masih antusias, walaupun ada beberapa dari mereka mulai meragukan Iris.

"Tidak ada yang lebih buruk kalau rakyat meragukan penguasa mereka" Ucap pelan Arthur.

Iris sebagai calon Ratu Midgard sangat di rugikan apabila rakyat nya mulai meragukan dia, ini akan menjadi simbol kemunduran dari seorang penguasa. Seorang penguasa yang tidak bisa mendapat kepercayaan rakyat nya, tidak pantas di sebut sebagai penguasa.

Arthur melihat ke arah VIP, di sana ada Raja Midgard dan Raja Oriana sedang duduk menonton. Arthur yang melihat Raja Oriana yang tampat seperti mayat hidup hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Tubuhnya sudah mati, sedikit semangat yang masih ada di jiwa nya yang membuat dia masih bisa bertahan" Ucap Arthur.

Arthur juga melihat Beatrix dan beberapa anggota kultus Diabolos yang bersembunyi di bayang-bayang.

Akhirnya Jimina Senen dan Iris masuk kedalam arena. Jimina Masih seperti biasa dengan tampang wajahnya seprti orang mati dan Iris di sisi lain terlihat lebih buruk, wajah nya tampat penuh dengan berbagai macam emosi, dia tampak akan meledak kapan saja.

"Hey lihat, Putri Iris tampak agak kelelahan hari ini"

"Dia tidak akan kalah lagi kan?"

"Hey diamkan suara mu"

Ucap para penonton yang melihat Iris

"Baiklah para penonton sekalian, kita akan memasuki babak terbesar dalam pertandingan ini. Iris Midgard melawan Jimina Senen, pertadingan di mulai" Ucap Wasit.

Iris yang ingin maju seketika terdiam di tempat, tubuhnya bergetar, dan keringat mulai jatuh dari wajahnya.

"Jadi itu ya, domain kematian milik Cid, sesuatu skill yang mematikan lawan dengan sangat mudah, karena mereka tampak akan mati saat maju selangkah saja dari tempatnya"

Iris langsung seketika meloncat mudur dan terguling-guling, saat melihat kearah Jimina dia menahan lehernya. Wajahnya yang awalnya murung dan penuh emosi sekarang terlihat bingung dengan keadaan yang terjadi.

"Heh, dia pasti baru saja merasakan parasaan kematian" Ucap Arthur.

Para penonton yang melihat adegan ini merasa agak tidak percaya dengan yang mereka lihat, Iris yang berbalik melihat kearah mereka mulai kembali serius saat melihat situasi.

"Setidaknya dia tidak seidiot yang ku kira, dia masih bisa mengendalikan emosinya akibat kemarin" Ucap Arthur yang melihat Iris mulai memasang wajah serius dan mengambil kuda-kuda nya.

Saat ingin maju dia diam dan tidak bergerak lagi, wajahnya beberapa kali tampak agak kesakitan dan agak ngeri.

"Oii, apa yang di lakukan Putri Iris dari tadi?" Tanya penonton.

"Ya, dia hanya tiba-tiba jatuh secara tidak jelas" Ucap penonton.

"Apa dia ketakutan?"

"Jangan bercanda dia adalah Putri Iris"

"Tapi kemarian biarpun menang, dia tetap saja kalah dari seorang kstaria bernama Arthur itu"

Para penonton terus mengeluarkan keraguan mereka terhadap Iris, Akhirnya Iris yang mendengar ini langsung meledak, aura merah besar keluar darinya.

"Argggg! Jangan ragu! Jangan berhenti! Entah itu halusinasi ataupun sungguhan, akan ku bersihkan semuanya!" Iris pun langsung melesat dengan cepat kearah Jimina.

Arthur Pendragon di IsekaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang