31. SWITCH!

13.7K 1.2K 124
                                        

21.14 kst

"Shh.." Jaemin meringis saat merasa sebuah benda kecil nan tajam terasa menembus kulitnya. Ia membuka matanya perlahan dan langsung menemukan seorang pria dengan setelan jas putih berdiri disampingnya.

Jaemin mengerenyitkan dahinya. "Dokter?"

Pria disampingnya sontak menoleh lalu melempar senyum hangat pada pasiennya. "Selamat malam, Jaemin-ssi. Maaf mengganggu waktu tidur anda," ucap sang dokter yang dibalas gelengan kepala oleh Jaemin.

"Tidak apa dok."

Dokter itu tampak tersenyum lagi sambil kembali fokus pada kegiatannya. "Saya kemari untuk melepas infus anda dan menyuntikkan obat pada anda," tambah sang doker.

Jaemin mengangguk dengan matanya yang masih mengerejap. "Apa tidak apa jika infusnya dilepas dok?" Tanya Jaemin polos.

Sang dokter mengangguk kecil sambil menyudahi kegiatannya dilengan Jaemin. "Anda sudah baik-baik saja, harusnya anda sudah pulang malam ini, tapi karena orang tua anda ingin penanganan yang intensif jadi kemungkinan anda baru bisa pulang besok sore," jelas sang dokter dengan seulas senyum manis dibibirnya.

Lagi-lagi Jaemin hanya mengangguk patuh, ia tidak terkejut jika orang tuanya sampai seberlebihan itu. Jaemin mengedarkan pandangannya keseisi ruangan lalu kembali menatap ke arah sang dokter.

"Apa orang tua saya sudah pulang?" Tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh sang dokter. Dokter itu tampak merapikan peralatannya sebelum kemudian menimpali ucapan Jaemin.

"Tuan dan nyonya Na sudah pulang sejak 4 jam yang lalu, tapi teman anda belum," ucap sang dokter.

Jaemin mengerenyitkan dahinya, "teman?" Dokter itu tampak mengangguk, "iya, teman laki-laki anda."

Jaemin berfikir sejenak, teman yang mana yang dimaksud sang dokter?

Menyadari kebingungan Jaemin tentunya membuat sang dokter menggeleng pelan dengan senyum dibibirnya. Pria bersetelan jas putih itu menepuk pundak Jaemin pelan hingga sang empu kembali menoleh ke arahnya.

"Temanmu yang menggunakan seragam sekolah," ucap sang dokter yang diangguki oleh Jaemin. Ah, yang dimaksud sang dokter adalah pacarnya.

Jaemin tersenyum ke arah sang dokter. "Apa dokter tau dia dimana sekarang?"

"Itu dia di sofa." Sahut sang dokter sambil menunjuk ke arah sofa.

Jaemin menoleh-mengikuti arah yang ditunjuk oleh dokter tadi. Sudut bibirnya sontak terangkat saat melihat pujaan hatinya tengah tertidur di sofa yang berada tepat disamping jendela.

"Manisnya.. menungguku hingga tertidur," gumamnya dalam hati.

Dokter itu tampak tersenyum kecil, "sepertinya aku salah ya? Pasti dia pacarmu."

Jaemin menoleh lalu tersipu saat sang dokter mengatakan itu. Ia mengangguk kecil, "iya.. dia pacarku, dok."

Dokter itu menggelengkan kepalanya dengan senyum yang tak luntur dari bibir manisnya. "Sepertinya dia sangat mencintaimu ya?" Jaemin terkekeh kecil mendengarnya, ia kembali melihat ke arah Jeno. "Sebelumnya dia sangat galak dok, seperti kucing liar, hahaha!"

Dokter tadi itu tertawa saat mendengar ucapan Jaemin, ia memasukkan barang-barang ke dalam sakunya lalu kembali menepuk pundak Jaemin.

"Saya keluar dulu ya, silahkan lanjutkan istirahat anda. Anda juga sudah bisa bergerak bebas tapi tetap berhati-hati karena luka ditelapak tangan anda baru saja tertutup, jika kembali berdarah kemungkinan akan dijahit lukanya," ujar sang dokter yang dibalas anggukan patuh oleh Jaemin.

SWITCH! | JAEMJENWhere stories live. Discover now