Penumpang Prioritas

182 18 1
                                    

Halte sudah penuh sesak. Antrean penumpang mengular sampai tangga jembatan. Saat bis tiba, mereka sontak berjejal menyerbu pintunya yang terbuka.

"Ya Tuhan, jangan dorong-dorong dong!"

"Aduh!"

"Woi, kalau gak mau naik minggir sana!"

Seorang wanita berperut besar celingukan mencari kursi kosong. Atau mungkin menunggu ada penumpang yang memberikan tempat duduknya. Namun, belum terlihat ada penumpang yang rela memberikan tempat duduknya untuk wanita berbadan dua itu. Bahkan yang duduk di kursi prioritas sekalipun! Sebagian pura-pura mengantuk dan yang lain sibuk dengan gadget-nya. Petugas pun seperti tidak mengetahui wanita hamil itu.

Uh, apakah mereka tidak tahu? Akhirnya aku berdiri memberikan tempat dudukku.

Syut! Aku melotot! Perut besar itu menyusut, kempes! Ia duduk dengan senyum menyeringai. Lagi-lagi sepertinya hanya aku yang melihat kejadian itu.

"Permisi-permisi!" aku buru-buru menyela keluar bis. Sambil memegangi calon buah hati di perutku yang memang belum membesar.


a/n: this story has been edited :)

Jeritan JakartaKde žijí příběhy. Začni objevovat