05. Jangan Abaikan Aku!

Start from the beginning
                                        

"Oh, ide bagus." Daniel sumringah.

"Biar gue aja yang ngasih pelajaran ke dia, " cegah Kaiser.

Billie melirik Kaiser. "Kenapa? Lu punya perasaan sama dia?"

"Oi, Billie, lo berani nantang Kaiser, hah?" Daniel menantang, Billie memalingkan wajah dan menggeleng. "Mana mungkin Kaiser naksir sama pencuri, ya, Ser, ya?"

Kaiser mengangguk, ia melirik ke arah lain. Ya kali suka sama [Y/n].

"Ayang Kaiserrrr, ke kantin yuk!" Di antara serunya debat, Ricka datang memeluk lengan Kaiser. Ia mengajak lelaki itu untuk meninggalkan kerumunan. Daniel dan Rean tentu mengikuti mereka. Sementara Billie? Dia masih menetap.

"Sepertinya di antara mereka hanya Kau ya, yang tidak suka menghardik orang lain. Aku kasihan padamu karena Kau selalu mengikuti Kaiser," ujar Yuri, menggosok lengan kirinya, canggung. Biasanya ia tak pernah memulai percakapan duluan, tetapi ia pikir Billie sangat berbeda dengan teman Kaiser yang lain. Oleh sebab itu ia berani membuka percakapan dengan Billie.

"Itu karena aku dibayar oleh orang tuanya. Dia sebenarnya senang denganmu, tetapi secara tidak sadar ia malah terlihat seperti sedang menghardik. Sebenarnya apa yang terjadi di kelas Kalian? Kau bilang Kaiser dan [Y/n] berpacaran, apa itu benar?" Billie mulai mengorek informasi.

"Senang padaku? Jangan bercanda. Kaiser itu orang jahat, masyarakat sekolah seharusnya tidak memanjakan dia. Apa pentingnya menjadi pemain nomor satu U-20 Jerman kalau sikapnya buruk. Bahkan dia menembak [Y/n] tanpa berlandaskan perasaan," balas Yuri, tersenyum getir. "Lalu menyuruh kami bungkam, agar Kalian tidak meledeknya? Dia berpacaran dengan [Y/n] karena ingin memanfaatkan gadis itu. [Y/n] sangat pintar, ia seharusnya memiliki masa depan yang cerah. Jika bukan denganku, setidaknya ia harus mendapatkan pria baik, bukan orang seperti Kaiser."

Billie memejamkan mata. "Asal Kau tahu, banyak di luar sana yang lebih parah dari Kaiser. Apa Kaiser pernah melukaimu sampai Kau masuk ke rumah sakit? Kau hanya tidak mengenal dan takut menghadapinya. Karena Kau takut, Kau menyeret [Y/n] dan membuat gadis itu menghadapinya."

"Tapi aku tidak menyuruhnya untuk mengambil masalahku," bantah Yuri. "Apa perundung baru dikatakan bersalah bila mereka melukai korbannya secara fisik? Bagaimana dengan orang yang mentalnya hancur karena menjadi korban?"

"Sekarang Kau menyalahkan [Y/n]? Begini saja, kalau Kau diam dan tidak membahas sahabatmu di depan Kaiser, Kaiser mana mungkin tahu. Dan kalau Kau bisa memendam emosimu, gadis itu mungkin takkan tahu. Menurutku dia sebenarnya gadis yang tak pernah mau tahu urusan orang. Dia peduli padamu karena ia menganggapmu teman. Apa kepada teman Kau akan menyuruhnya maju untuk menyelesaikan cobaanmu? Tapi Yuri  ...." Billie melirik Yuri tatkala mencapai ujung kalimatnya. Lantas ia berlalu, menyusul Kaiser.

Yuri mengecap, ia mengusap wajah kasar.

Di sisi lain, nyamuk mengitari telinga. Sentuhan benda, menyenggol mimpi. Entitas yang mengambang, tengah ditarik untuk menghadapi realita. [Y/n] membuka mata karenanya. Ia mendengar bagaimana riuhnya kelas. Gadis itu mengucek mata, kembali duduk yang benar, lalu menguap.

Matanya yang masih sayu, pandangannya buram. Kalau tidak salah lihat, banyak orang berseragam sama dengannya sedang mengelilingi. Mereka langsung menyebut-nyebut putri tidur, orang genius, atau apapun yang [Y/n] tak mengerti. Setelah pandangannya kembali normal, barulah ia sadar, seluruh pasang mata lelaki di sekitar tertuju padanya.

Mereka mengajak [Y/n] kenalan, meminta nomor telepon, menanyai nama pengguna sosial media, bahkan meminta [Y/n] untuk mengajari mereka.

"Hah? Kenapa harus aku?" [Y/n] memasang wajah datar. Padahal ia baru bangun, tetapi energinya langsung habis karena banyak dan riuhnya lelaki yang mengelilingi. Ia bangkit dari duduk, berusaha memberi jalan untuk diri sendiri agar bisa lewat. Namun, takkan semudah itu ia lewat, ia seperti menghadapi lautan manusia sekarang. Bahkan mungkin di luar sana pun banyak lelaki yang sedang menunggunya. Sebenarnya apa yang terjadi? [Y/n] percaya ini hanya mimpi di dalam mimpi.

Only One KAISER! [ Michael Kaiser x Reader ] Where stories live. Discover now