🍊 19. Perahu Kertas, 2010

59 31 2
                                    

Happy reading !

Happy reading !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

24 November 2010

"Mama! Ana main keluar, ya, Ma!"

"Iya sayang, hati-hati, ya?"

Geana kecil lantas keluar rumah dan berniat ingin pergi ke taman untuk bermain setelah ia meminta izin pada Ibundanya.

Sore ini, cuaca tidak terlalu panas juga tidak terlalu mendung. Sangat cocok untuk anak-anak bermain diluar seperti sekarang. Di taman sudah banyak sekali anak TK yang bermain ceria dengan temannya. Tetapi, ada satu anak yang hanya duduk dibawah pohon sembari menundukkan kepalanya.

Geana kecil pun dibuat bingung oleh anak itu, alhasil Geana mendekatinya untuk bertanya apakah dia baik-baik saja.

Gadis kecil tersebut berlutut lalu mengajukan sebuah pertanyaan. "Kamu kenapa? Kenapa gak main sama yang lain?"

Kepala anak itu terangkat dan langsung mendapati Geana yang menatap sendu kepadanya. Lalu, bocah itu menggeleng menandakan bahwa dirinya tidak apa-apa, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Namun, itu hanyalah dusta.

"Nama kamu siapa? Kok, kamu nangis? Kamu gak ditemenin?" Lagi-lagi Geana kecil, banyak bertanya.

"Nama aku Askar, aku gak apa-apa." Askar mengusap air mata dengan punggung tangannya lalu tersenyum.

"Beneran?"

Jawaban Askar masih sama.

"Ya udah kalau gitu. Ayok main sama aku. Nama aku Ana!" Gadis lucu itu semangat mengajak Askar kecil bermain dengannya sore ini.

Setelahnya, dua anak tersebut bermain dengan ceria, tapi mereka tidak gabung dengan anak lainnya dikarenakan Askar tidak setuju jika ia bermain dengan yang lain. Karena sudah pasti ia akan diusir atau diabaikan jika bergabung. Sudah sering Askar diperlakukan seperti itu, entah apa salah Askar sampai ia diperlakukan layaknya sampah yang terbuang dan terabaikan.

"Askar! Coba jiplak tangan kamu disini," perintah Geana, dengan suara cadelnya.

Askar pun menuruti kata Geana, tangan kecilnya di jiplak bersebelahan dengan telapak tangan Geana, di taman yang berpasir ini. Kemudian, Geana membuat bentuk 'love' dikeliling dua jiplakan tangan itu dengan ranting pohon.

"Yay! Jadi!" Jujur hanya Geana yang paling antusias diantaranya, sedangkan Askar hanya tersenyum senang melihatnya.

Hari semakin sore, membuat langit yang tadinya biru menjadi warna orange pekat disebelah barat. Kini, Geana dan Askar todak lagi bermain, mereka hanya duduk dibangku taman berdua dengan melihat langit yang cantik itu. Sungguh lucu. Andai mereka seorang remaja, pasti romantis.

ORANGE [SUDAH TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang