01. Griya Ida Bagus

51 7 0
                                    

Ada keindahan dalam ketidakteraturan dan ada gairah dalam ketidaktahuan. Di dalam chaos seseorang akan menemukan garis-garis nyata yang menghubungkan alam yang rumit dan jiwa yang sederhana. Hati akan selalu terpuaskan oleh kejutan takdir. Seseorang tidak perlu berbuat apa-apa selain memandang dan memperhatikan. Sayangnya banyak orang yang tak memiliki mata untuk melihat nikmat gratis ini.

Takdir selalu bergerak seperti yang diinginkannya semata. Hembusan angin tidak pernah teratur. Bunga yang mekar tidak pernah benar-benar sama. Tidak ada yang identik dan menusia selalu berbeda. Namun manusia takut menghadapi sesuatu yang berbeda. Manusia selalu berharap hari esok akan sama dengan hari esok di dalam angan-angan mereka. Mereka berharap manusia lainnya sama seperti mereka. Mereka berpikir manusia lain berpikir sama seperti apa yang mereka pikirkan. Banyak manusia benci akan sesuatu tidak realistis namun hal yang paling tidak realistis di dunia ini adalah keyakinan bahwa segalanya sama, monoton, dan harus seperti itu.

Suara kempur, oleg, gong dan cenceng mengalun dalam satu rangkaian nada dan dikuatkan oleh kendang. Bunyi-bunyian yang dipimpin oleh kempur ini seakan menari dalam frekuensi udara dengan timbre berbeda dan menyatu menjadi satu. Awalnya suaranya memberimu gambaran tentang sentuhan lembut cinta. Berikutnya dia memberi semangat sehangat sinar matahari di pagi hari. Sayangnya di bagian akhir arah alunan berubah menjadi gelombang laut yang menggoncang akal sehat. Permainkan langsung dihentikan paksa.

"Temponya tidak pas. Ulangi lagi yang bagian akhir!"

Chandra mulai merasakan tangannya kebas. Sudah berkali-kali alunan gamelan Bali ini indah di awal namun memuakkan di akhir. Dia mulai bosan memainkan kendang dengan rekan main yang sama sekali tidak dapat menautkan perbedaan karakter alat musik mereka tanpa dibimbing si pelatih. Yang membuat dia lebih bosan lagi adalah dia tahu mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Peraturan dan ketakutan akan keluar dari keteraturan, itulah yang membuat permainan ini tidak bernyawa.

Pada mulanya semua berjalan baik. Tetabuhan sanggar ini selalu dapat menarik telinga yang mendengar untuk terpaku lebih lama. Suara yang dimainkan indah dan cantik dengan diselipkan beberapa keberanian dalam improvisasi. Nyawa itu membuatnya memiliki wajah yang berbeda dan semangat baru yang tidak dimiliki oleh tempat lain. Namun semua itu hancur karena akan mengikuti perlombaan.

"Dalam perlombaan tidak boleh ada cacat." Itulah yang ada di dalam pikiran para anggota sekaa tabuh. Bahkan pelatihnya sekalipun tidak mau kecacatan muncul di dalam perlombaan. Mereka adalah idola banjar dan mereka harus memenangkan ini tanpa cela. Semua cela, cacat, dan ketidaksempurnaan haram adanya. Sedapat mungkin mereka harus mengusir keberadaannya dari tempat ini.

Keinginan akan kesempurnaan membuat Chandra gerah. Manusia memang tidak sempurna namun tidak mau menjadi apa adanya. Gambaran mengenai bagaimana sesuatu dapat dikatakan sempurna saja hanya mampu dijawab oleh Tuhan. Manusia tidak perlu begitu arogan untuk memutuskan mana yang sempurna dan mana yang tidak. Bukankah lebih baik menyerahkan segalanya pada Tuhan dan tetap berusaha lebih baik seperti biasa? Ketika ketidaksempurnaan terjadi, masih ada cinta, pengorbanan, dan ketulusan yang akan memperbaikinya. Itu salah satu yang dapat dilakukan manusia.

Gamelan mulai dimainkan lagi namun Chandra gagal menangkap waktu pemukulan kendang dengan tepat karena masih terpaku dalam ketidakpuasannya. Tangannya masih tidak bergerak dengan ekspresi bosan yang ditunjukkan dengan nyata. Dia sudah lelah.

"Punapi Gus?" tanya pelatih tabuh dengan bahasa Bali Singgih. Chandra memiliki gelar Ida Bagus yang ditetapkan sebagai wangsa tertinggi jauh sebelum dia dilahirkan. Oleh karena itu, meskipun dia jauh lebih muda daripada pelatihnya, pelatihnya masih memperlakukannya selayaknya orang suci.

"Ten napi." Jawabnya singkat. Namun wajahnya tidak mencerminkan rasa 'tidak apa-apa' seperti yang dia ucapkan. Dia hanya merasa tidak ada apa-apa yang terjadi pada dirinya namun hal yang berlawanan terjadi di sekaa tabuh ini.

Menjadi Debu AtmosferWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu