BAB 34: MULAI MENGGANGGU

ابدأ من البداية
                                    

"Jadi gimana, Dek? Nikah tahun depan kan?" tanya Mama Siska dengan tidak sabaran.

Jerome menggeleng. "Nikahnya nanti, Ma. Aku belum ngobrolin ini sama Raline dan juga keluarga nya. Mungkin kalau Raline siap, aku juga pasti siap." 

Raline menoleh setelah mendengar ucapan Jerome. 'Kenapa harus nungguin gue siap? Bukan nya dia yang belum siap nikah muda, ya?' ㅡIsi hati Raline.

"Kamu gimana, Raline? Siap nikah muda kalau di ajakin Jerome nikah?"

Raline bungkam beberapa saat untuk memikirkan jawaban apa yang akan dia keluarkan dari mulutnya. "Saya masih belum bisa kasih jawaban nya, om. Masalah ini harus saya bicarakan sama Jerome dan orang tua saya dulu."

"Jangan lama-lama ya. Kalau bisa setelah lulus langsung nikah aja. Nggak usah mikirin biaya rumah tangga dan rumah nya. Kalian bisa tinggal di rumah sama Papa dan Mama."

Raline hanya tersenyum simpul membalas ucapan Mama Siska yang memang sudah kelihatan sekali kalau beliau tidak sabar menyambut pernikahan mereka yang entah kapan terealisasikan.

"Untuk dekat-dekat ini mungkin kita mau tunangan dulu, Pa. Aku udah ngomongin masalah ini sama Raline, tinggal nanti di obrolin lagi sama keluarga nya Raline. Aku sih udah sempet teleponan sama Mas nya Raline, kata dia lebih baik mempertemukan kedua keluarga dulu biar lebih jelas ngobrolnya."

"Kamu udah teleponan sama Mas Chandra?" tanya Raline yang dibalas anggukkan kepala oleh Jerome.

"Sejak kapan?" tanya Raline. 

"Nanti aja kita omongin lagi." balas Jerome.

"Sejujurnya Papa dan Mama sih nggak ada masalah sama rencana tunangan kalian. Papa cuma masih nggak nyangka aja kalau Jerome udah mikirin tentang nikah. Padahal sebelumnya dia kayak nggak ada niat untuk berumah tangga di usia muda."

"Bukannya bagus, Pa. Nikah muda nggak selamanya buruk kok kalau emang udah sama-sama siap. Tapi kayaknya anak kita yang paling ngebet nikahin pacarnya. Nggak tau deh kenapa Jerome tiba-tiba pengen nikah muda. Padahal dulu kalau di tanyain katanya mau ngejar karir dulu baru mikirin nikah." 

"Ya Papa sih nggak masalah kalau mereka mau nikah muda. Asalkan dua-dua nya udah sama-sama siap membina keluarga baru. Yang namanya menikah kan bukan cuma mau ngerasa enaknya aja."

Jerome dan Raline hanya kebagian menjadi pendengar disaat dua orang tua di depan mereka sedang berbicara dengan bijaknya.

"Jadi mau kapan acara tunangan nya di gelar?" tanya Papa.

"Rencana awal sih bulan depan aja, Pa. Tapi aku sama Raline mau acara nya private aja dan cuma ngundang temen-temen deket."

"Untuk acara nya biar Papa dan Mama aja yang urus. Kamu tinggal ngurus sisa nya. Dan Raline jangan lupa kabarin keluarga kamu juga ya. Tante sama om rencana nya mau datang ke Surabaya buat ketemu sama orang tua kamu dulu."

"Baik, tan. Nanti saya kabarin orang tua dulu."

"Masalah baju dan yang lain nya biar di urus Mama aja. Kamu sama Raline ngurus cincin tunangan sama undangan."

"Kalau itu emang udah jadi rencana aku, Ma. Aku kan bakal agak sibuk sama kerjaan kampus dan BEM, jadi urusan venue, baju, dan decor biar Mama dan Papa aja yang urus."

"Oke. Pokoknya kalian tenang aja. Mama pasti bakal bikin acara tunangan kalian sukses besar. Iya kan, Pa?" ucap Mama Siska yang di tanggapi anggukan kepala oleh Papa Jerome.





[2] HATI dan WAKTUحيث تعيش القصص. اكتشف الآن