BAB 20: DECISIONS

1.4K 267 549
                                    

Masih menggalau. Siapkan emosi dan kesabaran

~ Happy Reading ~


Raline membuka pintu kamar Dimas dan menatap kakak sepupu nya itu dengan tatapan tajam. 

"Aku ora kepengen kowe nganggo kekerasan, Mas." cerocos Raline tanpa ada basa basi nya dulu.

Dimas yang sedang rebahan sambil memainkan ponsel nya pun merasa terpancing dengan ucapan Raline. "Maksud lo?" Dimas malah bertanya balik.

"Kenapa lo mukulin Jerome sampai babak belur begitu? Kan gue udah bilang jangan pakai kekerasan."

"Udu urusanku yo."

Raline mulai emosi. Dia berjalan mendekati Dimas dan berdiri tepat di depan cowok itu dengan berkacak pinggang. "Gue emang sakit hati sama sikap Jerome, tapi gue sama sekali nggak menormalisasikan tindak kekerasan apapun."

"Lo masih nggak tau gimana brengsek nya cowok lo, Raline. Kenapa masih ngebela dia terus sih?"

"Mas, kan gue nggak ngelarang kalau lo mau protes sama Jerome. Tapi jangan pakai kekerasan juga. Gue nggak mau gara-gara masalah ini bikin hubungan pertemanan kalian jadi hancur."

"Rell, lo tau kalau lo bego?"

Mata Raline langsung melotot setelah mendengar ucapan Dimas barusan. "Hah?! Kok lo malah ngatain gue sih? Gue lagi seriusㅡ"

"Lo cewek bego kalau masih mencintai cowok kayak Jerome."

Raline langsung terdiam mendengar ucaoan Dimas barusan. Dia tidak menampik kalau kenyataan nya dia memang masih mencintai Jerome. Walau rasa itu kini mulai terkikis karena rasa patah hati nya.

"Di dunia ini ada banyak banget cowok ganteng yang kemungkinan bisa jadi jodoh lo. Cowok baik yang mau membalas ketulusan cinta lo. Kalau lo masih stuck di Jerome gimana lo mau sadar sama ratusan kemungkinan itu. Kenapa lo harus memilih cowok bajingan yang masih kebayang-bayang sama masa lalu nya."

"Lepasin dia. Ada baiknya lo bener-bener menyerah daripada lanjutin hubungan yang nggak ada kejelasan nya itu."

Air mata mulai menggenang dari pelupuk mata Raline. Cewek itu menggeleng pelan lalu mengusap mata nya yang berair.

"Cinta nggak bisa di paksa, Mas."

"CINTA NGGAK BISA DI PAKSA TAI ANJING! Itu cuma opini sempit lo doang yang udah terlanjur tergila-gila sama Jerome." Dimas berteriak dengan penuh emosi. 

Cowok itu mencengkram bahu Raline dan menatap cewek itu dengan serius. "Rungokno Rell. Lo lebih milih patah hati sekarang atau nanti? Lebih baik lo akhiri hubungan kalian, karena dari hubungan ini sama sekali nggak menguntungkan buat lo. Sama sekali nggak menguntungkan. Jerome emang temen gue, tapi gue sama sekali nggak akan kasih ampun buat dia kalau dia berani nyakitin lo lagi. Mencintai itu seharusnya bisa bikin kedua pasangan bahagia. Sekarang gue tanya, lo bahagia sama Jerome? Lo puas sama dia yang sampai sekarang masih gantungin perasaan lo? Lo mau di mainin kayak gitu? Come on, you can definitely escape this toxic relationship."

Bibir Raline bergetar. Dia tidak sanggup menjawab ucapan Dimas barusan. Hati nya semakin goyah apakah hubungan ini harus di akhiri atau tidak. Tapi sejujurnya dari lubuk hatinya yang paling dalam Raline masih berharap kalau dia berakhir bahagia dengan Jerome.

"Yes, I will." jawab Raline.

Emosi di wajah Dimas mulai memudar. Tapi hal itu tidak bertahan lama karena setelah mendengar lanjutan dari ucapan Raline barusan dia langsung merasa geram lagi.

[2] HATI dan WAKTUWhere stories live. Discover now