Part 1

62 6 5
                                    

Dear Temans,

Cerita ini sudah tamat di aplikasi Karya Karsa. Link bisa diklik langsung di bio saya.

--------------------------------------------------------------Karenina punya cara unik untuk menentukan destinasi tempat wisata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------------------------------------------------------
Karenina punya cara unik untuk menentukan destinasi tempat wisata. Ia tak pernah mencari rekomendasi di internet. Yang ia lakukan adalah langsung memilih destinasi secara acak dari kotak dropdown menu kereta api di aplikasi pemesanan tiket transportasi dan akomodasi. Menurutnya cara seperti itu lebih menantang. Ia pun tak berusaha mencari tahu, apa makanan khas di kota itu atau apa saja atraksi turis di sana. Ia lebih suka memperhatikan orang-orang di kota itu dan kebudayaannya. Karenanya, ia hanya memilih kota-kota kecil yang namanya masih asing di telinga di mana menjadi tempat perhentian kereta. Dan itu ia lakukan setiap tahun, setelah permintaan cutinya di-ACC oleh bos.

Lucunya, meskipun bos dan teman-teman sekantor Nina sudah hafal dengan kebiasaannya, mereka tak pernah minta oleh-oleh. Nama kotanya saja mereka belum pernah dengar. Mereka ragu makanan yang akan Nina bawa justru akan membawa petaka.

Satu-satunya teman yang berani minta oleh-oleh cuma Septi, teman satu kosnya. Gadis tembam yang hanya bisa mengenakan pakaian oversized itu selalu riset tempat-tempat yang akan dikunjungi Nina di internet. Dari situ ia menulis daftar oleh-oleh yang harus Nina bawa pulang.

Saat mendengar langkah-langkah berat di luar kamar, Nina langsung tahu, Septi sudah siap dengan daftar oleh-olehnya. Dan ia juga sudah hafal kebiasaannya ....

Brak!

Gadis itu tak terhenyak dengan pintu yang dibuka dengan kasar. Septi bermaksud mengagetkannya, tapi sayangnya, gagal.

"Kok gak kaget, sih?" protes tetangga Nina di kosan itu. Seperti biasa, tangannya tak pernah kosong dari kemasan camilan. Kali ini kiripik kentang yang menemaninya.

"Dari suara langkah lo aja udah ketauan. Tekanannya beda," ledek Nina tanpa menghentikan aktivitasnya, mengemas peralatan make-up dalam ransel.

Bluk.

Septi menjatuhkan diri di kasur lateks Nina dengan kecepatan 0 m/s². "Sialan lo," sungutnya. Pertemanannya dengan Nina yang sudah cukup lama tak membuatnya tersinggung diledek seperti itu. Ia tahu, sebenarnya gadis yang sebentar lagi akan berangkat traveling ini hanya mengingatkannya untuk tak banyak ngemil, dengan caranya sendiri.

Netra Septi bergulir turun pada ransel kecil Nina yang masih menyisakan tempat setengahnya. "Kecil banget ransel lo," komentarnya.

"Emangnya kenapa?"

"Nanti oleh-oleh untuk gue ditaruh mana?"

Nina terkekeh. "Emangnya lo mau oleh-oleh berapa banyak, sih?"

Septi merogoh saku celana pendeknya, mengeluarkan lipatan kertas kecil dari situ. Ia mengangsurkannya pada Nina.

Manik Nina membola begitu selesai membacanya. "Segini makanan semua?"

✔Kali Kedua (Saat Kamu Menetap) [TEASER ONLY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang