The Rage

123 23 2
                                    

"'How can I thank you?" Jennifer had asked

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"'How can I thank you?" Jennifer had asked. And Michael Moretti had walked over to her. Taken her in his arms and kissed her. Out of some loyalty to Adam, Jennifer had to pretended to herself that it would end with that kiss."

"But instead, it became a beginning. She knew what Michael Moretti was and yet all that counted as nothing against what he had done. She stopped thinking and let her emotions take over. "

"They went upstairs to her bed rooms. And Jennifer told her self that she was repaying Michael for what he had done for her. And they were in bed and it was experience beyond anything that Jennifer had ever dreamed--"





"Wait-- What?? They were making love??"



Dawit terbangun dari posisi nyamannya, terlentang diatas paha Donghyun yang sedang membacakan novel untuknya.

"Apakah aku membaca terlalu cepat?" Gumam Keum muda, sedikit terkejut karena lelaki yang tidur dipangkuannya bergerak tiba-tiba.

"How could!!! She was in love with Adam, but still had sex with another??!!" Dawit menatap novel di genggaman tangan Donghyun seolah tak percaya.

"Jennifer hanya berterima kasih. Moretti menyelamatkan anaknya." Donghyun menjawab pelan. Masih terheran dengan reaksi Dawit saat ini, karena tak biasanya ia larut dalam cerita yang ia bacakan.

Sepanjang musim dingin, perpustakaan tampaknya bukan menjadi tempat favorit Donghyun. Ia hanya mengambil beberapa buku untuk ia baca dan lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang bersantai yang hampir jarang dimasuki orang lain. Ruangan besar dan hangat karena terdapat perapian besar, dan dikelilingi dengan sofa lebar dan empuk membuatnya betah disana untuk membaca ber jam-jam lamanya.

Saat suhu diluar terlalu dingin, Dawit selalu melarang Donghyun untuk berjalan-jalan di kebun anggur. Sebagai gantinya, mereka akan bergelung nyaman di depan perapian dengan selimut hangat diatas sofa. Menonton film hingga tengah malam atau meminta Donghyun untuk membacakan sesuatu untuknya sementara ia akan terlelap tenang di pangkuan yang lebih muda.

"Dan juga, Jennifer melakukannya tanpa perasaan. Moretti menginginkan Jennifer, dan ia memanfaatkan keadaan, dengan menyelamatkan anaknya. Sesungguhnya Moretti tak mendapatkan apa-apa, Adam satu-satunya orang yang memiliki hatinya." Donghyun menutup bukunya, mengambil secangkir cokelat hangat dari meja dan menyesapnya pelan.

"Jika aku Moretti, aku akan menyingkirkan Adam. Aku tak bisa membayangkan seseorang yang kuinginkan dimiliki orang lain." Dawit berkata serius, manik matanya lekat menatap Donghyun.

"Well, kau tahu masalah hati tak selalu bisa dipaksakan. Kurasa sekeras apapun Moretti berusaha, Jennifer tetap akan memilih Adam. Karena Adam adalah lelaki pertamanya." Donghyun berujar pelan sambil memandang batang kayu yang mengeluarkan bunyi menggelitik ketika api membakarnya dan mengubahnya menjadi bara.

"Bagaimana denganmu?" Kini Dawit mengusap lembut punggung tangan Keum muda beberapa kali sebelum menggenggamnya erat.

"Apakah aku bisa seperti Adam?"


CYANIDEWhere stories live. Discover now