16 Juli -Ni

4 3 0
                                        

"Kakek, aku punya kabar gembira!"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Kakek, aku punya kabar gembira!"

Setelah meneriakkan kakeknya itu. Ia langsung masuk ke ruangan dengan membawa buah-buahan dan gulungan kertas yang sebelumnya ia dapat.

Viline langsung menaruh buah-buahan tersebut dimeja, dan menyalahkan lilin.

Ditengah meja, terdapat foto sang kakek yang sudah merawatnya sedari kecil dan dianggap cucu sendiri.

Viline menarik nafas dan menatap foto sang kakek.

"Lihatlah, cucumu ini sekarang masuk ke akademi yang kau inginkan.."

"Sayang sekali saat aku lulus, tidak ada yang menemani ku.." Ucap Viline dengan senyum hangat diwajahnya.

Hening.. Perasaan tidak dapat ditahan. Viline mulai mengeluarkan air mata, dan senyum diwajahnya menghilang.

"Seandainya jika kakek tidak membawaku kemari.. Hikss.."

"Mungkin saat ini.. Aku sudah tidak ada.."

Viline memiliki masa lalu yang kelam, hanya sang kakek yang peduli padanya.

Bahkan, walaupun dirinya bukan cucu kandung sang kakek. Dia diberi kepercayaan untuk meneruskan perpustakaan milik kakeknya.

"Maaf ya kek, aku tidak bisa menjaga perpustakaan mu. Karna aku mesti pergi ke akademi"

Air mata yang sudah berhenti keluar, dilap oleh Viline dan ia keluar dari ruangan itu.

_________________________________

__________

"Lari dan pergi dari sini!"

Srkkkk

"AYAHHH!"

Bzzt

"Kejar dia!"

"Anak yang malang.."

"Hah..." Dengan nafas terengah-engah. Viline bangun dari tidurnya karena mimpi nya membuatnya teringat dengan kejadian lama itu

"Ughhhh.. Mimpi itu lagi.."

Melihat ke arah jam dinding di kamar nya. Ternyata sudah pukul 05.00

Sekarang itu sudah tanggal 16 Juli. Jadi Viline mulai bersiap siap mengkemas beberapa barangnya, untuk dibawa ke Akademi tentunya.

Pukul 06.00

Viline sudah rapih, dan sudah sarapan. Ia mengunci pintu rumahnya dan pergi ke stasiun kereta.

Disaat hari penerimaan siswa baru, akan ada kereta khusus untuk ke Phoenix Academy di stasiun.

Note =

Phoenix Academy sebenarnya hanya untuk para bangsawan. Tetapi para rakyat biasa, bisa masuk kesana karna adanya potensi.

Jadi terkadang, tiap tahun akan ada tes kekuatan dam fisik di tiap desa. Dan jika sesuai dengan kriteria Phoenix Academy, maka ia akan dapat surat pendaftaran.

______________
____________________________

Kereta ini, diisi oleh para anak bangsawan. Jadi fasilitasnya sangat mevvah.

Gerbong 2 kursi 27

Viline sudah memasuki gerbong 2, dan mencari kursi 27. Saat mencari, ia ditatap oleh para anak bangsawan. Ada yang menatap sinis, jijik, bingung, ya begitulah. Mereka hanya tau bahwa Phoenix Academy diisi oleh orang seperti mereka, bukan rakyat biasa.

'Kursi 27, ah ini dia' Batin Viline yang melihat tiket nya lagi untuk memastikan benar atau salah tulisan tiketnya.

Kursi nya bersampingan dengan kursi no 28. Tetapi sudah ada orang yang menduduki nya. Viline harus meminta orang tersebut untuk berdiri dahulu agar ia bisa lewat.

Tapi sebelum meminta, orang di kursi 28 sudah sadar kehadiran nya, ditambah lagi ia mengenal gadis itu. "Viline!"

Teriak lelaki itu membuat Viline kaget dan sontak melihat orang yang memanggilnya

"Lohh, Jefry?"

"Wahh, ku kira kau lupa dengan nama ku. Silahkan duduk"

Ucap Jefry yang berdiri dari tempat duduknya, lalu mempersilahkan Viline duduk dengan pose seperti pelayan yang menyambut tuannya.

Melihat kejadian itu, orang orang yang di gerbong kaget dengan kejadian itu. Bagaimana tidak? Foerster Jefry itu kan dari bangsawan yang cukup terkenal. Dan dia melakukan hal itu ke warga biasa??

"Tidak perlu seperti itu" -Viline

Viline langsung duduk dan disusul oleh Jefry yang duduk juga.

"Tidak ku sangka kau bisa kesini" -Jefry

"Ahaha.. Aku juga tidak menyangka. Ngomong-ngomong, dimana teman mu?" -Viline

"Kita beda gerbong" -Jefry

Jangan lupa beri masukan dan
vote nya

553 kata

End

♦Phoenix Academy♦Donde viven las historias. Descúbrelo ahora