Ping!!!!

Ping!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💠💠💠💠💠

Dawit menuntun Donghyun agar duduk ditepi ranjang, lantas ia menempatkan diri disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dawit menuntun Donghyun agar duduk ditepi ranjang, lantas ia menempatkan diri disebelahnya.

"Kau suka?" Tanya pria itu meminta pendapatnya.

Donghyun memindai sekelilingnya dengan perlahan, hitam elegan yang semula menjadi aura yang melekat pada kamar ini berubah total menjadi putih dan hangat, ditambah sofa yang menghadap jendela.


"Kau merubah tampilan kamarmu?"

Dawit tersenyum, saat Donghyun membuka suara setelah sekian lama bungkam.

"Hm, kau suka?" Tanyanya antusias.

"Mengapa kau melakukannya?


"Agar kau merasa nyaman. Aku ingin kau merasa nyaman saat bersamaku. Kau takut gelap, dan Minwoo memberitahuku, kalau kau kerap bermimpi buruk saat tertidur disini. Jadi aku merubahnya. Aku merubahnya untukmu." Jawab pria itu jujur, namun membuat Donghyun tidak bisa mengeluarkan kata-kata karena rentetan jawaban darinya cukup membuatnya terkejut.


"Minwoo akan membawakanmu baju tidur yang lebih nyaman, kau tunggu sebentar disini, aku tak akan lama."


Donghyun mengangguk saat Dawit mengusap lembut surai cokelatnya dan menyuruhnya untuk menunggu sebentar.

Dan benar saja, tak berapa lama, lelaki bersurai cerah itu masuk dengan tergesa dengan membawa piyama putih beserta sweater dan selimut bulu tebal.

"Kau tak apa-apa? Apa yang terjadi? Kau sakit? Mengapa tanganmu gemetar? Kau tak apa-apa kan?" Minwoo menyentuh dahi Donghyun dengan telapak tangannya kemudian menggenggam tangannya kuat-kuat sebelum mencoba membuka jas biru muda yang masih ia kenakan.

"Ku bantu kau untuk berganti pakaian ya? Kau sudah makan? Asam lambungmu kambuh? Kau ingin kubawakan obat?"

Donghyun sedikit tersenyum melihat Minwoo mengkhawatirkannya. Ia membiarkan lelaki muda itu mengoceh pelan sambil menaruh piyama tepat disampingnya.

CYANIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang