- VI -

10 1 0
                                    

Cerita ini murni buatan Author. Mohon dimengerti apabila terdapat kesalahan dalam penulisan cerita. Jangan lupa untuk memencet tombol vote dan comment berikan kritik dan saran agar kedepannya bisa jauh lebih baik. Selamat Membaca





"Aku jadi ingin tau. Hal apa yang membuat didiku nampak sangat marah seperti itu ? Apakah ada orang yang membuatmu semarah ini, didi ?," tanya Xie Jin Li yang datang dan membuat Xie Yuan Yi menoleh.

"Bukan manusia. Tapi, hewan," ucap Xie Yuan Yi dengan nada ketus. Manakala, jawaban Xie Yuan Yi membuat Xie Jin Li menaikkan sebelah alisnya. Hewan ? Xie Yuan Yi menoleh dan menatap kakaknya lalu menghela nafas.

"Burung sialan itu membuat ku kehilangan momen yang sangat indah," ucap Xie Yuan Yi membuat Xie Jin Li makin di landa kebingungan. Ada apa dengan didinya ini ?

"Burung itu membuat ku kehilangan kesempatan untuk paling tidak menyapa gadis cantik itu. Sialan !," ucap ketus Xie Yuan Yi lalu di akhiri dengan nada yang sedikit meninggi.

Perkataan Xie Yuan Yi membuat Xie Jin Li terdiam. Tunggu, seorang gadis ?

"Gadis katamu ?," tanya Xie Jin Li mengulang perkataan Xie Yuan Yi. Xie Yuan Yi menghela nafas dan memutar bola matanya. Ia menatap gegenya itu lalu menganggukkan kepala nya malas.

"Gadis itu sangat cantik," ucap Xie Yuan Yi tersenyum dan membayangkan gadis itu kembali. Ia membelakangi gegenya dan menatap hamparan bunga dari jendela kamarnya.

"Rambut hitam yang bergelombang dan cukup panjang dengan hanfu biru yang ia kenakan. Membuatnya, sangat cantik. Apalagi, ia dengan lembut menyentuh kucing putih itu," ucap Xie Yuan Yi mendeksripsikan gadis yang ia temui itu.

Xie Jin Li tersenyum sambil menaikkan sebelah alisnya. Gadis itu pasti sangat cantik. Bahkan, lihat lah didinya yang sama sekali tidak pernah mau memiliki hubungan romansa dengan wanita. Seketika, seperti manusia dimabuk asmara.

"Secantik itu, didi ?," tanya Xie Jin Li mengorek informasi sebanyak mungkin lalu memberitahukan hal ini pada ibunya. Ah, ibunya pasti sangat senang. Xie Yuan Yi menganggukkan kepalanya.

"Meskipun aku tidak melihat wajahnya dengan jelas. Karna, ia membelakangi ku. Aku yakin, gadis itu sangat cantik. Jauh lebih cantik dari semua gadis yang aku temui," ucap Xie Yuan Yi melanjutkan pembicaraannya. Xie Jin Li tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Apalagi dengan topeng di wajahnya. Dia sudah matang dan siap dinikahi. Namun, sialnya. Seekor burung dengan debu di sayapnya terbang di hadapan ku. Yang mana membuatku tidak fokus karna rasa gatal yang menghampiri ku. Saat, aku sedang mengucek mataku. Dan, kembali berniat untuk melihat. Gadis itu, hilang," ucap Xie Yuan Yi mengakhiri kisah tragisnya.

Ya Dewa, ingin sekali Xie Jin Li menertawakan didinya itu. Tidak, tidak boleh tertawa Jin Li. Dia didimu. Dia rajamu. Tidak boleh, tapi ujung bibirnya sudah naik. Xie Yuan Yi menoleh dan memutar bola matanya.

"Tidak perlu ditahan. Kalau mau tertawa. Silahkan," ucap Xie Yuan Yi yang mana membuat tawa Xie Jin Li pecah saat itu juga. Xie Yuan Yi melihat gegenya yang tertawa merasa ingin memukul wajah nya.

Tapi, Xie Yuan Yi tersenyum. Sudah lama sekali dia dan gegenya tidak menghabiskan waktu seperti ini. Hah, andai saja ia tidak terlalu gengsi untuk menemui gegenya. Mungkin, tidak akan jadi seperti ini. Tawa nya membuatnya jauh lebih tenang.

Legend Of The Blue RoseWhere stories live. Discover now