60

128 14 0
                                    


Jangan lupa vote..

🌹🌹🌹

Tentu saja, aku tidak akan membiarkan diriku terkena situasi berbahaya yang dikhawatirkan ayah. 

Aku tidak akan pernah berdiri di depan karena aku di sini bukan untuk bertarung.

Aku akan tetap di belakang, di mana aku akan aman di bawah perlindungan ksatria. 

' Saat aku dalam bahaya, pasukan kekaisaran juga akan didorong mundur dan perjalanan kita akan ditunda, tetapi Lucian berkata dia tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.'

Jadi aku tidak terlalu takut pergi ke zona perang. 

Setelah pidato panjang kaisar, para prajurit akhirnya mulai bergerak. 

Aku bisa melihat Lucian dari jendela kecil kereta. Mata Lucian melembut saat dia menatap mataku.

Dia memiliki wajah yang begitu lembut sehingga sulit untuk membayangkan bahwa dia baru saja memerintahkan para prajurit dengan suara berwibawa.

Biasanya, aku akan terpesona oleh senyumnya, tetapi aku merasakan sesuatu yang aneh.

Aku merasakan perih di salah satu sisi dadaku. 

Aku tersenyum padanya, berusaha menyembunyikan perasaan ini.

* * *

Jalan menuju zona perang ternyata lebih nyaman dari yang ku kira. 

Para prajurit memperlakukan ku, tunangan komandan mereka, dengan sangat hati-hati, dan Lucian juga memperhatikan aku.

Rasanya aku diperlakukan seperti seorang putri yang bahkan tidak ada.

Tapi itu tidak hanya nyaman. 

' Hik hik. Sedikit lagi dan pantatku akan kapalan.'

Tidak peduli seberapa tinggi kualitas kereta ini, pantatku kesemutan setelah duduk seharian. 

Pada satu titik, saat aku sedang menggosok pantat ku yang malang, kereta berhenti.

Aku meraih tangan Lucian dan turun dari kereta. Kata Lucian dengan alis yang diturunkan. 

“ Kerja bagus, Nia.” 

Kereta telah berhenti di desa pedesaan yang tenang. Sebuah kastil kecil berdiri di belakang ladang gandum emas. 

Itu adalah kastil Baron Alicia, perkebunan terdekat dengan area perang. Di sinilah kita akan tinggal selama kita di sini. 

Ketika Lucian dan aku
masuk, Baroness Alicia, pemilik kastil, menyambut kami. 

“ Selamat datang, Tuan Kardien. Meskipun kamu tidak di sini untuk alasan bahagia, aku senang bertemu denganmu lagi.” 

Wajah sang baron saat menyambut Lucian terlihat penuh keceriaan. 

Lucian bertanya dengan wajah tenang. 

" Bagaimana situasinya ?"

[ DY.03-END ] Jadi Istri SML yandere Where stories live. Discover now