4. Menara astronomi

62 17 0
                                    

Sebagai peringatan (i guess) di book ini menampilkan beberapa couple yang pasti TIDAK J. K. Rowling tampilkan atau pasangkan di buku ataupun film. Seperti,

Harry-Hermione, Ginny-Neville, Draco-Luna (Of course), Ron-Pansy.

Jadi, kalau semisalnya kalian enggak suka couple di atas, silahkan berpindah ke tempat lain kalau kalian gak mau misuh-misuh sendiri tentang couple ini.

Tapi kalau kalian memang masih pengen baca, ya ... aku berterimakasih untuk itu :)

DAN, cerita ini gak sepenuhnya ngikutin cerita jkr alias Harry Potter. Jadi jangan heran kalau ini atau itu nya beda sama yang kayak jkr jelasin atau tampilin.

Udah, gitu aja sih.

So, Let's go!

୨⎯ ժׁׅ݊ÉյׁׅÀ ᥎꫶ׁׅυׁׅ⎯ ୧

Luna melangkah kan kakinya di koridor sekolah, selesai sarapan ia langsung pergi ke kelas nya yang hari ini mengambil pelajaran Mantra untuk pelajaran pertama.

Untuk jam pertama, asrama Ravenclaw di satukan bersama asrama Hufflepuff.

Jam kedua, Ravenclaw bersama Slytherin. Jam kedua itu mengambil pelajaran Herbologi.

Jam ketiga dan keempat, Ravenclaw bersama Gryffindor. Jam ketiga pelajaran Ramuan, dan jam keempat pelajaran Aritmansi.

Luna menghela nafas kecil mengingat pelajaran keempat nanti. Ia yakin Ginny akan menanyakan hal-hal soal pelajaran Aritmansi. Mengingat bahwa sahabatnya sedikit bodoh untuk pelajaran itu.

Ia sampai kelas dan duduk samping murid Hufflepuff.

"Hey, Elizabeth." Ucap gadis berambut ikal panjang berwarna Dark Brown.

Luna tersenyum setelah duduk di samping gadis itu. "Hai, Claretta."

"Apa kabarmu, Zabeth? asrama kita jarang di satukan. Bahkan saat aku melihat jadwal bahwa asrama kita di satukan, aku terkejut. Tapi aku senang karena bisa melihat mu dan belajar dengan mu lagi." Oceh gadis Hufflepuff itu. Baiklah, gadis itu agak cerewet. Ku ingatkan, agak.

"Kabarku sangat baik, Retta. Bagaimana dengan kabarmu? apakah baik?" Tanya Luna.

Gadis Hufflepuff itu mengangguk semangat. "Sangat amat baik. Dan setelah aku tahu bahwa asrama kita di satukan, membuat itu menjadi sangat, sangat, amat baik." Jawabnya.

Luna tertawa kecil. Lalu setelah itu terdengar tawa dari mereka dikarenakan gadis Hufflepuff itu menceritakan sesuatu yang lucu.

Tetapi jelas, hal itu tidak bertahan lebih lama karena Profesor Flitwick datang untuk mengajar kelas.

Omong-omong, gadis Hufflepuff itu bernama Odette Claretta Seraphine.

Saat pertama kali Odette dan Luna berkenalan, Odette langsung meminta Luna untuk memanggilnya dengan nama tengah saja.

Luna tidak merasa keberatan, tentu saja. Ia malah senang memiliki nama panggilan baru. Terutama saat Odette memanggilnya dengan nama 'Zabeth'. Entahlah, tetapi menurut Luna itu lucu, juga keren.

Waktu pun terus berjalan, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan bahwa sudah saatnya untuk pergi makan malam.

Ia pergi untuk mengajak Ginny ke Great Hall bersama dan duduk di meja Ravenclaw. Tetapi Ginny menolak untuk duduk di meja Ravenclaw karena ia ingin duduk bersama dengan kekasihnya.

Luna tidak memaksa, tetapi ia meminta untuk duduk di meja Gryffindor. Karena entah kenapa ia masih ingin bermain dengan Ginny. Biarkan saja ia menjadi nyamuk di antara pasangan itu.

"Ku harap Puding tersedia lebih banyak malam ini." Ujar Luna setengah berbisik.

Ginny mendengar lalu menjawab, "kau tahu? asrama Gryffindor selalu menyiapkan puding lebih banyak dari asrama lain. Terlebih saat malam hari. Jadi, ku pastikan kau akan senang melahap ratusan puding."

Luna terkekeh. "Senang mendengar hal itu." Ucap Luna yang membuat ia dan Ginny tertawa. Entah apa yang di tertawa kan oleh mereka.

Baiklah, kurasa yang menjadi nyamuk bukan Luna malam ini, tetapi Neville. Ia terus-terusan di abaikan oleh Ginny.

Ia ingin kesal, tetapi Luna sahabatnya. Ingin kesal kepada Ginny? sudah dipastikan besok Neville akan di diamkan oleh Ginny selama satu bulan full.

Saat asik bercanda ria dengan Ginny, Luna tidak sengaja menangkap asrama Slytherin. Ia melihat bahwa Draco sedang menatapnya.

Setelah itu, Draco sedikit menyeringai. Lalu mengucapkan kata tanpa suara, "menara astronomi, 3 jam dari sekarang."

Luna mengerutkan kening tipis. Pertanda bahwa ia bingung. Ia paham apa yang di katakan Draco, tetapi ia bingung, mengapa Draco menyuruhnya untuk pergi ke menara astronomi?

Luna mengangguk dan tersenyum tipis dengan kaku. Ia masih sedikit bingung.

Tanpa tersadar, kebingungan itu membuat Luna melamun dan tidak menyentuh pudingnya sama sekali.

Padahal dia yang paling semangat tentang masalah puding tadi.

Ginny menyadarinya, dan ikut memandang apa yang Luna pandang. Lalu ia mengerutkan keningnya.

Luna sedang melihat ke arah meja Slytherin, terutama ke arah Malfoy?! Bloody hell.

Ginny menjentikkan jarinya di depan muka Luna. Yang membuat Luna terkaget lalu menoleh.

"Kenapa?" tanya Luna.

"Kau melamun. Jangan terlalu sering melamun saat malam hari, itu tidak baik." Ucap Ginny.

"Benarkah? aku baru tahu itu." Balas Luna.

Ginny tidak menjawab, tetapi selang beberapa detik ia bertanya, "apakah kau menyukai Malfoy?"

dengan spontan, Neville, Harry, Hermione, Ron, Serta Luna melihat ke arahnya. Terkejut.

Ginny yang di lihat seperti itu ---terutama tatapan Harry padanya--- tertawa canggung.

"Siapa yang menyukai Malfoy?" tanya Ron.

Ginny dengan cepat menggeleng. "Tidak. Tidak ada. Aku hanya bertanya." Jawabnya.

"Bertanya kepada siapa?" kini suara Hermione yang terdengar.

Ginny lagi-lagi tersenyum dan tertawa canggung. Selamatkan Ginny dari situasi ini!

୨⎯ ժׁׅ݊ÉյׁׅÀ ᥎꫶ׁׅυׁׅ⎯ ୧

Jam 10 malam.

Tidak seharusnya Luna berkeliaran malam-malam begini, tetapi apalah daya jika yang meminta adalah Malfoy.

Ia seharusnya sudah berada di alam mimpi. Walau bermimpi buruk terus menerus setiap ia mendapatkan mimpi.

Ia lebih suka jika ia hanya melihat kehitaman saja saat ia tertidur. Itu lebih baik. Tiada mimpi buruk, hidup pun menjadi tenang.

Luna berasa di teror terus menerus semenjak ia menyukai seseorang. Ia menyukai seseorang itu sejak tahun ke empat, dan sekarang ia sudah tahun ke lima. Yang dimana beberapa bulan lagi masuk tahun ke enam.

Hmm... berarti Luna sudah bermimpi buruk terus menerus tentang seseorang sejak satu tahun lalu.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, akhirnya ia sampai ke menara astronomi.

Lalu, Luna langsung melihat bayangan sosok pemuda laki-laki sedang memunggunginya.

"Draco? A-"

Belum sempat Luna menyelesaikan kata-katanya, ia langsung di potong oleh sosok pemuda itu.

"Telat 3 menit 14, 07 detik."

*✧・゚: *✧・゚

Déjà VuOnde as histórias ganham vida. Descobre agora