Jeno masih terpaku ditempatnya, ekor matanya mengikuti Jaemin yang berjalan masuk menuju ruang perpustakaan yang ada dikamarnya.
Jaemin membuka pintu ruangan itu lalu masuk ke dalamnya, setelahnya pintu kecoklatan itu kembali ditutup seperti semula.
Disana Jaemin sudah tersenyum senang, ia mendudukkan dirinya disalah satu kursi yang tersedia lalu menumpu tangannya diatas meja.
"Ah, sepertinya aku harus mulai membuat list bagian mana saja yang mau aku ganti dengan milikku ditubuh kucing nakal itu."
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Tubuh Jeno meremang saat merasa sensasi panas ditubuhnya, ditambah entah apa yang terjadi padanya tiba-tiba saja dirinya merasa napsunya memuncak tanpa aba-aba.
"Shit." Jeno mengeram, tangannya meraih remot ac milik Jaemin lalu menaikan suhu ruangan lebih tinggi lagi.
Ia membuka kancing kemejanya, membiarkan hanya kancing bagian bawahnya yang tersisa. Matanya melirik jam yang tertempel di dinding putih itu, lagi-lagi geraman terdengar dari bibirnya.
"Sialhh, ini lewat 5 menit setelah aku menelan obat itu!" Jeno merogoh sakunya, mengambil ponselnya yang ia letakkan disana.
Tubuhnya makin berkeringat, dengan kejantanannya yang mulai ereksi ditambah lubangnya yang terus berkedut seolah minta dimasuki.
"Jaemin gila, obat perangsang jenis apa yang ia berikan padaku?! Kenapa efeknya segila ini?!" Racaunya, sesekali ia mengelap dahinya yang berkeringat.
Tangannya bergulir mencari kontak Mark diponselnya, ia menekan tombol hijau disana, tak butuh waktu lama suara Mark mulai terdengar disana.
"Hello dude, how are you? Aku dengar Jaemin menjemp-"
"Jangan mengatakan apapun, Mark!"
"Aku butuh bantuanmu!" Potong Jeno dengan tangannya yang meremat kejantanannya dari luar celana.
"Kau kenapa Jen? Something wrong?!" Sahut Mark dengan nada khawatir. Jeno tak menyahut, ia mendongakkan kepalanya matanya mulai berair tak kuat menahan gejolak aneh di dirinya.
"Dude?"
"Mark! Apa arghh.. apa pereda obat perangsang?!"
"HAH?!"
Jeno mengeram rendah, ia meremat ponsel digenggamnya erat-erat.
"Jangan seperti keong! Cepat jawab aku, apa pereda obat perangsang?!" Sungut Jeno. Ia benar-benar sudah tidak kuasa menahan gejolak di dirinya.
"Ya tidak ada bodoh!" Sahut Mark yang terdengar kesal.
"Obat perangsang hanya bisa hilang kalau kamu mendapatkan kenikmatannya, itupun tergantung seberapa besar dosis perangsang yang kau minum! Memang siapa yang menelan obat perangsang?! Kau atau Jaemin?!" Sambung Mark yang terdengar panik dan juga kesal.
Jeno mengeram, tanpa berkata apapun ia mematikan sambungan teleponnya lalu meletakkan kasar ponsel itu.
Matanya melirik ke arah pintu coklat yang dapat diruangan itu, kalau tidak ada obatnya itu artinya obatnya hanya Na Jaemin.
"Na Jaemin sialan! Kau menghukumku gila-gilaan?!" Erangnya sambil mengusak surainya frustasi. Jeno tidak kuat, ia tidak bisa menahan gejolak panas di dirinya lebih lama lagi!
Jeno bangkit dari duduknya, mengabaikan kemejanya yang sudah berantakan. Ia bawa tungkainya menghampiri ruangan perpustakaan Jaemin dengan sempoyongan.
Kepalanya pusing, tubuhnya panas, ia butuh Na Jaemin!
Belum sempat Jeno mengetuk pintu itu, pintunya sudah lebih dahulu terbuka menampilkan Jaemin yang berdiri disana dengan tatapan datar ke arah Jeno.
Jaemin menaikkan sebelah alisnya dengan sudut bibir yang mengulum seringaian tipis, tangannya terlipat didepan dada.
"Wow wow, need my help, cattie?"
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
BYEE GAISS SEE YOU NEXT CHAPTER 😰😰🤫
Btw, mari kita berteman, yg mau follbackan juga skuyy