meja nomor 16

6 2 2
                                    

Dari 4 banjar 4 baris mengitari tiap meja berharap mendapat tempat strategis, kebetulan yang baik atau buruk kala nana mendapati meja nomor 16 berada di paling belakang pojok ruangan, membaca tulisan di samping namanya "zeharu jooan 9 c"

Meletakan papan bening yang di jepitkan pensil dan penghapus di atasnya kemudian menurunkan kursi dari atas meja untuk ia duduki, percaya diri sekali dirinya tak membawa buku untuk ia baca ulang.

Jam masi menunjukan pukul 6 lewat 37, masih sangat pagi menurutnya bahkan kawannya belum ada yang datang, nana terbiasa bangun pagi karna orang tuanya pun begitu, dari pada mendengar ocehan ibunya yang menurunkan mood lebih baik ia selalu pergi cepat cepat ke sekolah

Ia mengutuk keputusannya tak membawa satu pun buku, ponsel pun tak di perkenankan di bawa karna peraturan sekolah, maka yang bisa ia lakukan selagi menunggu kawan dan jam ujian dimulai ia meletakan kepalanya di meja dan berusaha kembali tidur.

___

Sayup sayup percakapan mulai mengusik ketidak sadarannya, perlahan indra menangkap sosok pria yang duduk disampingnya bersandar di tembok memejamkan mata, telinga tersumpal earphone berkabel berwarna putih tersambung pada ponsel di saku baju putih miliknya.

Nana mendecih, "bisa bisanya dia bawa hp" gumamnya,
Pandangan nya mengitar, mendapati sosok familiar ia memutuskan menghampiri kawannya

"dateng jam berapa lo" tanya menguar kala mendapati nana mendekat

"Setengah tujuh gila gue sendirian dari pagi di kelas ini, lo duduk di sini sama siapa" nana  bertanya matanya melirik nama yang tertulis di samping nama kawannya

"Septi tuh orangnya yang lagi di pintu"

Nana mengikuti tunjukan sabrina "Ooo"

"Na itu cowok yang duduk di sebelah lo ganteng banget anjrit tukeran duduk yuk"

"Enak aja! Udah enak gue dapet tempat di pojok"

"halah lo juga seneng kan duduk sama cogan" goda sabrina

"Iyalah cuci mata, sepet liat soal tinggal nengok samping langsung seger" nana menanggapi godaan kawannya sambil tertawa

"Anjir lo, eh dia bawa hp ya"

"Iya parah banget kan, ketauan pasti langsung di sita biarin aja" Nana yang merasa lelah berdiri kemudian duduk di samping sabrina

"Kasian banget audri di ruang 7 gada temen ngobrol hahahaha"

"Lah iya juga, ke ruang 7 ayo samperin" nana ber inisiatif karna kasihan juga kawannya itu

"Ngga lah mau belajar aja gue disini" sabrina membuka bukunya

"Dih yaudah lah mager juga gue, sini coba buku lo mau baca juga" keduanya membaca dengan tenang tak lama bel nyaring terdengar nana segera bangkit menuju kursinya

Nana menarik kursi sehingga decitan lantai mengusik pria yang tertidur di samping, ia duduk tanpa menengok ke arah nya sama sekali tanpa berniat mengucapkan sepatah kata pun, begitu pun zeha, ia kesal tidurnya terganggu dan hanya memandang sekilas si pelaku

Impresi awal yang buruk bagi keduanya, mereka sama sama tak pandai dalam memulai.

___

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

how we meetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang