Light in The Dark (Part VI)

Start from the beginning
                                    

"Ahh, padahal aku sedang menikmati alunan lagunya." kesal Danggu, melihat wanita-wanita itu turun dari panggung.

"Yang sedang kau nikmati itu lagunya atau wanita wanita itu?" Tanya Seo Yul, meledek.

"Astaga! Apa yang kau bicarakan Yul-a. Tentu saja lagunya. Tidak ada yang lebih cantik didunia ini kecuali Choyeon." Danggu membela diri sambil mengunyah hidangan ayamnya. "Kakak ipar, tolong bersihkan isi kepala Seo Yul. Tampaknya tidak bertemu Yun Ok membuatnya kehilangan akal." Sambungnya meminta pembelaan pada Jang Uk.

"Eoh, tenang saja. Begitu kita tiba di Daeho aku akan menyuruh Choyeon menceraikan mu." jawab Jang Uk dengan wajah datarnya.

"YYA! Bisa bisanya kau bicara seperti itu." ucap Danggu, wajahnya yang cemberut membuat siapapun merasa kasihan padanya. Namun hal itu malah mengundang tawaan Seo Yul.

"Qiáng zhōng zì, yǒu qiáng zhōng shǒu. Sekuat apapun seseorang, akan selalu ada yang lebih kuat." Pria tua itu membuka pertunjukannya dengan nada datar dan dalam. Gulungan perkamen ditangan kirinya hanya digenggam, dan tak dibuka. Sedangkan tengah kanannya digunakan untuk memetik senar guqin saat ia bercerita.

"Kudengar belakangan ini terjadi kerusuhan di Desa Ujung Selatan. Perampokan, pemerkosaan, perbudakan, bahkan ahli nujum sedang marak di kota tersebut. Hal itu membuat seluruh penduduk desa ketakutan, mereka tidak bisa keluar rumah, dan tidak bisa mengais rezeki. Terkisah, ada seorang ahli silat berpendidikan, ia sudah bertapa selama 50 tahun, dan memiliki kekuatan magis. Setelah mendengar berita itu, ia langsung menghampiri desa ujung selatan dan menyusun taktik untuk membasmi kejahatan yang ada disana tanpa pedang dan ilmu sihir. Berkat aksinya itu, ia dinobatkan menjadi 'Pria Dengan Cahaya Seribu Kebaikan'." Ungkap pria tua itu, nada bicaranya sangat lambat namun penuh tekanan. Walaupun pertunjukannya tidak sehebat pansori, tapi banyak pengunjung yang penasaran dengan ceritanya.

"Wah, pak tua, apa benar ia melawan penjahat tanpa pedang dan ilmu sihir?" tanya seorang pria yang sedang duduk di meja kedua dari depan.

"Tentu saja. Alam memberkatinya dengan ilmu dan kebajikan, setiap langkahnya dipenuhi dengan berkah dari langit. Bahkan walaupun ia sudah bertapa selama 50 tahun, kau tak akan mengira usianya setua itu. Karna wajahnya tampan seperti cahaya bulan purnama, tubuhnya keras dan tegap layaknya batu pualam, dan yang tak kalah mengejutkan adalah... dia keturunan dari keluarga Seo, namanya Seo Jin."

Ucapan terakhir pria tua itu membuat para pengunjung berbisik-bisik penasaran. "Tenanglah! Kalau kalian semua penasaran, kalian akan bertemu dengannya... Karna walikota kita, sudah menunjuknya sebagai menteri personalia. Kita akan diperlakukan secara adil dan setara. Tidak ada lagi penindasan! Yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin miskin! Hari baik itu akan tiba,"

"Baguslah!!!"

"Kalau begitu aku akan tenang."

"Semoga ia cepat datang!"

Entah itu cerita asli atau tidak, yang pasti para pengunjung bersorak kegirangan. Mereka melempar beberapa koin nyang ke mangkuk pendongeng, untuk mengapresiasikan kerja kerasnya. Seo Yul bangkit dari tempat duduknya, ia melemparkan sekarung kecil koin nyang pada pendongeng, lalu langkah kakinya keluar meninggalkan kedai Yeongwon.

🌱🌱🌱

Sulit untuk menyimpan bau bangkai, namun lebih sulit lagi menyimpan bau durian. Itulah perumpamaan yang terjadi di Kota Seoho. Kabar kedatangan menteri personalia yang baru menyebar secepat angin. Padahal baru dua hari yang lalu pendongeng itu bercerita, tapi sepertinya seluruh Kota Seoho sudah menantikannya.

Di kejauhan dari perbatasan Seoho, seorang pria muda dengan pakaian yang rapi dan gagah tengah dihadang oleh penyamun. Para penyamun itu tampaknya ganas, badannya tinggi besar, rambutnya yang panjang diikat keatas dengan kulit harimau kering, kumisnya yang panjang dan tebal menunjukkan liarnya mereka. Di tangan kirinya terdapat pedang bermata dua yang lebar, sedang di tangan kanannya memegang sekop bulan sabit yang biasanya digunakan untuk memukul, mengait, dan memotong musuhnya menggunakan teknik tempur dari tombak, trisula, pedang dan toya.

Alchemy of Souls 3 : Light in The Dark Where stories live. Discover now