Japan

39 8 0
                                    

Darla POV

Mungkin mereka pikir aku hanyalah gadis labil yg tak tahu harus berbuat apa dengan dunia. Sebetulnya terlalu banyak hal yg telah ku persiapkan jauh hari sebelum akhirnya aku berani menginjakan kakiku di sini.

Awalnya kehidupan berjalan dengan baik, sampai pada suatu perjalanan bisnis ke jepang sekitar 3 tahun yg lalu aku merasa ada sesuatu yg aneh. Pada malam-malam tertentu aku seolah melihat kilasan-kilasan kehidupan yg tak pernah kujalani sebelumnya.

Jalanan di musim semi, rintik hujan di sore hari, halaman sekolah dan masih banyak lagi yg kutemukan dalam potongan-potongan mimpi yg terpisah itu. Sering kali muncul seorang pria namun cahaya selalu menutupi wajahnya membuatku sulit untuk melihatnya. Setelah sekian banyaknya persiapan yg telah kulakukan, hari ini dan satu minggu ke depan adalah saatnya aku untukku mencari tahu tentang tempat-tempat yg selalu muncul ke dalam mimpiku itu.

***
Day 2

Kemarin aku hanya menghabiskan waktuku berjalan disekitar penginapan, rencananya hari ini aku akan mengunjungi sebuah sekolah yg kutemukan dalam mimpiku. Selama disini aku meminta bantuan seorang teman, teman yg kutemukan melalui sosial media tentunya. Namanya sabrina, dia seorang mahasiswi tingkat akhir di waseda university jurusan teknik informatika. Aku meminta bantuannya untuk mencari sebuah sekolah yg telah aku visualisasikan dalam bentuk gambar yg kubuat sendiri seadanya menggunakan aplikasi menggambar ib*s Paint Z.

Sabrina melambaikan tangannya ke arahku

"Hai! Maaf aku lama ya?" tanyaku pada sabrina

"Tidak kok, aku juga belum lama sampai. Oh ya aku sudah menemukan sekolah yg kamu cari darla" tutur sabrina seraya menunjukan sebuah gambar

"Sepertinya sekolah yg kamu maksud itu K-High School yg berada di shibuya" sambung sabrina lagi yg mencocokan gambarku dengan foto bangunan sekolah yg ia temukan

"Ah iya sepertinya sama!" Aku tersenyum lega 

Kami pun pergi bersama ke sekolah yg kucari itu, di sepanjang perjalanan kami membicarakan banyak hal tentang apa saja yg tengah kami temui di jalan.

***

Aku menatap bangunan sekolah itu dari luar, tiba-tiba saja kepalaku terasa sakit. Lagi-lagi aku melihat sebuah kilasan, kilasan diriku yg tengah tertawa dan berlari dari seorang murid laki-laki yg mengejarku. Sial! wajahnya masih samar.

"Darla? Kamu kenapa?" tanya sambrina sambil memegangi aku yg terhuyung karena sakit kepala yg baru saja kurasakan

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja" tuturku yg kembali  mencoba berdiri

"Apa kau yakin?" tanya sabrina yg terlihat cemas

"Iya, aku hanya seperti mengingat sesuatu" jelasku

"Ayo duduk dulu disana" ajak sabrina

Sabrina menyodorkan sebotol air mineral untukku minum

"Terimakasih, oh ya apa kita boleh masuk ke dalam?" tanyaku pada sabrina

"Entahlah aku tidak yakin, coba tunggu sebenatar biar ku cek dulu" sabrina meninggalkanku untuk mengecek apakah gerbang sekolahnya di kunci atau tidak

"Sepertinya kita bisa masuk, tapi mungkin hanya di sekitar halamannya saja" tutur sabrina yg kembali

"Kalau begitu ayo masuk" ajakku yg langsung bangkit

"Hei kamu yakin kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat loh" sabrina mencemaskanku

"Tenang saja aku baik-baik saja" ucapku

Ketika aku memasuki gerbang sekolah itu, rasanya aku baru saja melihat pemandangan ketika sekolah usai, dengan para siswa berjalan keluar gedung. Apa yg sebenarnya terjadi denganku? Padahal ini kali pertamanya aku mendatangi sekolah ini tapi kenapa rasanya aku begitu mengenal tempat ini.

Aku berjalan di depan mendahului sabrina dan tanpa sadar meninggalkannya jauh di belakang. Semakin masuk ke dalam semakin jelas aku mengingat hal-hal yg tak pernah ku lakukan sebelumnya. Tiba-tiba saja dadaku terasa sesak dan ingin sekali menangis, aku berjongkok di dekat pintu masuk sambil menutupi wajahku dengan tangan, aku menangis. 

Terdengar suara langkah kaki sabrina yg semakin dekat dan dia menyentuh bahuku, menanyakan keadaanku dan kenapa aku menangis. Tetapi aku masih belum bisa menjelaskannya pada sabrina karena aku pun tidak mengerti apa yg terjadi pada diriku sebernarnya.

Sabrina mengajakku duduk di tangga dan membiarkan aku menangis untuk sesaat sampai akhirnya aku merasa sudah cukup lega dan berhenti menangis.

"Tidak apa-apa, tidak perlu di ceritakan" tutur sabrina sambil menepuk bahuku

"Sebenarnya aku kesini karena belakangan ini aku seperti mengingat hal-hal aneh yg tak pernah kulakukan sebelumnya. Awalnya hanya mimpi tetapi makin kesini ingatan itu muncul dalam keadaan sadar, seperti tadi. Aneh, karena ini kali keduanya aku ke jepang. Sebelumnya aku ke jepang hanya 3 hari dan itu pun untuk urusan bisnis. Dan ini kali pertamanya aku menginjakan kaki di sekolah ini tetapi aku seolah pernah bersekolah di tempat ini, aneh bukan?" tanpa sadar aku bercerita panjang lebar pada teman baruku itu

Sabrina tersenyum, "Apa kau percaya tentang reinkarnasi?" tanya sabrina padaku

"Eh? Reinkarnasi? Entahlah, aku tidak yakin tentang reinkarnasi. Ya mungkin karena aku tidak pernah menemukan orang yg benar-benar mengalami itu, jadi aku tidak yakin"

"Kamu belum pernah ke tempat ini kan? tapi seolah kamu pernah bersekolah di disini. Kamu juga mengingat momen-momen yg sebelumnya tidak pernah kamu lakukan di kehidupanu saat ini, ku rasa ingatanmu itu tentang kehidupanmu di masa lampau" tutur sabrina

"Eh?" aku mengerutkan dahiku dan mencoba berpikir logis

"Mungkin dahulu kamu meninggalkan sesuatu di masalalu dan dirimu di masalalu menginginkan dirimu di masa depan untuk menemukan sesuatu yg kamu tinggalkan itu. Ku rasa itu cukup masuk akal" sambung sabrina

"Mungkin, bisa jadi. Kalau hanya sekedar ingatan tentang masa lampau tidak mungkin ditunjukan sedikit demi sedikit dan membuatku penasaran akan hal itu" aku mulai mencoba memahami alurnya dan logikaku memaksa untuk aku mendengarkan apa yg sabrina katakan.

***

Sejak hari itu, sabrina jadi lebih excited dibanding diriku sendiri setiap kali hendak pergi ke lokasi yg tengah kucari bersamanya. 

Tidak hanya sekolah tetapi aku juga menukan rumah yg sepertinya itu tempat tinggalku dahulu, tetapi bangunannya kini berbeda hanya lingkungannya saja yg terasa sangat dekat denganku. Setiap kali pulang berkelana mencari potongan diriku yg hilang itu, aku selalu menulisnya dalam buku harianku agar bisa lebih mudah menarik garisnya.

Hal yg paling ingin aku ketahui adalah siapa laki-laki yg selalu muncul dalam kilasan-kilasan ingatanku itu. Aku ingin melihat wajahnya dan mencoba mencari tahu tentang pria itu di kehidupanku saat ini. Aku berharap bisa segera menemukannya.

_____

_____

Those Eyes ~HIATUS~Where stories live. Discover now