Resign

81 7 0
                                    

Memutuskan untuk resign dari pekerjaan bukanlah langkah yg mudah untuk darla ambil. Namun beberapa tahun belakangan ini darla mengalami kesulitan untuk fokus dengan kehidupan yg di jalaninya. Terlebih lagi di tahun lalu, ibunya meninggal dunia karena penyakit kanker.

Darla adalah seorang anak tunggal yg telah lama ditinggal oleh ayahnya, sewaktu darla duduk di bangku kelas 2 SMP ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat saat hendak melakukan perjalanan bisnis.

Darla terlahir di keluarga yg berkecukupan, meskipun ayahnya meninggal. Hidupnya tetap berjalan dengan baik dan tidak sedikit pun kekurangan karena ibunya adalah seorang wanita karir dengan jabatan dan gaji yg cukup tinggi. Namun karena kesibukan kedua orang tuanya itu membuat darla kekurangan kasih sayang orang tua sejak kecil. Usianya mungkin terus bertambah namun jauh dalam dirinya masih tetap tinggal sosok gadis kecil yg menginginkan es krim, berlarian sambil memegang balon di tangan kirinya sementara tangan kanannya menggenggam tangan ayahnya. Sosok gadis kecil yg meminta ibunya untuk menyisir rambut panjangnya dan mengikatnya agar terlihat cantik.

Waktu terus berlalu, uang-uang yg terkumpul menjadi tak berarti lagi di mata darla. Apalah arti semua uang yg ada tanpa kehadiran kedua orang tuanya lagi.

***

Darla tengah merapihkan barang-barangnya ke dalam kardus, besok ia sudah mulai berhenti dari pekerjaannya.

Seorang rekan kerja yg cukup dekat dengannya menghampiri darla dengan wajah sedih

"Emang harus banget resign ya darl?" Tanya becca rekan kerjanya itu

"Hmm, pertanyaan lo udah gue jawab dari satu bulan yg lalu bec" Jawab darla dengan senyum

"Empat tahun lo kerja di sini cuma 2 kali lo izin karena nyokap lo masuk RS dan hari dimana nyokap lo meninggal. Terus tiba-tiba lo resign tanpa alasan yg jelas" Becca masih tak percaya dengan keputusan darla

"Bukan tanpa alasan bec, kan udah gue bilang gue mau jalan-jalan mumpung gue masih idup masih sehat" Jelas darla

"Jalan-jalan kan gak perlu resign juga kali darl, bisa cuti woy cuti! Cuti lo gak pernah kepake sama sekali darlaaa" Becca geram

"Bec, kita udah ngobrolin soal ini ya bulan lalu" Darla menarik bibirnya membuat senyum datar sambil menatap becca

"Gue biasa kemana-mana sama lo tau. Mungkin iya masih banyak rekan lain tapi gue udah nyaman banget punya rekan kerja kaya lo tau." Becca menunduk

"Kan kita masih bisa berteman di luar kerjaan bec" Darla menepuk bahu becca

Suasana kantor sudah sepi, hanya ada becca dan darla di sana karena yg lain sudah pulang sejak tadi.

"Masalahnya tu di kantor gak ada yg kerjanya secepat dan setenang elu darla. Orang mungkin liatnya lu asik sama dunia lu sendiri, gak mau berbaur dan lain-lain tapi sebenernya kalo udah kenal lo orangnya asik buat di ajak deep talk. Ngomongin filosofi hidup, hal-hal sepele yg ada di dunia ini yg gak pernah kepikiran sama gue aja bisa muncul di kepala lo. Ah intinya gue masih pengen sesekali berangkat kerja bareng lu, mampir beli nasi uduk di belakang semanggi, beli sbux promoan di gedung sebelah, makan ayam geprek di kantin teteh. Nanti gue sama siapa kalo lo resign darla" Becca menutup matanya menangis

"Cup cup jangan nangis kan masih ada kak lisa, ada disya, masih banyak juga yg lain. Lo gak cuma main sama gue doang kali becca, lagian kita masih bisa meet up di luar" Tutur darla

"Iya tapi tetep aja gue lebih banyak bareng lu di banding sama mereka" Sahut becca lagi

"Ya udah yuk pulang, apa mau mampir ngopi dulu di tempat biasa?" Tanya darla

"Hmm ngopi dulu kali ya, lagian jam segini kan masih macet" Tutur becca

***

Mungkin becca dan darla baru saling kenal selama 4 tahun belakangan ini karena satu pekerjaan, tetapi sudah banyak hal yg mereka lalui bersama. Becca adalah yg pertama kali datang saat ibunya darla meninggal disusul dengan beberapa rekan kerjanya seperti kak lisa dan disya. Orang-orang ini yg membuat darla sulit mengambil keputusan untuk segera resign tapi pada akhirnya jalan hidupnya adalah sesuatu yg harus ia putuskan sendiri. Ia memantapkan diri untuk resign.

Mereka tiba di coffee shop di daerah senopati yg letaknya hanya 3 menit dari tempat mereka bekerja. Rupanya disana sudah ada kak lisa dan disya yg lebih dahulu datang untuk memberikan farewell party kecil-kecilan untuk darla.

Seperti biasa mereka memesan kopi favorit masing-masing dan beberapa camilan untuk menemani obrolan ringan hingga tiba pada point-point pertanyaan yg ditujukan pada darla.

"Lo sebenernya mau kemana sih darl?" Tanya kak lisa

"Iya gue masih gak paham kenapa lo harus resign, orang nyari kerja sekarang tuh susah tau darl" Disya menimpali

"Sya... Sebenernya dia gak kerja juga gak jadi masalah, duit peninggalan nyokap bokapnya banyak. Dia kerja kaya kita gini cuma buat iseng aja" Celetuk becca

"Iya bener! Dia mah orang banyak duit, lah kita kalo gak kerja duit dari mane" Sahut kak lisa

"Heh gak gitu juga kali! Emang lu pikir sekaya apa orang tua gue anjir kalo sekaya itu gak mungkin gue jadi pegawai kantoran kaya begini!" Sahut darla sambil menyeruput kopinya

"Ya abisnya lu bisa-bisanya tiba-tiba resign cuma buat jalan-jalan anjir!" Kak lisa menjitak kepala darla

"Ya gue kan punya tabungan kak, gak ngandelin uang orang tua gue aja. Gue udah itung living cost nya semua, cukup buat gue nganggur dua tahun kok" Jawab darla

"Anjir nih bocah! Heh hidup tuh gak semuanya bisa lu prediksi semudah itu. Gimana kalo ada pengeluaran tak terduga?" Tanya disya

"Ya gak apa-apa, itu udah termasuk sama pengeluaran tak terduga kok." Sahut darla yg membakar rokok keduanya

"Dah gini aja intinya lu mau ke mana?" Tanya becca

"Gue sih udah pesen tiket buat ke jepang minggu depan" Jawab darla dengan mudahnya

"Hah?" Pekik becca dan yg lain bersamaan

"Minggu depan? Cepet amat!" Sahut kak lisa

"Iya kan gw udah siapin semuanya dari 2 bulan yg lalu, mulai dari visa sampe tiket  pesawat ke swiss juga udah" Jawab darla

"Hah? Lu mau ke swiss juga?" Tanya becca

"Iya rencananya mau ke jepang, korea terus ke swiss" Papar darla

"Langsung?" Tanya disya

"Engga, besok cuma ke jepang seminggu terus ke korea seminggu. Abis itu pulang tuh ke indo dulu baru deh minggu berikutnya ke swiss"

"Rencana di swiss seminggu juga?" Tanya  becca

"Sebulan sih" Jawab darla

"Lu ngapain sendirian di swiss sebulan?" Tanya disya

"Mengupgrade diri gue mungkin" Sahut darla sambil sedikit tertawa

Becca dan lainnya menggelengkan kepala, mereka tidak bisa menebak sikap  darla. Ia memang selalu seperti ini, melakukan hal-hal yg tak terduga dan sibuk dengan isi kepalanya sendiri.

_______
_______

Those Eyes ~HIATUS~Where stories live. Discover now