PRM 25

256 24 4
                                    

Sudah seminggu setelah tragedi penembakkan Off dan juga Penyiksaan Gun. Gun baru sadar hari ini karena kondisinya terus naik turun, sedangkan Off sudah sadar 3 hari lalu. Off bahkan sudah dipindahkan ke Ruang Perawatan, sedangkan Gun masih harus berada di HCU sampai keadaannya benar benar stabil (1) Off tak henti hentinya menanyakan kabar Gun setiap harinya, dia benar benar khawatir akan kondisi Gun, walaupun Off yang tertembak akan tetapi kondisi Gun jauh lebih buruk lantaran komplikasi yang dia alami.

Hari ini Arm datang menemui Off, dia baru bisa menjenguk lantaran dia harus membereskan masalah tragedi kemarin. Tadinya Arm ingin menemui Gun lebih dahulu, akan tetapi Gun masih belum diperbolehkan untuk dijenguk bahkan Keluarganya belum boleh menjenguk. Saat ini Arm memiliki banyak pertanyaan di Kepalanya dan itu hanya bisa dihilangkan jika Arm menanyakan langsung pada Off.

Off sedang makan dengan dibantu oleh Tay, karena bahu Off masih lemah dia harus meminta bantuan pada Tay. Arm masuk membuat kedua Orang itu menyapanya dan menyuruh Arm untuk duduk di sebelah kiri Off. Arm duduk setelah memberikan Buah-buahan untuk Off dan Off menerimanya dengan senang hati, karena setidaknya Arm masih sedikit mengingat buah kesukaannya.

“Off, sebenarnya gua punya banyak pertanyaan.” Off berhenti mengunyah saat mendengar perkataan Arm. Dia tidak cukup bodoh untuk tidak mengetahui hal apa yang akan ditanyakan oleh Arm, sudah pasti ini semua tentang apa yang terjadi malan itu. Tay juga sama terdiamnya dengan Off, dia juga tahu apa maksud Arm, hanya saja dia takut Off akan menjadi lebih histeris lagi.

“White itu....” Off menggumamkan nama White dan itu sudah cukup untuk meberitahu Arm kalau Off memperbolehkannya untuk bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

“Ada sesuatu diantara kau dan White bukan?” tanya Arm yang membuat napas Tay tercekat, dia membayangkan apa reaksi yang akan ditunjukkan pada Arm setelah mengetahui sebuah kebenaran yang jelas akan mengejutkannya pasti.

“Dia Kekasihku,” jawab Off sambil mengelus gelang yang masih melingkar sempurna di pergelangan tangannya, gelang Aniversery pertama OffGun.

“Dia apa?” tanya Arm untuk memastikan, karena dia merasa dia seperti salah dengar.

“Dia Kekasihku,” ulang Off sambil menatap Arm lamat lamat.

Arm tidak dapat menutupi keterkejutannya. Matanya melotot, Mulutnya ditutup tangannya sendiri. Fakta yang dia dengar dari mulut Off hari ini jelas mengejutkannya hingga tidak lagi bisa berkata-kata, terlalu tiba tiba untuk dia mendengarnya.

“Mungkin saja seharusnya kami sudah menikah bukan seperti ini.” Off menundukkan Kepalanya. Mengingat malam itu dimana dia dan Tay merencanakan Pertunangan mereka kembali membuat Hatinya semakin sakit.

“Jadi, Cowo yang lo bahas di Pesta gua itu White?” Off tidak menjawab, rasanya sangat tidak nyaman mendengar Kekasihnya kini menjadi White Patthiyakorn.

“Gun, namanya Gun, tapi gak tau gimana ceritanya dia bisa jadi Patthiyakorn,” sahut Tay setelah tahu jika Off tidak akan bicara lagi.

“Kata Off, Gun pernah bilang kalo lo itu Sahabatnya, mungkin lo tau sesuatu?” tanya Tay yang membuat Arm terdiam beberapa saat, sedang berpikir apa yang bisa dia kasih tahu, karena jujur saja dia tidak tega melihat Off seperti ini.

“Gua ketemu Gun dikampus, waktu gua lagi jadi Asisten Dosen sebulanan. Gun gak punya temen sama sekali dan sesekali dia bisa dateng ke Kampus dan pihak Kampus minta gua buat ngawasin Gun karena kondisi Gun itu buruk banget pas dia awal awal Kuliah. Akhirnya kita deket, dia gak terlalu banyak ngomong sih, tapi dia cuman sering bilang kalau dia bingung karena dia selalu ngerasa rindu, ngerasa sedih, dan ngerasa kehilangan, mungkin itu buat lo Off,” jelas Arm, “sampai akhirnya Gun ketemu Claire, itu sebenernya gak mudah bahkan Claire berkali kali ditolak mentah mentah, gua bahkan mikir Gun gak suka cewe, tapi akhirnya setelah hampir satu tahun Gun luluh, awalnya dia ragu karena Kondisinya kaya gitu nungkin akan susah jaga Claire, tapi Claire gak peduli sampai akhirnya sekarang mereka Tunangan,” lanjut Arm yang membuat Off menatapnya tajam.

Pliss! Remember Me (END)Where stories live. Discover now