"Lima menit lagi, jangan bangun dulu"

Apakah ini suaminya? Apakah ini mimpi? Ada apa dengan Xiano? Pipi Gladis sudah panas sekali, hingga pipinya merah merona karna tingkah suaminya.

"Aduh kak, aku kebelet mau buang air kecil" alibi Gladis, ia tidak mau ketahuan pipinya sudah memerah karna tingkah Xiano.

"Yaudah, sekalian mandi" ucap Xiano.

"Iya, kak" jawab Gladis langsung meninggalkan Xiano yang masih memejamkan matanya karna masih mengantuk.

Gladis keluar dari kamar mandi sudah siap dengan seragam sekolahnya. Seragam khusus untuk yang ikut ekskul biola.

"Aku buatin sarapan ya kak, mau makan apa?" Tanya Gladis sembari menyisir rambutnya dan mengikat rambutnya ala buntut kuda.

"Mau roti aja, tapi dipanggang ya" jawab Xiano bersiap untuk mandi.

"Oke," ucap Gladis sembari berjalan ke arah dapur untuk membuatkan sarapan sesuai keinginan Xiano tadi.

Xiano sudah keluar dengan baju basket timnya. Betul! Xiano ikut ekskul basket, padahal ia kapten basket disekolahnya, dan bisa dibilang juga ia sudah mahir bermain basket, ia ikut ekskul untuk mengawasi Gladis.

"Ini kak, isinya coklat sama keju, soalnya cuma ada rasa itu" ucap Gladis memberi roti panggang untuk Xiano. Xiano kaget karna Gladis benar membuatnya, padahal tadi ia hanya mengarang.

"Cuma satu?" Tanya Xiano yang hanya melihat satu roti saja.

"Aku makan pakai sereal aja, lagi ga mood makan roti" jawab Gladis membuka kulkas dan mengeluarkan susu untuk kuah serealnya.

Candra dan Tika sudah pergi sejak jam lima subuh tadi, keduanya pergi keluar kota karna bisnis keduanya yang lumayan besar, dan banyak tawaran kerja sama untuk keduanya.

drtt drtt

Telepon Xiano berbunyi menandakan ada telepon masuk. Ia tau siapa yang menelpon, jadi ia langsung mengangkat sambungan teleponnya.

"Xi, rumah lo dimana? Tadi gue udah nanya Fero, terus pas gue samperin alamatnya katanya Xiano ga ada" ucap seseorang dari seberang sana.

"Ck, nanti gue sharelock, lo mau dateng pagi buta begini?" Ucap Xiano berdecak kesal, bisa-bisanya ada yang menganggu momen berduanya.

"Iya, temen gue dari sekolah lama gue seleb amat, susah ditelpon" ucap seseorang itu.

"Yaudah, nanti gue sharelock" jawab Xiano langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Kenapa kak? Mukanya keliatan kesel gitu" tanya Gladis yang melihat Xiano dengan tatapan malas setelah mematikan teleponnya.

"Engga, lanjutin makannya"

"Kak, aku boleh nanya ga?"

"Boleh, tanya aja"

"Kenapa banyak yang suka sama kakak? Sampai - sampai, kakak lewat aja disoraki gitu" tanya Gladis penuh penasaran.

Ini Gladis yang gimana apa gimana sih, dia nanya ke orangnya langsung? YAAMPUN GLADIS 😭😭

"Kenapa? Lo cemburu?" Bukannya menjawab, Xiano malah menggoda Gladis.

"Engga sih, soalnya aku juga banyak yang suka" jawab Gladis tak mau kalah.

"Siapa yang suka sama cewe pendek kaya lo?" Tanya Xiano membuat Gladis menatapnya malas.

Apa katanya? Pendek? Ga salah? Pendek-pendek gini pinter loh, batin Gladis bersombong diri, ia tak berani menyampaikan pada Xiano, bisa saja langsung ditubruk dengan prestasi Xiano yang tak kalah dengan Gladis.

XIANO ALFIPTO [HIATUS]Where stories live. Discover now