Hah.
—
Taeyong mampir ke Allo, selain untuk menyapa Jaehyun, juga karena dia ingin minum kopi.
Dia pastikan jepit rambut bertengger rapi di surainya—ah, ini jepit yang dia belikan untuk Jaehyun, yang mana Jaehyun kembalikan lagi padanya dan dia sudah berikan kado yang tepat untuk lelaki itu.
Oh, lihat siapa yang jadi donatur tetap Allo, dimana dia terima senyum manis Jungwoo menyapa dari balik kasir.
"Cowo lo nakal tuh, T" Seraya Taeyong sebutkan menunya, Jungwoo mendesis kesal seraya melirik sinis ke arah Jaehyun, "Tadi bawa anak SMA tiga biji mampir ke sini. Imbalannya foto bareng."
"Bukan gue yang ngajak, mereka yang ngekor."
"Kok bisa?" tanya Taeyong.
"Gatau deh, sampe tukeran nomor telfon—"
"Engga." Jaehyun langsung potong dengan panik, "Gausa bikin cerita yang engga-engga."
"Tapi gue bersyukur si, lumayan pelanggan gue jadi bertambah," dengan nada sedih, Jungwoo berikan struk belanja ke arahnya, "Cuma, gue kan mikirin perasaan lo ya, T."
Taeyong hanya tertawa geli mendengar drama dua manusia yang kini berada di belakang meja kopi, saling sorot tajam seakan siap
adu jotos.
Dasar.
"Ya, syukur deh kalo lo jadi makin laris," balas Taeyong, "Kalo Jaehyun jadi nyantol sama anak SMA ya mau gimana lagi, paling tar gue galau bareng lo."
"Iya, nanti lo telfon gue aja."
"Iya, nanti temenin gue minum, ya."
Jaehyun menghela nafasnya panjang, seraya tatap Taeyong penuh sendu karena bingung mau membantah bagaimana.
"Lo— bener-bener, ya." Jaehyun cuma gumam begitu dan kembali menuju mesin kopi, buatkan pesanan untuknya.
Ah, gemasnya.
Taeyong sudah diperbolehkan masuk ke area tempat Jaehyun kerja oleh Jungwoo, dan berhubung hari ini juga sepi—ada sekitar dua-tiga orang saja yang mengisi kafe—jadi, Taeyong tidak pikir dua kali untuk melewati pintu kecil yang setinggi pinggangnya sebagai partisi antara area karyawan dan pelanggan,
lalu dia peluk Jaehyun dari belakang.
"Cantik ga tadi anak-anaknya?"
"Gausah ikutan, deh."
Taeyong terkekeh gemas, dia eratkan pelukannya pada pinggang Jaehyun, yang mana langsung lelaki itu lepas.
"Bentar, panas. Takutnya tangan kamu kena."
Ah. Pipinya pasti merona sampai telinga. Dia sendiri bisa rasakan geli diperutnya dan otot pipi yang terus tertarik, memaksa untuk bentuk senyuman.
"Gue dijodohin juga dong, sama siapa gitu," kemudian Jungwoo menyela, "Kalian ga kasian sama gue harus nontonin kalian begini?"
Taeyong hanya mengedikkan bahunya.
"Sorry," ucap Taeyong singkat, dimana kemudian dia bergerak selangkah lebih jauh dari Jaehyun, "Omong-omong, Jaehyun ada libur ga?"
"Libur kerja?" tanya Jungwoo memastikan, "Ada, kok. Dua minggu ya, Je?" lagi, Jungwoo lirik Jaehyun untuk pastikan, "Ada anak part time baru yang gantiin."
"Oh, okedeh."
"Mau liburan kemana emang kalian?" Jungwoo picingkan matanya, dengan tangan terlipat di dada.
YOU ARE READING
CUPID'S | JAEYONG
Fanfiction[Genderswitch] [Romance] [Mature] "Where the arrow shots, there the love blooms" ••• Cupid Taeyong is on act but she took the nickname of being Aphrodite's heir quite too far. As, Psyche was supposed to be coupled with a targeted one, the same as ho...
intro: spring
Start from the beginning
