PJI Tapi aku kenal dia sebagai Jax, bukan Jaemin_- Yasudah sih, maafkan aku_-
JEN Ceritanya panjang Kalau ada waktu akan aku ceritakan
MARKLEE YAKKK JANGAN SOK SIBUK KAU
MARKLEE Kau di rumah Jaemin kan?
MARKLEE HEY JANGAN APA-APAKAN ANAK ITU ATAU KAU BISA HABIS DI TANGAN RENJUN!
Jeno mendelik sebal, siapa yang mau mengapa-apakan siapa?
PJI Haechanie sunbae tau gak sih kalau pacarnya itu gila dan menyebalkannya?
Grep. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggangnya, disusul dengan kepala Jaemin yang menumpu di pundaknya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Cattie, kamu mau balas dendam karena aku mendiami mu tadi, hm?" Tanya Jaemin tepat di telinga Jeno, membuat bulu kuduk Jeno seketika langsung meremang.
"Ja-Jaem, lepaskan," pinta Jeno. Alih-alih melepaskan, Jaemin malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jeno. Ia menghirup aroma tubuh Jeno, sepertinya pacarnya itu menggunakan sabun miliknya.
"Tidak, sebelum kamu letakan ponselmu dan tidur. Besok kita libur sekolah, aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat," ujar Jaemin.
Jeno ingin menyahuti ucapan Jaemin, tapi fokusnya teralihkan saat dirinya merasakan deruan napas Jaemin yang menerpa leher belakangnya membuatnya reflek memejamkan matanya.
Menyadari tak ada jawaban dari Jeno dan juga pemuda itu yang tak kunjung meletakkan ponselnya, akhrinya Jaemin yang bergerak. Ia meraih ponsel di tangan Jeno lalu meletakkannya di atas nakas yang berada di samping kasur.
Setelahnya, Jaemin kembali memeluk erat tubuh pacarnya itu, kali ini lebih erat lagi dengan kecupan kecil di tengkuk pacarnya itu.
"Tidurlah, ini sudah malam, cattie."
Jeno mengangguk, namun ia tak kunjung memejamkan matanya.
Jeno baru ingat, ada hal yang ingin ia tanyakan pada pacarnya itu.
