6. We'll Be Fine

26 4 0
                                    

Aku tersentak dan membuka mata. Jantungku berdegup kencang, berlomba-lomba memasok oksigen agar kesadaranku kembali seutuhnya. Nafasku tidak teratur dan mataku terasa panas hingga akhirnya meneteskan setitik air yang mengaliri pipiku.

Apa yang sebenarnya kulakukan hingga tubuhku terasa sekacau ini?

Lalu aku tersadar. Mimpi itu terasa nyata. Perjalanan panjang mengarungi memori yang sama sekali tidak kumengerti. Di kepalaku hanya terlintas ingatan mengenai seorang pria yang menemaniku, yang kemudian kukenali sebagai suamiku. Tapi wajahnya samar, aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas.

Air mataku semakin menetes ketika perasaan pilu dan hampa menyesakkan dadaku. Perpisahan dengan pria itu menyisakan sakit yang mendalam. Aku terisak, bertanya-tanya apakah ini perasaan yang harus dilalui ketika kehilangan sosok yang mewarnai hidupmu.

"Yein-ah?"

Kyung yang setengah terbangun menatapku khawatir

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Kyung yang setengah terbangun menatapku khawatir. Melihat keadaannya yang masuh sama persis seperti kemarin malam membuatku begitu lega dan langsung memeluknya erat-erat. Isakanku semakin menjadi-jadi. Membayangkan kehilangan dirinya saja sudah cukup membuatku lemas.

Meski aku yakin ia kebingungan melihatku menangis tanpa alasan yang jelas, Kyung tetap mendekapku erat dan mengusap kepalaku. Hingga tangisanku akhirnya mereda dan aku sudah bisa menceritakan apa yang terjadi di mimpiku.

Kyung menganggukkan kepala sambil mencerna ucapanku. "Jadi itu yang membuatmu menangis?"

Aku mengangguk sambil mengusap sisa air mataku. "Aku tidak tahu kenapa mimpi seperti ini muncul, aku bahkan tidak kenal siapa Byeol dan Baekhyun. Tapi, apa yang dirasakan Byeol saat kehilangan Baekhyun sangat membekas dalam diriku. Rasanya sangat menakutkan, aku tidak ingin mengingatnya lagi."

"Oh, seperti itu ya... Apakah kau setakut itu memikirkan aku yang tampan dan baik hati ini tiba-tiba pergi?" Kyung tersenyum menggodaku, sedangkan aku langsung menarik diri dan mendaratkan tepukan keras di bahunya hingga ia meringis kesakitan.

"Tidak lucu, Kyung. Jangan berpikir meninggalkanku terlebih dahulu. Sudah kukatakan jika kita berpisah maka aku yang memilih meninggalkanmu bukan kau. Putus maupun kematian."

Tawa renyah Kyung membuatku membalikkan badan merajuk. Tetapi seperti biasa, pria itu mengerti bagaimana cara membuatku tersenyum lagi.

"Jangan khawatir, aku tidak akan pergi tanpa seizinmu. Aku masih ingin dipakaikan skincare setiap malam sambil mendengarmu mengoceh tentang banyak hal. Bagiku itu sudah lebih dari cukup membuatku merasa hidup setiap harinya."

Ia memelukku dari belakang sambil membungkus tanganku, memberi usapan kecil pada jari-jariku untuk menenangkan perasaanku yang kacau.

"Aku takut Kyung. Mimpi itu terasa nyata, dan aku tidak ingin itu terjadi. Apakah aku harus pergi terapi agar mimpi itu tidak kembali lagi?"

A Night Walking on Memories | BBHTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon