Keputusan

14 3 0
                                    


KEPUTUSAN

"Jadi..." John tampak ragu untuk melanjutkannya.

"Apa?" jawab Sherlock dengan santai.

"Iya, bagaimana keputusannya?" John memastikannya pada Sherlock. Sudah 30 menit menunggu namun Sherlock belum berdiri dari kursi kesayangannya.

"Bukannya kau yang akan memutuskan?" mendengar jawaban Sherlock membuat John mendidih.

John mengerutkan keningnya, "Apa maksudmu?"

"Aku tidak pernah berkata aku yang akan memutuskannya." Balas Sherlock dengan santai.

Mendadak urat-urat tegang muncul di pelipis John ketika mendengar jawaban Sherlock.

"Kalau begini, seharusnya aku tidak mendengarkanmu. Kau sengaja menahanku."

"Aku tidak pernah menahanmu. Hanya saja kau terlalu percaya padaku." Sherlock tersenyum, "Lagi pula, apa yang bisa kita lakukan kalau kita tidak bersama-sama?"

"Aku bisa pergi ke bar, mencari wanita, dan mengajaknya berkencan." John menjawabnya dengan semangat.

"Itu tidak mungkin terjadi, mengingat kau tidak mempunyai daya tarik bagi wanita." Jawaban Sherlock membuat John menyipitkan matanya.

"Sudah cukup, aku tidak mau mendengarnya dari mulutmu." John menatap Sherlock sebal.

John membalikkan tubuhnya, membelakangi Sherlock.

Sherlock tersenyum tipis melihat kelakuan John. Sudah lama, mereka tidak bersantai seperti ini dan berdebat asal. Sherlock maju perlahan, mendekati John yang tengah fokus seraya menggerutu tentang dirinya. Tiba-tiba Sherlock tidak mendengar lagi gerutuan John.

John mendadak kaku ketika Sherlock memeluknya dari belakang. Serangan yang mendadak ini, membuat John semakin kesal.

"Lepaskan," suara John meninggi, menandakan dia benar-benar kesal dengan Sherlock

"Atau?" tentu saja, Sherlock membalasnya dengan bertanya kembali pada John.

John tersenyum lebar, sangat lebar membuat Sherlock menyadari bahaya. Belum sempat menghindar, John berhasil mengenainya. Dengan gerakan tak terduga, John menginjak keras kaki Sherlock, lalu memukul kepalanya dengan spatula yang ia pegang.

"Ini sakit." Sherlock memegang kepalanya kemudian menjauh dari John. Ia tidak ingin mendapatkan serangan kedua.

"Aku tahu." John tersenyum lebar membuat Sherlock mendengus sebal.

Sherlock duduk di kursi kesayangannya, sambal memandangi dapur. "Kau tahu jika kau tidak mau di sini, bagaimana kalau kita pergi menemui Greg?" Sherlock bertanya acuh pada John.

"Untuk apa aku bertemu Greg? Seharusnya kau mengajakku ke bar!" John berkata dengan frustasi.

Bunyi desis ketel air, membuat John menoleh ke arah Sherlock yang sedang tersenyum lebar sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kau memang tidak punya bakat untuk menjadi pria malam." John menggelengkan kepalanya, dan menuangkan air panas ke dua gelas berisikan kopi.

Sherlock kembali mendekati John.

"Jangan melakukan hal aneh, atau ketel ini akan melayang ke kepalamu." Ancam John.

Sherlock mengangkat tangannya. Menandakan menyerah. "Aku akan diam, sambil menikmati kopi yang kau buat."

"Sudahlah, aku sedang malas berdebat denganmu. Kau membuatku kesal. sungguh nasibku mempunyai teman sepertimu yang menahanku untuk bisa keluar mala mini. Aku merindukan pekerjaanku." John menggerutu.

"Tapi kau menyukainya."

"Ssssst!" John menyuruh Sherlock diam.

John kembali diam dan segera mengambil barang yang menjadi perdebatan mereka. Dua bungkus mie dengan rasa yang berbeda.

"Aku akan memasak. Aku membuatnya untuk diriku sendiri. Jadi kalau kau ingin keluar silahkan. Aku tidak peduli."

"Kalau begitu buatkan untukku juga."

"Sherlock!" John berteriak kesal. "Kalau begitu, dari tadi aku memasaknya! Sial!"

Di sore hari yang dingin karena hujan, John menggerutu di dapur sementara Sherlock bangun dari kursi, berjalan ke arah jendela dan mengambil biola kesayangannya. Di dapur, John memasak mie untuk mereka berdua dengan Sherlock memainkan lagu dengan biola kesayangannya.

FIN

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KEPUTUSANWhere stories live. Discover now