[I] Mengulik masalah.

28 3 0
                                    

Ini cuma fanfic ya guys. Maklum banyak banget kata-kata kotor/not safe for work, readers yang baik jangan diikutin ya! NO MINOR.

[✿⭐]

Tatapan Denji suram ketika melihat Yoshida. Ia memikirkan bagaimana nasibnya kedepannya, karena harus serumah dengan orang yang paling dibencinya se–jagad raya.

Denji membenci Yoshida bukan karena hal yang normal. Ia masih kesal dengan adanya Yoshida yang tiba–tiba datang lagi ke kehidupannya, padahal Denji sudah lama ingin melupakannya. Mau tak mau pula, mereka akan mengurus Nayuta bersama; yang membuat mereka harus bekerjasama.

“Ji, gue harus ngomong sesuatu sama lo,” Yoshida menengok ke kanan sofa tersebut, tempat Denji duduk. “Ini tentang lo dan gue. Gue harus ngelurusin sesuatu,”

“Ngelurusin apanya, anjing? Gak usah sokab, kita disini cuman sebates... uh, apa yak? Temen kerja lah! Saling kerjasama, kagak lebih, gausah berharap banyak, gue masih benci lu.”

“Gue tau gue salah–”

“Ya emang lu salah!” Denji meninggikan intonasinya diakhir kalimat. Matanya memunculkan aura kemarahan yang tak bisa Yoshida pungkiri, memang masih banyak rasa dendam dalam hati Denji. “Gak usah berlagak pahlawan, kapanpun, Yoshida, gue gak akan pernah bisa maafin lu!”

Sebenarnya, apa yang membuat Denji bisa se–begitu bencinya kepada Yoshida?

࣪⋆་ ˖ . ︶⏝︶⏝  ୨ ♡ ୧ ⏝︶⏝︶ . ˖ ་⋆ ࣪
Flashback.

Masa sekolah Denji akan segera berakhir. Ia sudah cukup puas apa yang dia dapatkan selama ini.

Sebenarnya, puas apanya?

Denji seringkali mengikuti tawuran antar—pelajar. Ia bolak–balik memasuki ruang BK dengan alasan yang sama; membolos, tawuran, dan sesekali perundungan. Tetapi bukan itu yang jadi masalah utamanya, baginya sendiri, Denji sudah cukup dengan segalanya yang diberikan oleh yang maha kuasa. Serumah dengan power, walau nilai pas–pasan, setidaknya dia masih punya keluarga.

Namun, suatu ketika, Denji memutuskan untuk tidak membolos pelajaran. Dan di pagi itulah, gurunya, memperkenalkan murid baru bernama

Yoshida Hirofumi.

Awalnya, nama itu menjadi asing bagi Denji. Parasnya dengan kulit pucat dan mata sehitam arang, surainya pun terlihat halus bagaikan bulu gagak. Saat pertama kali memperkenalkan diri, tatapan pria itu langsung tertuju pada Denji. Dan entah mengapa, sekujur tubuh denji langsung merinding.

Nama saya Yoshida Hirofumi. Biasa dipanggil Yoshida. Saya dari SMAN 4 Jakarta, salam kenal semuanya.”

Satu kelas hening sesaat. Sampai akhirnya, teriakan salah satu anak perempuan yang menggoda Yoshida dengan menanyakan status Yoshida, “Yoshida jomblo gak?” pertanyaan itu langsung terdengar seisi kelas dan sorakan menjadi ramai. Seisi kelas langsung tertawa, ada juga yang mengejek, sementara Yoshida hanya menanggapi dengan senyuman.

Berbeda dengan Denji yang tidak tertarik sama–sekali. Teman satu gangnya, sekaligus teman sebangkunya: Beam, terlihat cukup tertarik dengan Hirofumi. “Katanya dia ikut taekwondo, Ji. Coba bikin dia sokab, ntar kalo ada tawuran, bisa ikut.”

“Dih, ogah. Dia daritadi natep gue terus, njir! TBL, takut banget loh.” Denji memeluk tubuhnya sendiri, dan Beam tertawa terbahak–bahak mendengar jawaban Denji. “Pede aja kali elu mah, udah kenalan aja dulu!”

Babysitting! | Yoshiden.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora