Jaemin hanya berdehem dengan anggukan kecil di kepalanya. "Yayaya, demi pencitraanmu di depan orang tuamu aku rela jadi supir dadakan," sahut Jaemin dengan tawa kecil diakhirnya.

"Sudah ya, lanjut mengobrol di sekolah saja. Aku akan segera berangkat, bye Renjunie!" Ujar Jaemin yang dibalas deheman kecil oleh Renjun.

"Oke! Bye, Na!"

Setelahnya, sambungan telepon itu langsung dimatikan secara sepihak oleh Jaemin. Ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya sebelum kembali fokus memilih kunci kendaraan yang ingin ia bawa ke sekolah.

Ia menimang-nimang, mobil bermerk apa lagi yang harus ia bawa hari ini?

BMW? Lamborghini? Bugatti? Ferrari? Ia sudah pernah bawa semua itu ke sekolah kemarin-kemarin.

Seulas senyum merekah dibibirnya kala matanya menangkap kunci motor ninja miliknya. Kalau dipikir-pikir, Jaemin tidak pernah membawa motor ke sekolahnya, mungkin akan menarik kalau hari ini ia membawa motor ke sekolah.

"Lagipula, Renjun sudah tidak butuh tumpangan antar jemput, iyakan?" Gumamnya. Ia menutup kembali laci nakasnya lalu beranjak dari sana dengan kunci motor ditangannya.

Akhirnya, semua mobil mewah itu berhasil dikalahkan oleh sebuah motor sport yang dibeli Jaemin dengan uangnya sendiri.

Dan sepertinya hari ini Jaemin akan datang ke sekolah dengan aura yang sedikit berbeda.

Jeno melempar tatapan sinis ke arah Mark yang sejak tadi hanya melempar senyum kikuk sembari mengusap tengkuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno melempar tatapan sinis ke arah Mark yang sejak tadi hanya melempar senyum kikuk sembari mengusap tengkuknya.

Keduanya tidak datang bersama namun tak sengaja berpapasan di sini—area parkir sekolah.

Jeno melipat tangannya didepan dada. "Keterlaluan."

Mark menoleh sembari menatap Jeno bingung.

"Bisa-bisanya kau mempercayakan Jaemin untuk membawakku?! You so fucking crazy!" Omel Jeno sembari menarik kerah seragam milik Mark hingga membuat sang empu berjengit kaget.

Namun, alih-alih marah, Mark malah melempar tawa tak berdosa. Ia memegang tangan Jeno yang ada di kerah seragamnya seraya berkata, "maaf-maaf."

"Lagipula malam itu aku kan bawa motor, mana bisa membawa orang mabuk dengan motor?" Ujar Mark.

"Lagipula, karena Jaemin bersedia mengantarmu, aku dan pacarku jadi bisa menghabiskan beautiful night saat itu," sambungnya dengan senyum menjengkelkan yang terpantri di wajahnya.

Jeno mendelik sebal, ia melepas cengkramannya pada seragam Mark lalu memalingkan wajahnya.

Mark memang keterlaluan! Andai dia tau apa yang terjadi malam itu!

SWITCH! | JAEMJENWhere stories live. Discover now