HALO HAIII!
BAGAIMANA KABAR? SEMOGA SEHAT SELALU.
SELAMAT DATANG DI CERITA PERTAMA!
SEMOGA SUKA!
______________________________________
Seorang anak kecil berumur 4 tahun sedang meringkuk ketakutan di dalam kamarnya karena sejak 30 menit yang lalu tak henti hentinya ia mendengar teriakan dari kedua orang tuanya dan suara pecahan terdengar ke seluruh ruangan.
"Sampai kapan kamu akan seperti ini Stefano! Saya lelah dengan kelakuan kamu!"
"Saya melakukan hal ini karena kamu! Kamu duluan yang mengkhianati saya!"
"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG! DIA BUKAN SIAPA-SIAPA! DIA HANYA TEMAN KERJAKU STEFAN!"
Sang suami-Stefano yang tidak terima di bentak seperti itu akhirnya kembali mengambil satu gelas dan membantingnya dengan kuat hingga gelas itu pecah.
Sementara itu, bocah berumur 4 tahun itu kembali menangis mendengar suara pecahan itu dan kembali meringkuk sambil menutup mata dan telinga nya.
Tak lama kemuadian, seorang anak yang lebih tua 2 tahun dengannya itu masuk ke dalam kamar adiknya dan melihat adiknya yang sedang menangis sesenggukan.
Ia segera memeluk adiknya tersebut dan mencoba menenangkannya.
"Tidak apa-apa. Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja". Kata sang kakak memenangkan.
Si adik hanya mengangguk menuruti perkataan kakaknya.
Ini bukan yang pertama kali bagi mereka. Melainkan, sudah beberapa kali orang tua mereka terus bertengkar dengan hal yang sama karena keduanya sama-sama mempunyai emosi yang sulit tertahan dan pencemburu.
Selang beberapa waktu, Akhirnya kedua orang tua mereka memasuki kamar sang adik dan pemilik kamar tersebut mengeratkan pelukannya pada sang kakak dan menenggelamkan wajahnya pada leher kakaknya.
"Ita.. ikut bunda yah sayang?" Ujar wanita tersebut dengan lembut kepada si bungsu.
"Enggak mau bunda. Aku maunya sama kakak aja" ujar si adik yang masih setia menangis sembari memeluk kakaknya erat.
Sang bunda memberi kode kepada si sulung untuk memberikan adiknya ke dalam gendongannya.
Setelah sang ibu mengambil alih bocah berumur 4 tahun itu, ia segera membawanya keluar dari ruangan itu dan meninggalkan si sulung bersama sang ayah dalam ruangan tersebut.
"Nak. Kamu mau kan ikut ayah?" Tanya sang ayah kepada si sulung.
"Kalo aku ikut ayah, Adek juga ikut kan yah?" Tanya si sulung dengan tatapan penuh harapan kepada ayahnya.
Sang ayah hanya bisa menghela nafas. Ia tau. Pasti anak pertamanya ini akan sangat sulit meninggalkan adik kecilnya. Anak pertama nya ini sangat sayang kepada adiknya. Bahkan ketika sang adik masih berada di dalam kandungan, ia dengan sepenuh hati menjaga dan melindungi kandungan bundanya.
"Enggak sayang. Ayah minta maaf. Tapi ayah yakini, kita pasti akan memiliki hidup yang jauh lebih baik daripada ini" ujar sang ayah menjelaskan.
"Yah. Aku gak bisa bahagia kalo gak ada Adek." Ujar si sulung yang membuat ayahnya tertegun.
Setelah terdiam lama, Akhirnya Stefano (si ayah) memiliki ide agar anaknya kau ikut dengannya.
"Tenang aja nak. Kita akan mengunjungi adikmu kapanpun kau mau" ujar sang ayah kembali.
Seketika matanya berbinar mendengar ucapan ayahnya.
"Tapi kamu harus ikut ayah" lanjut Stefano
Ia pun menuruti ucapan sang ayah dan memeluk erat ayahnya.
"Kita akan pergi ke rumah baru kita malam ini. Ayah sudah membereskan barang-barang mu. Jadi kita tinggal makan malam dan segera pergi dari sini"
***
Setelah makan malam, ia dan anak pertamanya itu pergi ke rumah baru mereka.
Stefano Lionallegra. Adalah seorang pengusaha terkenal yang memiliki penghasilan yang sangat banyak bahkan tak terhitung. Nama perusahaan yang ia pegang adalah LION.N.V COMPANY.
Jadi jangan heran bila dengan mudahnya ia membeli rumah yang baru tanpa ada halangan apapun.
Kembali ke topik
Sebelum si sulung pergi meninggalkan rumah itu ia masuk ke kamar si bungsu yang terlihat sedang menangis.
Ia segera menghampiri adiknya dan memeluknya.
"Dek. Kakak bakalan tinggal sama ayah. Kita gak akan sama-sama lagi. Tapi tenang aja. Kakak bakal rutin ngunjungin kamu seminggu sekali atau bahkan dua kali. Yah?" Ujar sang kakak sembari mengelus lembut kepala adiknya.
"Aku gak mau jauh-jauh dari kakak. Aku gak peduli entah hidup aku susah. Asalkan sama kakak" ujar sang adik masih di sertai dengan air mata yang mengalir.
Setelah mendengar ucapan sang adik, ia pun ikut menitihkan air matanya.
"Maaf yah dek. Kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu. Tapi kakak yakin, kamu pasti bahagia kalo sama bunda"
Si adik hanya mengangguk.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, si sulung pun pergi meninggalkan rumah tersebut yang terdapat kenangan yang sangat indah dan buruk di dalamnya.
_____________________
Hai ges!
Makasih yah udah mau mampir
Lanjut gih!
Jangan lupa vomentnya!
Makaciii꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
YOU ARE READING
TWO XAVI
Teen FictionSeorang gadis yang harus menerima kenyataan pahit dan memikul beban sendirian. ______ Halo haiii Langsung baca aja deh yah.. Makasih udah mau mampir DISCLAIMER! CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SENDIRI. TIDAK ADA UNSUR MENYALIN KONSEP CERITA/PLAGIAT...
